Gue punya banyak akun email dan sosmed. Iya yang fake nya. Gue emang suka gitu. Dari kelas SMP gue bikin beberapa akun untuk tujuan yang macam-macam sih. Kadang kalau main game atau coba aplikasi itu ada limit untuk free user, kebanyakan untuk itu. Menghindari aplikasi berbayar. Kalo sosmed fake itu kebanyakan untuk game juga sih ujung nya. Soalnya gue tipe orang yang kalo di game, kepribadian gue jauh bedanya sama gue aslinya.
Gue ngga menyalahkan orang yang punya fake akun. Menjadi pribadi lain dari diri mereka dan menikmatinya. Tapi kali ini lain. Ada seorang yang punya akun facebook kedua. Orang itu cowok gue dulu.
Awalnya gue
ngga ngerti kenapa dia bikin akun facebook kedua-nya. Dengan foto yang masih
foto dia, bio masih bio dia, data pribadi masih data dia juga. Bedanya cuma di
akun itu dia ngga berteman sama gue.
Oke, sampai sini udah cringe.
Oke, sampai sini udah cringe.
Semua teman
seangkatannya tampaknya berteman di akun facebook-nya yang itu. Tapi kalau gue
tanya kenapa gue ngga di add, dia pasti selalu bilang kalau akunnya yang itu
udah ngga dia pake. Well, gue sama sekali ngga permasalahin hal itu dan
menganggap kalau itu privasi nya dia. As long as our real life relationship is
going well.
Tapi ternyata
ada sesuatu di akun itu. Sesuatu yang ngga pernah gue tahu bahkan ngga pernah
gue pikirin akan terjadi sama dia. Sesuatu yang akan mengubah pemikiran gue
tentang dia dan hubungan di masa yang akan datang.
Cowok gue ini
emang ngga terlalu pinter. Agak reckless to be honest. Jadi dulu dia pernah
buka akun keduanya itu di handphone gue. Dan bodohnya dia ngga logout sebelum
menyudahi mainan sosmed nya. Selang sekitar seminggu atau cuma beberapa hari,
gue buka browser dan nemuin page dimana akun itu belum tertutup. Dengan rasa
kepo yang luar biasa, gue pun scroll terus isi dari facebook nya yang itu.
Awalnya gue
cuma lihat di wall profil nya. Dan gue langsung nemuin beberapa hal aneh.
Memang sih gue ngga nemuin dia upload foto-foto terbarunya ke akun facebook
itu, tapi dia beberapa kali nulis status. Dan dilihat dari tanggal
postingannya, itu ngga jauh dari tanggal gue buka akun facebooknya. Yang
artinya dia masih aktif menggunakan akun tersebut. Dia juga di tandai di
beberapa post teman-temannya. Dan iya, mereka saling berbalas komentar.
Karena hal
yang gue temukan di wall nya begitu aneh. Gue udah mencium kebohongan yang
ternyata dia lakukan lewat akun itu. Akhirnya gue dengan tidak sopan membuka
inbox facebook di akun tersebut. Gue langsung lemas sih.
Gue belum
buka satu per satu. Tapi begitu lihat kalau tanggal mereka bertukar pesan masih
baru, gue langsung mengutuk dalam hati. Makin kurang ajar, gue pun membuka satu
persatu pesan dan scroll dari paling awal sampai ke pesan paling baru.
Cowok gue itu
saling bertukar pesan dengan seorang cewek. Dan mereka tampak dekat banget. Lama kelamaan lewat pesannya, mereka menunjukan kalau mereka itu pacaran. Ada bagian dimana si
cewek di pesan itu mengaku cemburu dengan perlakuan cowok gue yang kadang terlalu deket sama teman-temannya. Dan banyak banget
kata-kata 'sayang' atau 'I love you' yang terlontar dari kedua pihak.
Gue saat itu ngga sadar kalau ternyata gue diselingkuhi lebih dari satu tahun lamanya. Setelah baca semuanya, gue nangis. Iya nangis sejadi-jadinya. Gue ngga ngerti kenapa dia bisa ngelakuin ini ke gue. Gue merasa kalau gue udah cukup baik sama dia. Sebelum mengetahui hal ini, gue memang udah curiga sama cewek di pesan itu. Tapi gue ngga punya apapun untuk membuktikan kalau kedekatan mereka itu terlalu jauh..
Sampai pada
waktu yang gue kira sudah tepat, gue print chat yang menurut gue paling
menjijikkan dan ngasih kertas-kertas itu ke depan muka nya. Cowok itu masih
berusaha mengelak dan bilang kalau yang berbalas chat itu bukan dia, tapi
temannya. Jadi dia cerita kalau temannya itu suka sama si cewek, dan dia pinjam
akun facebooknya untuk chatting sama cewek itu. But no, I'm not gonna be that
donkey.
Teman yang
dia jadikan alasan udah punya pacar dan selalu nempel sama pacarnya. I think he
doesn't have time to love someone else and using my boyfriend's facebook account
to chatting with other girl!
Dan meskipun
sampai akhir dia masih terus berkata kalau itu bukan dia, gue ngga pernah
percaya. Logika nya begini, kalau kita dituduh melakukan sesuatu yang ngga
benar sama orang yang kita sayang, pasti kita akan melakukan segala usaha untuk
membuktikan kalau kita ngga salah kan? Dan untuk mendapatkan kepercayaan dari
orang itu lagi. But not with him. Once he said it wasn't him, he just pissed
off and don't talk to me for very long time.
If I were
him, I will call my friend and let her confessing that the one who chatting is
her, not me. Tapi yang dia lakukan cuma teriak-teriak dan berkata kalau
kedekatan gue dan sahabat cowok gue juga ngga wajar (eventho we never send kiss
emoji to each other, like he actually did to that girl).
Now I'm healed and I continue my life. Without him of course. But my life's better now. It should always be..
--D Ark R Ain Bow--