Minggu, 15 November 2020

Kabar baru Percy Jackson The Series di Disney+



Waah ini sih rasanya kayak angin segar nih buat fandom kesayangan kita semua.


Lihat gimana antusiasnya fans untuk film ketiga di kolom komen postingan gue yang ini : Percy Jackson 3 (Masih) Akan Dilanjutkan ini aja udah menggila. Apalagi fans di dunia!


Setelah sempat dikecewakan oleh adaptasi film Percy Jackson yang tabu banget disebut oleh fandomnya sendiri, akhirnya Percy Jackson akan mendapatkan adaptasi serial nya!! Dan kabarnya lagi, tiap buku akan dibuat tiap season yang berbeda. Jadi harusnya ada 5 season Percy Jackson.

Read more : Percy, Disney and Fox: Some Thoughts



Buat kalian teman-teman di Indonesia yang belum download dan subscribe Disney+ Hotstar, buruan deh. Biar ngga ketinggalan nanti pas series Percy Jackson tersayang kita tayang. Yaa walaupun kabarnya kemungkinan series ini baru akan tanyang di tahun 2022. Tapi worth to wait banget sih. Seengganya ngga seperti kemarin-kemarin, yang ini ada kepastian untuk menunggu.


https://screenrant.com/percy-jackson-disney-series-rick-riordan-release-update/


Dan, kabar baiknya banget juga adalah, Om Rick Riordan nanti nya akan pegang peran penting di per-naskah-an series ini. Dia dan istrinya akan bekerja sama dengan tim produksi. Jadi harusnya sih, cerita dan script nya ngga bakal se-ngaco film nya yaah. Semoga saja.


I know you guy are clamoring for Hollywood updates on #DisneyAdaptPercyJackson, and I get it! You guys started that hashtag on Twitter without me even saying anything last fall, and since then it has been really helpful to get people in the film industry to sit up and take notice that there is this thing called “Percy Jackson” and, huh, maybe it could’ve had a better adaptation. Who knew? So thank you for that. Your voice DOES matter.-- No News is No News, but We Keep Trying! | Rick Riordan

 

Buat kalian yang belum sempet baca selesai series Percy Jackson and The Olympian, buruan gih dibaca semuanya. Dan kalau yang belum sempet lengkapin koleksi kelima bukunya, tenang aja, berita baik lainnya adalah, penerbit novel Percy Jackson di Indonesia, Mizan Fantasi, punya kabar katanya tahun depan (2021), 5 novel series Percy Jackson akan dicetak ulang!! Percy Jackson Cetak Ulang | Mizan Fantasi


Gila gak sih? Double double gini!!!


Makin ngga sabar nungguin kaaaan??!!!

Menurut kalian siapa nih kira-kira yang cocok untuk peran di Percy Jackson The Series ini? Kalau gue sih tetep maunya Logan Lerman ambil andil sih. Menurut gue dia cocok berperan jadi Poseidon. But who knows? Semoga bagaimana pun nantinya, hasilnya bisa memuaskan yaah.




--D Ark R Ain Bow--


Rabu, 11 Maret 2020

Field Trip Drama


Hati perempuan itu unik ya. Bisa marah, kesal, bahagia, sedih, nangis, menyesal, cemburu, dalam waktu yang singkat aja. 


Yang penting adalah mereka didengarkan. Bukan diacuhkan atau dibiarkan tahu dengan sendirinya soal keadaan tertentu, karena biasanya kalau sudah ambil keputusan sendiri, mereka bisa aja ngga sadar dan ngga melihat logika lagi.

Gue punya satu cerita. Waktu di OSIS dulu, gue sempat dekat dengan salah satu cowok di organisasi yang sama. Kita adalah partner kerja yang baik. Kebetulan gue dan dia adalah dua orang yang paling berpengaruh di organisasi saat itu dan kita juga sudah pasti mau tidak mau harus menjalin komunikasi yang sangat baik.

Awalnya hubungan kita berdua agak canggung. Kita ngga berasal dari kelas yang sama. Bahkan jurusan kami pun berbeda. Sebelum tergabung di OSIS, gue sama sekali tidak kenal cowok ini. Apalagi pernah mengobrol atau dekat. Sama sekali tidak. Jadi kedekatan kami murni di saat organisasi bermula.


Ngga sulit untuk bisa dekat sama gue. Gue orang yang berani soalnya. Waktu itu cowok itu masih pemalu banget. Tapi lama kelamaan kami jadi lebih dekat dari seorang partner organisasi. Bukan berarti kami suka satu sama lain ya. Kadang suka kangen sih kalau udah lama ngga ketemu. Tapi bukan, hubungan kami ngga seperti itu.

Dia menganggap gue sebagai sahabat cowoknya. Iya karena menurutnya kepribadian gue yang unik dan sama sekali tidak mencirikan kepribadian cewek-cewek pada umumnya (at least itu yang dia pikir). Gue pun menjadi santai kalau sama dia. Ngga perlu khawatir dia akan gimana-gimana karena dia juga terkenal sebagai orang yang sopan dan lembut sama orang lain.

Mungkin kalau yang lihat teman-teman cowok, mereka ngga terlalu keberatan sama kedekatan gue dan cowok ini. Tapi kalo yang lihat cewek-cewek, beberapa kali gue merasa 'dilabrak' sama cewek-cewek yang termasuk fans cowok ini. Maklum aja, cowok ini cukup populer di sekolah karena salah satunya ya dia anggota OSIS yang aktif. Can you imagine two popular people in one circle?

Ngga sedikit fans cewek nya (yang kebanyakan adik kelas) bertanya penasaran sama gue. Apakah gue ini pacar dari cowok itu? Dan sampai capek pun gue selalu bilang kalau gue bukan pacarnya. Saat itu bahkan gue sudah punya pacar yang satu kelas dengan gue (walaupun ngga lama setelah menjabat anggota Dewan teratas OSIS, gue putus sama cowok gue).


Gue suka bingung, kalau orang yang beda jenis kelamin berteman dekat, selalu identik sama pacaran ya?

Singkat cerita, waktu itu ada school field trip ke luar kota. Salah satu destinasi yang ada di jadwal adalah pantai. Waktu itu gue sama sekali ngga berniat untuk main air. Karena gue paling malas antri bilasnya. Dan gue ngga terlalu suka berada di bawah sinar matahari kala itu. Jadi gue pakai jaket, di pantai.

Jaket yang gue pakai adalah jaket seragam yang dibuat sama satu kelas gue saat itu. Jadi jaketnya samaan, bedanya hanya ada nama kita di bagian depannya. Gue yakin kalian juga pasti punya deh.


Gue ngga main air, tapi bukan berarti teman-teman gue juga ngga main air. Mereka main air. Awalnya mereka ngga masalah gue ngga ikutan main air. Malah gue menjadi penitipan barang-barang yang ngga tahan air seperti handphone, jam dan lainnya. Tapi tiba-tiba teman-teman dari OSIS merasa gue harus masuk ke air. Gue panik dong. Gue melawan karena memang ngga mau. Tapi mereka terus memaksa. Cowok-cowok OSIS dibantu teman-teman sekelas gue yang lain memaksa gue untuk masuk ke air. Teman cewek gue mengambil barang-barang titipan dan yang cowok terus mendorong gue mendekat air (setengah digendong sih). Dan ya, empat orang cowok melawan satu cewek yang ukuran badannya jauh banget lebih kecil dari mereka. It's imposibble for me to win. Akhirnya gue masuk ke air dan basah. Masih bersama dengan jaket yang gue pakai sebelumnya.


"No way! Lo harus tanggung jawab. Gue ini orangnya gampang kedinginan. Pokoknya jaket lo gue pake!" Jerit gue saat itu kepada si cowok anak OSIS ini yang cuma nyengir aja lihat gue kebasahan di dalam jaket.

Kebetulan kita berada di satu bis yang sama. Dan disitulah dia memenuhi janjinya dan memberikan jaket seragam kelasnya kepada gue. Gue bilang, kalau jaket gue udah kering, dia bisa pakai lagi jaketnya. Dan bukan bualan, gue memang ngga bisa tahan sama dingin. Gue sangat gampang kedinginan. Akhirnya selama sisa field trip itu gue harus memakai jaket miliknya yang literally samaan seperti jaket anak-anak di kelasnya yang lain. Bisa bayangin dong kalau ada orang lain yang pakai jaket kelasan kalian padahal dia bukan anggota kelas kalian? Iya banyak banget yang melihat sinis ke arah gue. But I don't care! Daripada gue kedinginan.


Tiba di saat makan malam. Kami sudah berada di hotel yang disewa sekolah untuk acara itu. Ketika mau ambil makanan, gue merasa ada yang memperhatikan gue. Dan benar aja. Salah satu cewek dari kelas yang sama dengan pemilik jaket yang gue pakai ini dengan sengaja dan kentara sekali berusaha menyibakkan bagian depan jaket yang gue pakai untuk bisa melihat nama siapa yang tertulis disana. Sebenarnya gue berteman cukup baik dengan cewek ini, tapi saat itu dia mengobrol dengan gue dengan nada yang berbeda. Nada curiga yang sinis. Sinis banget. Apalagi setelah membaca nama di jaket yang gue pakai. Dia langsung buru-buru pergi dari gue dan (seperti) melapor pada temannya yang lain. Gue melihat itu dengan jelas. Dan gue mengenali kepada siapa dia melapor. Salah satu mantan pacar si pemilik jaket..



Gue menceritakan kejadian itu kepada seluruh sahabat gue setibanya gue di kamar. Dan mereka berkata kalau gue ngga usah terlalu ambil pusing soal itu. Karena kan gue punya alasan yang jelas untuk itu.

Tapi pada akhirnya, selama sisa field trip, gue (seakan) dimusuhi oleh seluruh anak-anak dari kelas itu (cewek-ceweknya sih). Karena setiap gue lewat di depan mereka, matanya selalu melihat sinis ke arah gue. Gue ngga tahu apa yang dilakukan cewek di makan malam waktu itu. Gue pun ngga mau berspekulasi. Jadi gue mencoba mengabaikan mereka begitu aja. I'm expert about this to be honest.






Setelah field trip, kegiatan sekolah berjalan seperti biasa. Kami belajar, bermain, jahilin guru, pacaran, cabut ke kantin. Tapi hari itu ada yang aneh. Ada sebuah pesan masuk ke handphone gue dari nomor telepon yang tidak gue kenal. So glad, pesan yang masuk langsung memberitahu dia siapa. Dan gue langsung terkejut. SEKAGET-KAGETNYA!


Gue ngga pernah mengobrol atau bahkan sekedar menyapa, tapi orang ini SMS gue. Dia cewek yang waktu itu. Teman seangkatan gue di kelas yang sama dengan pemilik jaket yang gue pinjam dan mantan dari pemilik jaket yang gue ceritain diatas.


Dia SMS dengan kata-kata yang sopan. Dia bilang ada sesuatu yang mengganjal yang ingin dia katakan pada gue. Saat itu dalam hati gue membatin 'ya, oke. Let's see what you gonna say, I bet it's about him all along.' Dan iya, setelah beberapa pesan basa basi yang sopan, dia mengutarakan tujuan utamanya mengirim SMS ke gue.

"Maaf ya safi, tapi gue cuma mau tanya. Bagaimana sih hubungan lo sama cowok itu? Sekarang dia pacaran sama lo ya?"


Again. Gue dikasih pertanyaan kayak gini. Jujur gue tuh merasa jengah banget setiap kali gue ditanya kayak begini. Gue punya beberapa orang teman cowok yang dekat sama gue. Jadi cowok ini bukan kasus pertama kalinya.

Gue pun berusaha sesopan mungkin untuk membalas kata-kata itu. Tapi ya, sesopan-sopannya gue, gue pasti to the point akhirnya.


"Lo cemburu ya waktu gue pake jaketnya di field trip kemaren?" Gue berkata langsung tanpa basa basi.


Dia pun menjawab "Hehe, iya sedikit."


Lalu gue pun menjelaskan awal mula kenapa gue sampai pakai jaket cowok itu. Alasan yang sama seperti yang gue ceritakan di atas sebelumnya.

Ngga lama kemudian, cewek ini pun mengerti. Dari kata-kata di SMS nya, dia sepertinya udah ngga salah paham lagi sama gue. Dan gue bersyukur akan hal itu. Udah terlalu banyak anak-anak cewek yang benci sama gue. Dan gue ngga mau nambah lagi.

Hari berlalu. Dan entah kenapa sejak si cewek itu SMS gue, kita jadi sering tegur sapa kalau ketemu di lorong sekolah. Sampai gue pernah bercanda untuk minta 'pajak jadian' sama cewek itu waktu tahu kalau dia udah punya pacar baru. Dan dikasih dong! Waktu itu gue dibeliin snack. Ngga langsung dikasih ke gue karena dia ngasihnya bertepatan sama acara sekolah dan gue sebagai anggota OSIS bertanggung jawab sebagai panitia untuk acara tersebut. Baru setelah adik kelas gue memberikan titipan si cewek, gue mencari dimana cewek itu duduk dan mengucapkan terima kasih secara langsung.


Kejadian itu sontak aja bikin sahabat-sahabat gue kaget banget. Mereka masih ingat betul kalau di field trip kemarin cewek itu melihat gue dengan tatapan seperti singa yang siap memangsa, tapi hari itu mereka melihat gue dan cewek itu seperti sahabat yang sudah lama kenal.

Sampai sekarang, kita masih komunikasi meskipun tidak se-intense teman dekat. Yaa, cuma sebatas follower IG sih. Sering like post dan coment.





--D Ark R Ain Bow--



Jumat, 14 Februari 2020

My Boyfriend's Secondary Facebook



Gue punya banyak akun email dan sosmed. Iya yang fake nya. Gue emang suka gitu. Dari kelas SMP gue bikin beberapa akun untuk tujuan yang macam-macam sih. Kadang kalau main game atau coba aplikasi itu ada limit untuk free user, kebanyakan untuk itu. Menghindari aplikasi berbayar. Kalo sosmed fake itu kebanyakan untuk game juga sih ujung nya. Soalnya gue tipe orang yang kalo di game, kepribadian gue jauh bedanya sama gue aslinya.


Gue ngga menyalahkan orang yang punya fake akun. Menjadi pribadi lain dari diri mereka dan menikmatinya. Tapi kali ini lain. Ada seorang yang punya akun facebook kedua. Orang itu cowok gue dulu.

Awalnya gue ngga ngerti kenapa dia bikin akun facebook kedua-nya. Dengan foto yang masih foto dia, bio masih bio dia, data pribadi masih data dia juga. Bedanya cuma di akun itu dia ngga berteman sama gue.


Oke, sampai sini udah cringe.


Semua teman seangkatannya tampaknya berteman di akun facebook-nya yang itu. Tapi kalau gue tanya kenapa gue ngga di add, dia pasti selalu bilang kalau akunnya yang itu udah ngga dia pake. Well, gue sama sekali ngga permasalahin hal itu dan menganggap kalau itu privasi nya dia. As long as our real life relationship is going well.

Tapi ternyata ada sesuatu di akun itu. Sesuatu yang ngga pernah gue tahu bahkan ngga pernah gue pikirin akan terjadi sama dia. Sesuatu yang akan mengubah pemikiran gue tentang dia dan hubungan di masa yang akan datang.


Cowok gue ini emang ngga terlalu pinter. Agak reckless to be honest. Jadi dulu dia pernah buka akun keduanya itu di handphone gue. Dan bodohnya dia ngga logout sebelum menyudahi mainan sosmed nya. Selang sekitar seminggu atau cuma beberapa hari, gue buka browser dan nemuin page dimana akun itu belum tertutup. Dengan rasa kepo yang luar biasa, gue pun scroll terus isi dari facebook nya yang itu.


Awalnya gue cuma lihat di wall profil nya. Dan gue langsung nemuin beberapa hal aneh. Memang sih gue ngga nemuin dia upload foto-foto terbarunya ke akun facebook itu, tapi dia beberapa kali nulis status. Dan dilihat dari tanggal postingannya, itu ngga jauh dari tanggal gue buka akun facebooknya. Yang artinya dia masih aktif menggunakan akun tersebut. Dia juga di tandai di beberapa post teman-temannya. Dan iya, mereka saling berbalas komentar.


Karena hal yang gue temukan di wall nya begitu aneh. Gue udah mencium kebohongan yang ternyata dia lakukan lewat akun itu. Akhirnya gue dengan tidak sopan membuka inbox facebook di akun tersebut. Gue langsung lemas sih.


Gue belum buka satu per satu. Tapi begitu lihat kalau tanggal mereka bertukar pesan masih baru, gue langsung mengutuk dalam hati. Makin kurang ajar, gue pun membuka satu persatu pesan dan scroll dari paling awal sampai ke pesan paling baru.


Cowok gue itu saling bertukar pesan dengan seorang cewek. Dan mereka tampak dekat banget. Lama kelamaan lewat pesannya, mereka menunjukan kalau mereka itu pacaran. Ada bagian dimana si cewek di pesan itu mengaku cemburu dengan perlakuan cowok gue yang kadang terlalu deket sama teman-temannya. Dan banyak banget kata-kata 'sayang' atau 'I love you' yang terlontar dari kedua pihak. 

Gue saat itu ngga sadar kalau ternyata gue diselingkuhi lebih dari satu tahun lamanya. Setelah baca semuanya, gue nangis. Iya nangis sejadi-jadinya. Gue ngga ngerti kenapa dia bisa ngelakuin ini ke gue. Gue merasa kalau gue udah cukup baik sama dia. Sebelum mengetahui hal ini, gue memang udah curiga sama cewek di pesan itu. Tapi gue ngga punya apapun untuk membuktikan kalau kedekatan mereka itu terlalu jauh..


Sampai pada waktu yang gue kira sudah tepat, gue print chat yang menurut gue paling menjijikkan dan ngasih kertas-kertas itu ke depan muka nya. Cowok itu masih berusaha mengelak dan bilang kalau yang berbalas chat itu bukan dia, tapi temannya. Jadi dia cerita kalau temannya itu suka sama si cewek, dan dia pinjam akun facebooknya untuk chatting sama cewek itu. But no, I'm not gonna be that donkey.

Teman yang dia jadikan alasan udah punya pacar dan selalu nempel sama pacarnya. I think he doesn't have time to love someone else and using my boyfriend's facebook account to chatting with other girl!

Dan meskipun sampai akhir dia masih terus berkata kalau itu bukan dia, gue ngga pernah percaya. Logika nya begini, kalau kita dituduh melakukan sesuatu yang ngga benar sama orang yang kita sayang, pasti kita akan melakukan segala usaha untuk membuktikan kalau kita ngga salah kan? Dan untuk mendapatkan kepercayaan dari orang itu lagi. But not with him. Once he said it wasn't him, he just pissed off and don't talk to me for very long time.


If I were him, I will call my friend and let her confessing that the one who chatting is her, not me. Tapi yang dia lakukan cuma teriak-teriak dan berkata kalau kedekatan gue dan sahabat cowok gue juga ngga wajar (eventho we never send kiss emoji to each other, like he actually did to that girl).



Ya, you can say I've been stupid. He's my stupidity. But for real, love is blind, man. Nobody could really choose to who they would fall in love and do some stupid things because of it.

Now I'm healed and I continue my life. Without him of course. But my life's better now. It should always be..




--D Ark R Ain Bow--