Ciao semuanya.
Pastinya tau banget dong kalo gue suka banget sama yang namanya nonton di bioskop. Ya iyalah cewek yang hobi fangirling ini selalu aja nyari sesuatu yang bikin dia sendiri diabetes.
Kali ini gue mau ngomongin bioskop The Premiere. The Premiere apaan sih? Bukan pemutaran film perdana ya. Tapi studio yang dibikin sama Cinema XXI yang studio nya lebih kecil. Dengan fasilitas bangku yang ngga seperti biasanya. Jadi bangkunya lebih panjang, lebar dan empuk. Bisa dijadiin tempat tidur juga dan disediakan selimut juga. Di studio ini terdapat tidak lebih dari 50 bangku setiap studio nya. Kecil banget emang. But this makes it looks more private.
Gue dapet voucher nonton gratisan dari event 1000 studio nya XXI. Gue berhasil nebak salah satu gambar bioskop yang ada di Jakarta (kebetulan itu bioskop kesayangan gue, Epicentrum XXI. Gimana ngga seneng coba!) dan dapetin 2 voucher nonton di studio Premiere.
Setelah lama banget gue pendem, akhirnya voucher nonton itu gue pakai untuk nonton film Robin Hood. Yang mau Spoiler nanti gue kasih XD
Trailer Film Robin Hood
Karena studio ini kecil banget, gue pun dateng jam 11 pagi cuma untuk beli tiketnya (a.ka tukerin voucher gue untuk jadi tiket fisik), karena takut ngga kebagian seat. Saat itu gue ngga kedapetan di bagian tengah. Tapi untungnya masih ada row C which is row tengah, walaupun di pinggir. Setelah gue ngeluarin voucher-nya, mba nya pun bilang kalo sebenernya gue bisa milih di tempat VIP, yaitu seat di tengah tapi paling atas. Gue sebetulnya pengen sih. Tapi gue ngga suka nonton di kursi paling atas. Kayak gimana banget gitu. Akhirnya gue tetep keep kursi di C1 dan C2. By the way gue beli tiket untuk pemutaran film di jam 16.50. Setelah beli tiket gue pun pulang.
Skip skiip ke pemutaran film.
Ini adalah kali pertama gue dan dia nonton di studio The Premiere. Kesan awal pas sebelum masuk studio sih okay ya. Karena studio nya dipisah dari studio yang reguler, kesan lebih privat nya lebih berasa. Dan tempat tunggunya juga nyaman karena kursinya juga banyak.
Ngga lama menunggu, ada petugas yang nyamperin kita satu-satu kalau studio 2 sudah dibuka dan kita sudah boleh masuk. Setelah masuk dan menempati kursi masing-masing, mereka menawarkan menu makanan dan minuman yang mereka jual di kafe The Premiere. Kalau kita mau pesan, nanti akan diantar sampai ke kursi. Karena gue tipe yang ngga terlalu suka makan banget kalo lagi nonton, gue pun ngga memesan apapun. Pertama gue kalo makan itu ngga fokus sama film (kecuali makan popcorn), kedua kalo gue makan banyak waktu nonton, bikin ngantuk hahaha.
Pertama, gue suka kursinya, lebih besar dan lebih empuk. Gue juga bisa meringkuk disana wkwk. Not forget to mention, kursinya bisa buat tiduran juga walaupun gue ngga memilih untuk tiduran (karena kaca mata gue pasti bakal protes kalo gue tiduran). But, I can't say that I like the smell. It smells like old guy just sitting on it for hours, and I can't comfortable with it. Sorry to say.
Kedua, mungkin karena gue ngga ikut nungguin pesanan datang makanya gue ngga terlalu suka kalau ada petugas yang bolak balik masuk keluar studio untuk antar makanan. Menurut gue itu mengganggu banget. Pintu keluar masuk nya ada di sisi dekat layar, studionya memang kecil, dan setiap kali pintu itu dibuka, cahaya dari luar masuk dan mengganggu mata.
Ketiga, petugas yang bolak balik juga bikin gue sedikit jengah karena film nya ketutupan. Like hey excuse me, I'm here to watch movie. Not to disturb by you guys.
Kempat, sepi woy. Ahahah. Iya jujur aja sih, karena studio nya kecil, penonton yang berinteraksi dengan film pun ngga kedengeran. Ngga seperti kalau kita nonton di studio reguler yang kalau ada adegan menegangkan atau apa pasti ada aja beberapa orang yang teriak atau apalah itu intinya mereka bereaksi dan berekspresi sama film yang diputar (kalo disini yang terdengar malah suara orang-orang makan). Mungkin karena kebanyakan penonton The Premiere adalah orang-orang yang bisa dibilang lebih tua dari penonton studio reguler ya, jadi mungkin teriak-teriak kayak gitu malah terkesan norak, atau mungkin emang jiwa gue yang norak XD.
The conclusion is, I would rather having the regular one. Belum lagi harga tiket The Premiere yang bisa 3 kali lebih mahal dari harga tiket reguler. Gue personally akan lebih memilih untuk beli tiket yang reguler dan nonton 3 film yang berbeda (film yang sama juga gapapa sih) daripada untuk nonton di The Premiere lagi.
Tapi sepertinya sih itu karena gue rada-rada childish juga kali ya. And I think nonton sambil tiduran itu mengganggu penglihatan gue yang berkacamata. Sama seperti gue yang lebih memilih nonton 2D daripada 3D karena kalau nonton 3D gue harus pakai 2 kacamata (BERAAT). Juga, gue lebih memilih untuk nonton film dan makan di waktu yang berbeda. Because both are different experiences.
Addio~
--D Ark R Ain Bow--
Skip skiip ke pemutaran film.
Ini adalah kali pertama gue dan dia nonton di studio The Premiere. Kesan awal pas sebelum masuk studio sih okay ya. Karena studio nya dipisah dari studio yang reguler, kesan lebih privat nya lebih berasa. Dan tempat tunggunya juga nyaman karena kursinya juga banyak.
Ngga lama menunggu, ada petugas yang nyamperin kita satu-satu kalau studio 2 sudah dibuka dan kita sudah boleh masuk. Setelah masuk dan menempati kursi masing-masing, mereka menawarkan menu makanan dan minuman yang mereka jual di kafe The Premiere. Kalau kita mau pesan, nanti akan diantar sampai ke kursi. Karena gue tipe yang ngga terlalu suka makan banget kalo lagi nonton, gue pun ngga memesan apapun. Pertama gue kalo makan itu ngga fokus sama film (kecuali makan popcorn), kedua kalo gue makan banyak waktu nonton, bikin ngantuk hahaha.
Terus gimana menurut gue?
Pertama, gue suka kursinya, lebih besar dan lebih empuk. Gue juga bisa meringkuk disana wkwk. Not forget to mention, kursinya bisa buat tiduran juga walaupun gue ngga memilih untuk tiduran (karena kaca mata gue pasti bakal protes kalo gue tiduran). But, I can't say that I like the smell. It smells like old guy just sitting on it for hours, and I can't comfortable with it. Sorry to say.
Kedua, mungkin karena gue ngga ikut nungguin pesanan datang makanya gue ngga terlalu suka kalau ada petugas yang bolak balik masuk keluar studio untuk antar makanan. Menurut gue itu mengganggu banget. Pintu keluar masuk nya ada di sisi dekat layar, studionya memang kecil, dan setiap kali pintu itu dibuka, cahaya dari luar masuk dan mengganggu mata.
Ketiga, petugas yang bolak balik juga bikin gue sedikit jengah karena film nya ketutupan. Like hey excuse me, I'm here to watch movie. Not to disturb by you guys.
Kempat, sepi woy. Ahahah. Iya jujur aja sih, karena studio nya kecil, penonton yang berinteraksi dengan film pun ngga kedengeran. Ngga seperti kalau kita nonton di studio reguler yang kalau ada adegan menegangkan atau apa pasti ada aja beberapa orang yang teriak atau apalah itu intinya mereka bereaksi dan berekspresi sama film yang diputar (kalo disini yang terdengar malah suara orang-orang makan). Mungkin karena kebanyakan penonton The Premiere adalah orang-orang yang bisa dibilang lebih tua dari penonton studio reguler ya, jadi mungkin teriak-teriak kayak gitu malah terkesan norak, atau mungkin emang jiwa gue yang norak XD.
The conclusion is, I would rather having the regular one. Belum lagi harga tiket The Premiere yang bisa 3 kali lebih mahal dari harga tiket reguler. Gue personally akan lebih memilih untuk beli tiket yang reguler dan nonton 3 film yang berbeda (film yang sama juga gapapa sih) daripada untuk nonton di The Premiere lagi.
Tapi sepertinya sih itu karena gue rada-rada childish juga kali ya. And I think nonton sambil tiduran itu mengganggu penglihatan gue yang berkacamata. Sama seperti gue yang lebih memilih nonton 2D daripada 3D karena kalau nonton 3D gue harus pakai 2 kacamata (BERAAT). Juga, gue lebih memilih untuk nonton film dan makan di waktu yang berbeda. Because both are different experiences.
Kalo gue sih tetap cintanya sama studio reguler. Kalau kalian, lebih memilih nonton dimana nih? Studio reguler atau the premiere??
Addio~
--D Ark R Ain Bow--
0 comment:
Posting Komentar
Come share to us !!