Jumat, 29 Desember 2017

PARAMORE After Laughter Tour Concert | JAKARTA 2018



Natal 2017 kali ini sangat spesial dengan adanya announcement dari official account-nya Paramore.

Dari sekian banyak jadwal konser tur album kelima mereka (After Laughter), akhirnya mereka menambahkan jadwal konser untuk Indonesia, di Jakarta pada 16 Februari 2018 mendatang.

Dalam tur kali ini, Paramore sekalian merayakan kembalinya Zac Farro nih ke band. Setelah sebelumnya dia memutuskan untuk meninggalkan Paramore di tahun 2010 bersama saudaranya. Jadi formasi Paramore saat ini adalah Hayley Williams, Taylor York, dan Zac Farro.



Dua hari setelah pengumuman, promotor konser mereka di Jakarta--Sonic Live Asia--pun mengumumkan informasi tiket dan harganya. Penjualan tiket dilakukan pada tanggal 29 Desember 2017 dengan harga 1,5jt untuk Festival A dan 1,25jt untuk Festival B. Satu hari sebelum penjualan tiket resmi, tiket early bird atau presale pun dibuka. Dengan harga 1jt untuk Festival A dan 850rb untuk Festival B, mereka hanya menjual 2.000 tiket di early bird. Jadi yang dapat ya yang beruntung udah regist di waktu mereka belum buka penjualan presale tiketnya.

Untuk cek tiket silakan klik disini



Ohya konser nya akan digelar di ICE BSD, Tanggerang Jawa Barat.

Dan diantara banyak banget orang, gue pun berhasil mendapatkan tiket early bird!!!

Setelah itu pun gue bisa bernafas lega. Tinggal nunggu info kapan penukaran tiket dan segala macemnya. Semoga aja konser Paramore tahun depan bisa berjalan dengan lancar dan mereka ngga kapok untuk balik lagi konser di Indo.

Kamis, 02 November 2017

There's A Reason - Konomi Suzuki (Soundtrack No Game No Life: Zero | 2017)


Seperti biasa, setelah memposting review ber-spoiler dari film nya (disini), gue sekarang akan membahas lagu soundtrack dari Movie Anime No Game No Life: Zero.

Main song di film ini adalah sebuah lagu dari penyanyi Konomi Suzuki dari album bertajuk Lead, judulnya There's A Reason.



Menurut gue lagu ini fit in banget sama film nya. Gini nih lagunya. Intronya itu loh, membius banget. Ditambah suaranya yang imut-imut gimanaa gitu.



Sekarang coba dengerin pas udah dimasukin ke dalam trailer nya ya.



Kalo nonton filmnya aja udah bikin baper, dengerin lagu ini juga bikin tambah baper loh. Entah kenapa ya akhir-akhir ini soundtrack kok pada bikin baper semua. Kalo di film ini sih jelas menceritakan kisah cinta tragis antara Riku-Schwi.



--D Ark R Ain Bow--

Rabu, 01 November 2017

No Game No Life: Zero | 2017


Masih pada inget duo bersaudara Sora dan Shiro kann??

Yupps bener banget

'Kouhaku--Blank'

Ngga kosong juga sih sebenernya. Dua saudara tidak sedarah Sora dan Shiro yang sudah berhasil mengembalikan kedamaian di Elkia ini sedikit sekali loh muncul di film terbarunya No Game No Life: Zero.


Film ini tayang di Indonesia mulai tanggal 25 Oktober kemarin. Dan gue langsung buru-buru nonton dong. Berhubung belum ada anime yang bertahan lama di bioskop selain Sword Art Online Ordinal Scale bulan Maret kemarin. Apalagi udah ada antrian film Fireworks, jadi harus gercep.

-----

Nah, kenapa gue bilang di film ini Sora dan Shiro cuma sedikit banget munculnya?

Karena film ini bercerita tentang sebuah sejarah Perang Abadi di Elkia 6.000 tahun sebelum era Sora dan Shiro dimulai.

Teto (Rie Kugimiya) dan Izuna (Miyuki Sawashiro) sedang bermain catur. Lebih tepatnya sih Izuna lagi menerima kekalahannya atas Teto. Lalu disitu Teto mulai cerita soal legenda yang sudah dilupakan orang-orang di Elkia namun tak bisa dilupakannya. Cerita tentang perang abadi bangsa Elkia 6.000 tahun lalu.



Dunia sedang dalam keadaan sangat memprihatinkan. Perang terjadi dimana-mana. Dan sebagai ras paling lemah, manusia hanya bisa kabur untuk bertahan hidup dari para ras lain yang saling melemparkan serangan.

Pemimpin bangsa Manusia, Riku (Yoshitsugu Matsuoka-doi juga pengisi suara Kirito) bersama dengan dua temannya sedang mengeksplor bagian dari reruntuhan yang ditinggalkan bangsa Dwarf. Tapi sayangnya salah satu dari mereka harus mati untuk menyelamatkan yang lainnya.

Di pemukiman, Corone (YĆ“ko Hikasa) sedang mengajarkan anak-anak menulis termasuk Nonna (Yuka Iguchi), anak dari Ivan (yang mati di reruntuhan bangsa Dwarf). Nonna emosi ketika Riku kembali ke pemukiman dan mengatakan kalau ayahnya meninggal dunia, telah memicu temperamen Riku yang langsung membuatnya frustasi. Ia merasa kalau perang ini tidak bisa dihentikan dan bangsa manusia hanya bisa menghindar untuk bertahan hidup. Sejak saat itu, Riku berkelana seorang diri.

Sampailah dia pada sebuah bagian yang diyakini adalah milik bangsa Elf. Karena selain tanah lapang itu, tempat sekitarnya telah hancur berantakan. Dan disanalah pertama kalinya Riku bertemu dengan seorang ex-machina.

Seorang ex-machina berbentuk robot perempuan ini menganalisa Riku lalu menciumnya. Ia mengatakan kalau dirinya ingin mempelajari cara kerja hati manusia. Namun Riku menolak, karena ex-machina tidak pernah bekerja sendirian. Kalau salah saja menyerangnya, para ex-machina lain akan datang dan menyerbu. Tapi ex-machina itu mengatakan kalau dirinya sudah tidak terhubung lagi dengan yang lainnya, artinya dirinya merupakan seorang ex-machina yang terbuang. Dengan tantangan permainan catur, ex-machina itu berhasil membuat Riku menyanggupi permintaannya. Riku membawa ex-machina tersebut ke pemukimannya.

Sebelum mengenalkannya pada orang-orang di desa, Riku meminta ex-machina itu menyesuaikan diri dengan kepribadian yang lebih manusiawi. Dia disuruh memilih sebuah nama yang manusiawi pula agar tidak aneh karena namanya berupa deretan angka-angka ordinal. Lalu ex-machina perempuan itu pun memilih nama Schwi (Shuvi--Ai Kayano). Riku sangat terkejut ketika Shuvi mengganti cara bicaranya menjadi sesosok yang sangat kawaii menurutnya.

Singkat cerita, semenjak Shuvi ikut dengan Riku dan mengatakan bahwa dia jatuh cinta pada Riku, mereka selalu berdua kemana pun mereka pergi. Riku sekarang menjadi lebih unggul dengan segala informasi yang diberikan Shuvi mengenai perang dan bagaimana cara menghentikannya.



Sampai akhirnya Riku melamar Shuvi. Saat itu Shuvi tidak menyangka dan menyangkal kalau mereka tidak mungkin bisa bersama selamanya. Shuvi hanyalah sebuah robot yang tidak hidup dan bukanlah manusia, Shuvi tidak bisa memberinya keturunan dan semacamnya. Bahkan Shuvi mengatakan kalau dirinyalah yang menghancurkan kampung halaman Riku, bangsa manusia. Namun secara mengejutkan, Riku berkata bahwa dirinya sudah mengetahui hal itu dan memilih untuk tidak peduli dan tetap mencintai Shuvi, lalu mereka memutuskan untuk menikah di hadapan kakaknya, Corone yang kini telah ditunjuk untuk memimpin bangsa manusia.

Setelah menikah, Riku dan Shuvi melanjutkan rencana mereka. Karena peradaban manusia telah diserang dan pemukiman sudah pindah, Riku memiliki rencana untuk menjadi 'hantu' dan menipu para bangsa lain untuk saling menyerang di benua lain yang jauh dari peradaban manusia yang selamat. Namun perlahan, tubuhnya mulai rusak akibat menelan terlalu banyak asap hitam. Ia terpaksa kehilangan sebelah tangan dan wajahnya pun terluka parah. Ia juga tidak istirahat dengan cukup.

Akhirnya Shuvi menyuruhnya untuk istirahat sehari penuh sementara dirinya menjaga Riku. Riku meminta Shuvi untuk menggenggam tangannya selama dia tertidur. Shuvi melakukan yang diperintahkan Riku. Namun setelah Riku terlelap, Shuvi meninggalkannya dan meneruskan rencana mereka seorang diri dengan mengambil alih senjata milik ex-machina untuk menghancurkan matahari sesaat setelah para bangsa lain saling melemparkan senjata mereka.



Saat itu Shuvi baru saja berhasil mengambil alih 1 unit dari 9 unit yang tersisa. Ketika seorang bangsa Elf Flugel tiba-tiba datang dan menyerang dirinya. Elf Flugel bernama Jibril (Yukari Tamura) itu menyerangnya habis-habisan sampai Shuvi terluka parah dan tidak dapat melawan lagi. Akhirnya terpaksa Shuvi menghubungi ex-machina lain untuk meminta bantuan. Tapi karena dirinya sudah menjadi robot ex-machina yang terbuang, pangkalan pun tidak mau membantu. Namun Shuvi terus mengirimi mereka sinyal bantuan dan mengatakan kalau dirinya telah berhasil memahami cara kerja hati manusia. Akhirnya pemimpin pasukan ex-machina menerima permintaanya dan segera mengirimkan bala bantuan dalam waktu 251 detik. Maka dalam waktu itu, Shuvi harus bisa bertahan dari serangan Jibril sampai mereka tiba.

Akhirnya bantuan dari pangkalan ex-machina tiba dan menyerang Jibril namun sayangnya, Shuvi tidak selamat. Tubuhnya hancur dan sama sekali sudah tidak berfungsi lagi. Sedangkan Jibril tubuhnya menjadi menciut karena serangan yang dilakukannya menghabiskan terlalu banyak energinya. Belum lagi serangan balasan dari bangsa ex-machina lainnya. Tapi dia tidak mati. Dan disini gue berusaha sekuat mungkin untuk ngga nangis di bioskop (karena gue nonton sendiri dan rada malu sih kalo nangis gada temennya) gue ngerasa ngga adil aja, kenapa Shuvi mati sedangkan Jibril ngga, padahal yang bermasalah itu Jibril.

Tepat saat itu Riku terbangun dari tidurnya dan menemukan kalau Shuvi tidak ada lagi disisinya. Ia didatangi oleh sorang ex-machina lain yang membawa pesan dari mendiang Shuvi. Riku sangat sedih karena Shuvi sudah mati. Namun ex-machina itu mengatakan bahwa para bangsa ex-machina yang lainnya akan membantu Riku dalam memenangkan perang ini. Lalu Riku melanjutkan rencananya bersama Shuvi dibantu dengan bangsa ex-machina.

Nah, klimaksnya nih, semua bangsa saling melemparkan senjata. Termasuk bangsa ex-machina. Sampai muncullah, sebuah kotak yang jika seseorang berhasil mendapatkannya, maka ia yang akan menjadi pemimpin Elkia. Riku sudah mempersiapkan diri untuk mengambilnya, namun dia ternyata tidak berhasil dan yang mendapatkannya adalah Teto. Disitulah ia percaya bahwa dewa permainan itu memang ada. Bahwa selama kecil ia tidak hanya membayangkan Teto.

Riku mati. Dunia ditata ulang. Dan Teto menambahkan beberapa peraturan permainan yang telah dibuat oleh Riku.

Latar kembali ke waktu dimana Sora dan Shiro sedang berlari menghampiri Izuna. Dan menurut gue percakapan mereka (sekali lagi) made my day!

Sora: "Izuna-chan, ternyata kau disana. Kau harus berhati-hati terhadap orang-orang jahat yang akan menculikmu." *sambil berlari lalu memeluk Izuna*

Izuna: "Seperti kau misalnya?"

Shiro: *Ikut memeluk Izuna* "Atau orang seperti aku."

Dan yah, Sora dan Shiro cuma muncul di epilog film ini.



Disini keliatan banget kalo si Riku itu mirip banget sama Sora dan Shuvi mirip banget sama Shiro. Pengisi suara untuk mereka berdua pun masih sama. Dan untuk yang lain juga begitu. Jadi semuanya kayak semacam reinkarnasi aja. Kecuali Jibril yang emang itu adalah dia yang sejak 6.000 tahun.

Menurut gue, film ini cukup bagus dan entertaining. Meskipun jujur gue agak kecewa karena emang Sora dan Shiro tidak banyak ambil bagian film ini. Gue pikir mereka akan muncul seengganya Teto ngasih tau ke mereka soal sejarah ini. Tapi ternyata engga.

Untuk kualitas gambar dan animasinya oke banget. Waktu perang dan ledakan-ledakannya juga oke. Tapi lagi-lagi menurut gue perang inti saat semua bangsa saling lempar senjata itu masih kalah dengan pertarungan Shuvi-Jibril yang logikanya itu cuma kecil aja kalo dibandingin perang semua bangsa. Tapi pertarungan Shuvi-Jibril divisualkan lebih baik daripada perang antar bangsa.

Jadi, gue cukup sekali aja deh nonton film ini. Yang penting udah melepas kangen sama Sora dan Shiro. Dan kisah Riku-Shuvi tragis banget. For me, this is around 3.5/5




Jaa ne~


--D Ark R Ain Bow--

Jumat, 20 Oktober 2017

24. Midst ~~ The Little You Know The Little Chance You'll Die


Left the conviction in the middle



"Err, kita harus mulai obrolan apa ya?" ucap Diva canggung.

Keadaannya memang sangat canggung. Atmosfer diantara aku, Keenan dan Doni juga memanas. Entah Diva yang bodoh atau memang kami bertiga sangat pintar dalam menyembunyikan kebencian darinya. Aku yakin sekali Doni sedang berusaha mengingat siapa Keenan. Dia terdiam lama sekali dengan raut wajah kebingungan. Aku tahu Doni dan Keenan tidak sering bertemu sebelum ini. Bagi Doni pun, kehadiran Keenan mungkin hanya sebagian kecil pemeran figuran yang melintas dalam kehidupannya. Tapi kurasa setelah hari ini, hal itu akan berubah.

"Kurasa aku harus ke mobilku. Aku meninggalkan beberapa cemilan disana." Ucap Doni tiba-tiba.

"Benarkah sayang? Bukannya kita sudah memakan semuanya di perjalanan kita kesini tadi?" ucap Diva.

"Aku harus memeriksanya." ucap Doni sambil beranjak dari tempat duduknya.

Doni terus berjalan keluar rumah tanpa menghiraukan tiga pasang mata yang terus memperhatikannya. Ia tampak begitu gugup, namun tampak begitu berusaha keras agar kami tidak menyadarinya. Aku tahu apa yang akan dilakukannya kira-kira. Dia akan memeriksa apakah mobilnya tidak ditempelkan gps dan alat sadap. Dan kemungkinan juga dia akan menaruh kedua benda itu ke mobil yang dibawa Keenan. Aku tahu betul jalan pikiran orang-orang seperti Doni.

Tidak menunggu lama, Doni kembali dari luar. Dia tidak membawa satu pun cemilan yang dikatakan sebelumnya. "Kau benar sayang. Ternyata sudah kita habiskan semuanya. Hahaha." ucap Doni ketika bergabung lagi bersama kami yang kini sedang menatap televisi untuk menghilangkan kesunyian.

"Kau selalu saja tidak percaya padaku." ucap Diva.

"Tapi aku mempercayakan masa depanku padamu Diva." ucap Doni sambil merangkul Diva dengan lembut.

Tanpa sadar, aku dan Keenan sama-sama sudah tidak memperhatikan layar televisi lagi. Kami memperhatikan keakraban Diva dan Doni di depan kami.

"Hey guys, I think you both dating each others too. Didn't you flirting to each other or something?" ucap Doni pada kami. Dia memang tidak seperti merasa terganggu karena kami memperhatikan mereka. Dia lebih seperti meledek kami berdua.

Diva tertawa. "Padahal kalian yang lebih lama pacaran. Kenapa kalian begitu kaku?" tambah Diva.

Aku merasa ada sesuatu yang normalnya harus kulakukan dengan Keenan saat ini. Dan yang menjadi standarnya adalah kedua pasangan baru ini. Tapi aku benar-benar tidak ingin melakukannya.

"Kau benar-benar tidak romantis, Keenan." ucap Diva.

'menurutku dia sangat romantis ketika kami bersama-sama mengeluarkan isi perut seseorang.' batinku. Tapi sial, aku cemburu melihat Diva sangat dekat dengan Doni. Rasanya aku ingin sekali membunuh Doni dan menjadikannya tujuh bagian untuk diedarkan ke ketujuh benua di dunia.

"Kapan kalian tepatnya mulai pacaran?" tanya Doni tiba-tiba.

"Sejak SMP! Luar biasa kan sayang!" Diva yang menjawabnya.

"SMP? Kalian satu sekolah ketika SMP?" tanya Doni lagi.

"Ya! Saat itu Keenan adalah kakak kelas kami. Reputasi Sher langsung melonjak tinggi ketika seisi sekolah tahu kalau dia berpacaran dengan kakak kelas." ucap Diva.

"Kau tahu banyak soal sahabatmu ya Diva." ucap Doni.

"Tentu saja. Sher adalah penyelamatku. Aku tahu segala hal tentangnya karena kami ini satu jiwa." ucap Diva. "Tapi ada satu hal yang tidak pernah kutahu, Sher."

"Apa itu?" tanyaku akhirnya seakan baru menyadari aku bisa bergabung dengan percakapan mereka.

"Cerita detail bagaimana kau dan Keenan bisa pacaran. Waktu itu kan aku sedang ada di rumah sakit. Tiba-tiba setelah aku kembali ke sekolah, sudah ada orang yang menunggumu setiap pulang sekolah." ucap Diva. "Kau hanya bilang kalau kalian bertemu saat terjadi insiden mati listrik yang mengagetkan satu cewek kelas kita sampai pingsan."

DEG. Jantungku berdetak keras satu kali. Kita harus menghindari topik pembicaraan ini. Ini akan sangat berbahaya kalau sampai Doni menyadari sesuatu dari memori saat itu.

"Kami berdesakan di barisan saat itu. Dan tanpa sengaja aku menabrak Sheerin sampai jatuh. Jadi kurasa itulah takdir kami. Dipertemukan oleh sebuah tabrakan." ucap Keenan mengejutkanku.

"Oh manis sekali. Kau tidak pernah mau ceritakan bagian itu padaku, Sher." ucap Diva.

"Harusnya kenangan itu hanya untukku sendiri, Diva. Itu adalah saat Keenan masih sangat manis." ucapku meyakinkan cerita bualan yang Keenan buat.

"Hehe, maaf kawan." ucap Diva.

"Oh tidak. Sepertinya kita harus pulang sekarang Diva. Aku kan sudah janji mau mengantar mamaku belanja." Ucap Doni tiba-tiba.

'oh come on Doni. Alasan mengantar ibu belanja itu sudah klise.' batinku.

"Benarkah? Kalau begitu kita tidak boleh terlambat." ucap Diva seraya bangun dari duduknya. "Aku pulang sekarang ya Sher. Jangan lupa kau harus masuk kuliah besok. Kalau tidak aku akan menyeretmu ke kelas."

Lalu mereka berdua pulang.

"Menurutmu dia ingat kejadian itu?" tanyaku pada Keenan ketika sudah kupastikan Diva dan Doni jauh dari rumahku.

"Bukan hanya ingat. Bahkan dia sadar kalau kita tidak bertabrakan di barisan." jawab Keenan tenang.


***

--Doni's POV--

"Kapan kalian tepatnya mulai pacaran?" tanyaku.

"Sejak SMP! Luar biasa kan sayang!" Diva yang menjawabnya.

"SMP? Kalian satu sekolah ketika SMP?" tanyaku lagi.

"Ya! Saat itu Keenan adalah kakak kelas kami. Reputasi Sher langsung melonjak tinggi ketika seisi sekolah tahu kalau dia berpacaran dengan kakak kelas." ucap Diva.

"Kau tahu banyak soal sahabatmu ya Diva." ucapku. Tapi dia sama sekali tidak menyadari bahwa aku juga satu sekolah SMP dengannya. Aku satu angkatan dengan Keenan.

"Tentu saja. Sher adalah penyelamatku. Aku tahu segala hal tentangnya karena kami ini satu jiwa." ucap Diva. "Tapi ada satu hal yang tidak pernah kutahu, Sher."

"Apa itu?" tanya Sheerin buru-buru seakan takut orang lain akan mengajukan pertanyaan itu sebelum dia.

"Cerita detail bagaimana kau dan Keenan bisa pacaran. Waktu itu kan aku sedang ada di rumah sakit. Tiba-tiba setelah aku kembali ke sekolah, sudah ada orang yang menunggumu setiap pulang sekolah." ucap Diva. "Kau hanya bilang kalau kalian bertemu saat terjadi insiden mati listrik yang mengagetkan satu cewek kelas kita sampai pingsan."

Diva benar-benar tidak tahu yang sebenarnya terjadi. Dia bahkan tidak tahu salah saatu teman sekelasnya keluar dari sekolah setelah insiden yang 'katanya' mati listrik itu.

Kukira dua monster ini akan terkena skak mat atas apa yang diucapkan Diva. Tapi mereka begitu licik. Bahkan bisa mengarang cerita dalam waktu sepersekian detik saja.

"Kami berdesakan di barisan saat itu. Dan tanpa sengaja aku menabrak Sheerin sampai jatuh. Jadi kurasa itulah takdir kami. Dipertemukan oleh sebuah tabrakan." ucap Keenan tiba-tiba.

"Oh manis sekali. Kau tidak pernah mau ceritakan bagian itu padaku, Sher." ucap Diva.

"Harusnya kenangan itu hanya untukku sendiri, Diva. Itu adalah saat Keenan masih sangat manis." ucap Sheerin.

"Hehe, maaf kawan." ucap Diva.

Aku sudah tidak tahan berada disini saat ini. Aku harus memikirkan cara lain untuk membalas mereka. Saat ini aku harus menjauh dari mereka secepatnya. Aku tahu mereka menyadari kalau aku tahu keadaan sebenarnya. Bahwa mereka lah yang memotong jemari mantan pacarku dulu. 

"Oh tidak. Sepertinya kita harus pulang sekarang Diva. Aku kan sudah janji mau mengantar mamaku belanja." Ucapku tiba-tiba.

"Benarkah? Kalau begitu kita tidak boleh terlambat." ucap Diva seraya bangun dari duduknya. "Aku pulang sekarang ya Sher. Jangan lupa kau harus masuk kuliah besok. Kalau tidak aku akan menyeretmu ke kelas."

Lalu kami berdua pulang.

Setelah menjauh sekitar tiga pulluh meter dari gerbang rumah Sheerin. Diva angkat bicara. 

"Puas sekarang?" ucap Diva tiba-tiba dengan nada agak kesal.

"Apanya?" tanyaku kebingungan.

"Kau membuatkku berbohong di hadapan sahabatku satu-satunya, sayang. Dan kau lihat kan? Sheerin dan bahkan Keenan itu sama seperti manusia normal lainnya. Dia bahkan bercerita soal bagaiamana mereka bertemu dan kakaknya akan menikah sebentar lagi." jelasnya.

"Kau benar-benar tidak bisa melihat sahabatmu dari sisi lainnya ya?" ucapku kesal.

"Tentu saja. Dia kan sahabatku." ucap Diva.

"Apa kau percaya kalau aku juga satu sekolah SMP yang sama dengan kalian betiga?" ucapku.

"Ya. Dan apa kau percaya kalau aku tahu hubunganmu dengan Irene?" ucap Diva yang sontak saja mengagetkanku. Irene adalah mantan pacarku yang satu kelas dengannya. Dia yang jemarinya dipotong oleh Sheerin.

"Dari mana kau tahu itu?" tanyaku.

"Aku tahu Irene pindah sekolah setelah katanya kau mencoba memutuskan hubungan dengannya. Sampai-sampai dia gila dan memotong jari-jari tangannya di kelas olahraga." ucap Diva dengan nada seperti sedang membicarakan kalau lalat itu jorok.

Kontan saja aku menghentikan mobilku. "Dari mana kau mendengar gosip seperti itu?" tanyaku naik darah.

"Apa itu penting?" ucap Diva. "Kau bilang kau tidak pernah pacaran sebelum denganku kan? Itu menguatkan alasanmu saat berniat meninggalkan Irene. Kau tidak benar-benar menyukainya. Karena kau lah Irene memotong jemarinya."

"Bukan aku. Tapi Sheerin." Ucapku walaupun aku tahu kalau Diva akan lebih mempercayai Sheerin.

"Sayang, berhentilah mencurigai Sheerin. Ayo kita hidup normal saja. Sheerin itu ngga seperti yang kamu pikirkan selama ini." ucap Diva, nadanya melembut.

Sheerin. Sudah kau jadikan apa cewek sebaik Diva? Mengapa kau seperti punya sebuah boneka tangan yang selalu mengikuti arah gerakmu?

Aku akan mengumpulkan bukti dan memastikan kalau kau tidak akan mencapai usia tiga puluh.












Rabu, 11 Oktober 2017

My Very First Lost


Kali ini konten My Very First gue dalam hidup adalah: Kehilangan barang.

Gue itu orang yang cukup ter-organize. Walaupun berantakan, gue biasanya selalu inget sama barang-barang yang gue bawa. Tapi mungkin, Sabtu, 7 Oktober kemarin gue lagi kena sial. Pas lagi jalan-jalan di mall setelah beli buku, tiba-tiba gue lihat resleting tas bagian depan terbuka. Gue inget betul naro handphone gue disana. Dan ketika gue cek isi dalemnya, ternyata udah ngga ada lagi HP gue disana.

Ini adalah kehilangan handphone pertama gue. Perasaan gue awalnya masih kayak ngga percaya gitu. Selalu kepikir 'serius nih HP gue ilang?'

Nura sama Ka Dea bongkar tas gue dan tas mereka juga. Tapi tetep kita gak bisa nemuin HP gue dimana pun. Gue coba telpon nomer gue dan ternyata HP nya udah ngga aktif. Sempet lapor ke bagian informasi mall sih. Tapi mereka nanggapinnya ngga care sama sekali. Ya emang sih kemungkinan mereka bisa bantu juga kecil banget. Tapi seengaanya ya tunjukin kalo mereka peduli lah ya. Atau mungkin juga mereka gitu karena muka gue biasa aja dan mereka malah nganggap itu jokes kali ya? I don't know.

Btw HP gue yang ilang itu tipe Samsung Galaxy A3 (2016) dan saat itu lock screen nya cuma geser aja tanpa pin or password apapun.



Gue sih langsung nge-lock HP itu pake samsung account. Tapi itu juga ngga menjamin data-data dan semua yang ada di dalem HP itu akan aman. Untuk Wipe semua storage di HP itu juga masih dengan syarat HP nya harus connect ke internet dulu.

Game SAO MD gue juga ngga bisa dilanjutin (padahal baru mau pamer disini kalo game gue udah upgrade banyak dari review pertama gue). Karena gue belom back up game nya (siapa juga yang tau kalo bakal ilang tuh HP). Jadi mungkin gue akan reroll lagi dari awal (huaaaa).

Yah, kali ini buat pelajaran aja sih. Gue ngga nangis waktu kehilangan. Karena alhamdulillah gue orang yang selalu bisa lihat sisi positif dari segala bentuk kejadian entah itu manis atau pahit. Walaupun, tetep gue akan memilih untuk menjaga segala sesuatu lebih teliti lagi sekarang, daripada merelakan. Gue belom dapetin pengganti sih. Karena jujur, gue udah pewe banget make A3 2016 itu. Buat beralih ke versi terbarunya yang 2017 aja berat banget. Tapi untuk nyari yang sama persis kayak HP gue yang ilang itu juga udah ngga available di store karena mereka jualnya yang versi barunya.

Buat kalian hati-hati ya. Ternyata kejadian macam ini bisa terjadi dimana aja dan ke siapa aja. Jangan sampe kejadian yang sama terjadi sama kalian.

Sekian!


Rabu, 27 September 2017

23. The Brighter Dark ~~ The Little You Know The Little Chance You'll Die



It is too dark to see much.

Aku segera bangun dari dudukku. Aku tidak mengenali suara klakson mobil yang berbunyi itu. Tapi jelas sekali kalau mobil itu berhenti tepat di depan rumahku. "Sebentar ya." ucapku pada Diva dan Doni. Lalu aku keluar.

Sebuah mobil berwarna biru dongker berhenti di depan pintu gerbang rumahku. Aku melihat seseorang dibalik kemudi yang ternyata adalah pacarku tercinta. Tapi mobil itu bukanlah milik Keenan. Aku membuka pintu gerbang dan membiarkan Keenan masuk. Dengan gelagat yang sedikit terburu-buru, Keenan menghampiriku.

"Apa yang dia lakukan disini?" Tanya Keenan dengan nada waspada.

Aku hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu. "Apa yang kamu lakuin disini?" tanyaku.

"Aku khawatir sama kamu tentu aja." jawab Keenan.

"Tapi kalau kamu disini dan ketemu dia, kemungkinan dia bisa ingat kejadian itu." ucapku.

"Sepertinya sudah saatnya mengingatkan dia soal itu." jawab Keenan.

"Kamu serius?" tanyaku.

"Ayo kita masuk." jawab Keenan sambil mengajakku masuk kembali ke dalam rumah.

Saat aku dan Keenan tiba di ruang tamu, Diva dan Doni sedang mengobrol seru. Sudah lama sekali aku tidak melihat Diva senyaman itu bersama dengan orang selain aku. Rasanya seperti sebuah logam panas mengalir ke perutku. Aku tidak mau Diva bahagia bersama orang lain.

Diva menoleh padaku dan Keenan ketika mendengar suara langkah kaki kami mendekat. "Hai Kee." sapanya sambil tersenyum ke arah Keenan.

"Halo Diva. Apa kabar kau? Kudengar kau mengabaikan pacarku weekend kemarin?" ucap Keenan dengan nada lembut dan bersahabat tapi jelas sekali beracun.

"Aku baik. Maaf kalau kemarin aku lupa waktu. Aku bersama pacar baru, kau lihat?" jawab Diva disusul sedikit tawa sambil melirik Doni.

"Jadi ini pacarmu?" tanya Keenan.

Diva dan Doni berdiri. "Kenalkan, aku Doni." ucap Doni sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Keenan." ucap Keenan sambil menjabat tangan Doni yang terulur.

Aku tidak tahu apa yang dirasakan Doni ketika tangan mereka bersentuhan. Tapi mereka berjabat tangan cukup lama dan dengan urat otot yang kelihatannya menegang.

Saat akhirnya mereka saling melepas jabatan tangan, Keenan mengambil tempat duduk tepat di sebelahku. Lalu kami berempat duduk dalam diam untuk beberapa saat.

Diva menyebarkan pandangan ke mata tiap orang. Jelas sekali ia mulai terganggu dengan kesunyian ini.



--Doni POV--

Sheerin baru saja kembali dari luar bersama dengan seorang cowok yang sekiranya seumuran denganku. Aku yakin sekali baru pertama kalinya bertemu dengan cowok ini. Tapi entah kenapa aku merasa kalau aku pernah berurusan dengan dia sebelumnya. Tapi aku berusaha se-natural mungkin.

"Jadi ini pacarmu?" tanya dia.

Aku dan Diva berdiri. "Kenalkan, aku Doni." ucapku sambil mengulurkan tangan.

"Aku Keenan." ucap cowok itu sambil menjabat tanganku yang terulur.

Kami berjabat tangan cukup lama. Aku merasakan kebencian dari sentuhan tangan Keenan. Tatapannya seperti sedang melihat jauh ke dalam pikiranku.

Aku berusaha lebih keras untuk mengingat ada apa dengan cowok ini. Tiba-tiba rasanya jiwaku seperti dibawa terbang jauh.

Aku terbangun dalam bayangan kantin sekolah SMP ku dulu. Saat itu aku dan beberapa teman sekelasku sedang makan dan minum. Lalu pacarku dan gerombolannya menghampiri tempat duduk kami dan bergabung. Mereka tertawa-tawa dan saling bercerita kalau yang mereka lakukan di kamar mandi cewek tadi pantas dilakukan untuk anak aneh itu. Aku baru saja hendak menanyakan siapa anak aneh yang dimaksudnya, ketika seorang cewek dengan seragam olahraga memasuki kantin. Penampilannya tambah aneh karena selain saat itu dia tidak sedang dalam pelajaran olahraga, tubuhnya juga terlihat seperti baru saja keluar dari dalam selokan. Cewek itu adalah teman sekelas pacarku. Sekaligus teman sekelasku dulu, Sheraphyna Shine.

Dia melewati tempat kami duduk. Tatapan matanya sangat tajam dan aku hampir tidak percaya bahwa dia masih seumuran denganku. Karena tidak ada anak lain yang tatapannya setajam dia. Dia pun kulihat tidak pernah dekat dengan siapapun kecuali satu orang.

"Hei lihat siapa yang datang. Apa kau harus memakai pakaian olahraga untuk menghitung rumus-rumus?" Ucap pacarku ketika Sheerin berpapasan dengannya.

Beberapa anak tertawa.

"Benar, setelah ini kita belajar matematika, bukan olahraga." Sambung yang lainnya.

Tiba-tiba saja, Sheerin membuat sebuah gerakan seakan dirinya tersandung. Aku yakin betul kalau dia melakukan itu dengan sengaja. Karena kulihat tidak ada satupun yang menghalangi langkahnya. Dan detik berikutnya minuman yang berada di depan pacarku tumpah ke meja.

"Hei, kau pikir apa yang kamu lakukan, aneh?!" Jerit pacarku sambil bangun dari duduknya. Beruntung minuman itu tidak mengenai seragam sekolahnya.

"Ma-maafkan aku. Aku tersandung." ucap Sheerin. "Akan kubelikan kau yang baru."

Pacarku tersenyum miring. "Tapi aku mau yang paling mahal." ucapnya kemudian.

Sheerin hanya menunduk dan memandangi sepatunya. "Kau mau minum apa?" tanya dia.

"Milkshake cokelat dengan tambahan toping cookies dan whip cream diatasnya." Ucap pacarku.

Sheerin hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan meja kami.

Sekitar beberapa menit berlalu. Sheerin kembali ke meja kami dengan membawa pesanan pacarku. Aku tidak mengerti mengapa ia menuruti permintaan pacarku ini. Harga milkshake yang dibelikannya 5 kali lebih mahal dari minuman yang ditumpahkannya. Dan lagi, dia ini baru saja dibully di kamar mandi anak perempuan. Kenapa juga dia masih mau berurusan dengan orang yang membully-nya?

Karena bel istirahat sudah berbunyi, aku pamit pada pacarku dan teman-temannya untuk kembali ke kelas.

Letak kelasku tepat di depan lapangan yang biasa dipakai untuk pelajaran olahraga. Setelah pelajaran matematika di kelas pacarku, mereka akan berada di lapangan untuk pelajaran olahraga. Biasanya aku sering membuat alasan keluar kelas kepada guru yang ada di kelasku agar aku bisa melihat pacarku. Namun ini aneh. Sudah sekitar 10 menit pelajaran olahraga hari itu dimulai, aku masih belum melihat pacarku di lapangan. Sementara anak-anak yang lain sudah melakukan pemanasan.

Dari ujung lapangan, aku melihatnya lagi. Sheerin seperti sedang menatap ke arah kelasku. Bukannya ikut olah raga, dia hanya duduk di pinggir lapangan.

Lalu di tengah kesunyian sekolah yang sedang dalam jam pelajaran, tiba-tiba terdengar seorang cewek berteriak dari lantai dua gedung sekolah. Aku dan teman sekelasku sontak saja keluar dari dalam kelas dan berusaha untuk tahu apa yang terjadi. Ternyata bukan kelas kami satu-satunya yang penasaran. Seluruh siswa sudah berada di luar kelas sekarang. Hanya ada satu kelas yang sepi. Kelas pacarku, karena mereka semua berada di lapangan. Tapi aku langsung ingat kalau pacarku tidak ada di lapangan. Tanpa komando apapun, aku langsung berlari secepat mungkin menuju kelasnya. Dan disana lah aku bertemu dengan salah seorang teman dekat pacarku. Ternyata dialah yang teriak begitu kencang. Kini ia terbaring di lantai, pingsan. Ada seorang cewek lagi terduduk di salah satu bangku paling belakang kelas dengan kepala terkulai lemas di meja. Cewek itu pacarku! Dia juga tidak sadarkan diri.

Aku mendekatinya. Namun aku panik ketika melihat lantai di dekatnya sudah dilumuri darah segar. Aku semakin mendekat dan menemukan beberapa potong jari manusia! "Oh Tuhan." gumamku ketika melihat bahwa jari-jari manusia di lantai itu adalah milik pacarku. Keempat jarinya putus dan menyisakan hanya jari tengah di kanan dan kiri telapak tangannya.

Saat itu aku langsung menyimpulkan kalau ada yang melakukan ini dengan sengaja kepada pacarku. Tidak mungkin dia memotong jarinya sendiri. Dan saat ditemukan, ia tidak sadarkan diri. Jadi kemungkinan sebelum jarinya putus, ia dibius terlebih dahulu. Tapi yang jadi misteri adalah, siapa orang di sekolah ini yang cukup gila untuk melakukan hal semengerikan ini?

Kalau pacarku benar telah dibius, pasti melalui makanan atau minuman. Aku berpikir sejenak. Oh tidak. Apakah benar Sheerin segila itu? Benarkah cewek sepertinya bisa melakukan hal ini? Aku merasa bersalah karena langsung menuduh Sheerin yang melakukan ini pada pacarku. Tapi minuman terakhir yang diminum pacarku hanyalah milkshake pemberiannya.

Para guru mulai berdatangan dan beberapa dari mereka mual melihat keadaan pacarku saat ini. Mereka segera memindahkan teman cewek pacarku dan menyuruhku menunggu di ruang guru. Aku menuruti perintah mereka dan berjalan menuju ruang guru. Dari lantai dua, kulihat semua siswa sudah dikumpulkan dan sedang diberi pengarahan oleh kepala sekolah. Aneh, tapi aku melihat ada seseorang yang mengajak Sheerin bicara. Setahuku dia tidak pernah bicara pada siapapun kecuali satu teman ceweknya. Tapi saat itu jelas sekali ada cowok yang mendekatinya dan bicara di samping tubuhnya. Dan sepertinya aku tidak asing dengan cowok itu. Dia satu angkatan denganku. Artinya dia adalah kakak kelas bagi Sheerin. Bagaimana Sheerin bisa mengenalnya? Sedangkan dengan teman sekelas saja dia tidak pernah berbicara.

"Err, kita harus mulai obrolan apa ya?" ucap Diva canggung, membuyarkan lamunanku dari ingatan yang tiba-tiba muncul tadi.

--


ą¦†Previous: Guerrilla

ą¦†Next: Midst




Senin, 18 September 2017

MY VERY FIRST CONCERT!! | Against The Current, Jakarta 2017


My very first concert that I attended is Against The Current In Our Bones Tour On September 17


Di akhir, anak-anak dari @atc_id nungguin Dan dan minta foto bareng sama video ini


Jadi, akhirnya gue berkesempatan menghadiri konser kedua band ini di Indonesia. Gue ngga kenal satu orang pun yang suka sama ATC dan mau dateng ke konsernya. Dan gue tidak mengajak siapapun untuk nemenin gue. Tapi thanks to line square, pada Juli 26 gue menemukan akun fanbase ATC dan kenalan dengan beberapa orang yang bakal dateng ke konser ini.

Well, gue bener-bener seneng banget nulis post ini. Akhirnya gue bener-bener dateng dan menyaksikan perform Chrissy, Dan dan Will secara langsung.

Kedatangan mereka yang kedua kalinya ini disambut ramai oleh masyarakat Indonesia khususnya yang ada di Jakarta (yang dari luar Jakarta juga banyak sih). Kalau pada kali pertama mereka konser masih banyak yang ngga tau lagu-lagu mereka, HARUSNYA kali ini fans bisa ikut sing along sama mereka karena udah banyak banget lagu mereka yang ngehits (dikalangan pecinta indie dan band-band keluaran Fueled By Ramen).

Singkat cerita, benefit dari join fanbase @atc_id gue jadi punya banyak banget temen baru yang tadinya sih mau meet up sebelum konser tapi sampe H-1 konser pun ngga jadi terlaksana. Tapi begitu ketemu di konser udah berasa kayak kenal lama banget aja.



Gue sama Saski dateng pagi banget jam 9. Berharap bisa ketemu trio kece ini pas lagi Soundcheck. Lamaa banget rasanya, akhirnya jam 11 Dan tiba di venue. Tapi dia langsung masuk gitu dan nggak keluar lagi. Akhirnya ada satu panitia yang baik banget sama gue dan Saski yang nyuruh dan ngasih tau kita tempat di Dan berada. Awalnya agak ragu gitu mau nyamperin Dan yang udah ada di depan mata. Tapi karena emang moment kayak gini ngga bakal dateng tiap hari, akhirnya Saski pun manggil Dan yang kebetulan lagi nengok ke arah dia. Sumpah ya, Dan itu humble banget. Gue sama Saski sempet kenalan, jabat tangan sama foto bareng dan selfie. Tapi abis itu kita diusir sama manajernya XD.

Sebetulnya gue ada foto berdua sama Dan, tapi sumpah karena gugup banget muka ngga kekontrol dan Saski yang ngambil foto pun tangannya gemeteran XD

Jam 1 penukaran tiket fisik dibuka. Gue sama Saski langsung antri dan nukerin e-ticket kita ke tiket fisik. Dan saat itu juga mobil yang tadi bawa Dan ke venue balik lagi. Gue sama Saski yakin itu Chrissy sama Will, terus kita langsung kejar dan tadaa!! Si imut Chrissy sama Will tiba di venue.





Setelah penantian yang sangat panjang, akhirnya gate dibuka jam 7. Sampe di dalam venue, kita masih menunggu sang bintang selama 1 jam 30 menit. Lalu show dimulai jam 8.30 malam.

Waiting forever XD


Lagu pembuka di konser ini adalah Running With The Wild Things. Sukses banget bikin penonton jadi panas dan too much excited. Dan sampe lagu terakhir pun penonton ngga kehilangan energi dan terus membuat venue bergetar. Wiihh lebay banget gue yak? Tapi beneran kok. Penontonnya keren banget. Semuanya sing along (termasuk gue yang suaranya ampe abis karena teriak-teriak). Dan ATC nya ngga kalah keren. Mereka kayak ngeluarin semua energi mereka dan ngebaginya ke kita.

Show berakhir jam 10an. Dan menurut mereka yang udah sering nonton konser, itu adalah durasi yang cukup singkat. Tapi buat gue, kemarin itu udah memuaskan banget. ATC sangat interaktif sama penonton dan mereka humble banget. Yang awalnya Chrissy ngga dibolehin skinship, akhirnya dia tetep nyamperin penonton dan menjabat beberapa tangan penonton (sayangnya gue bukan salah satunya).






Ada beberapa trouble di tengah acara, tapi karena penonton terus memberikan semangat, kayaknya ATC ngga terlalu bete sih. Lalu acara dilanjutkan kembali seperti ngga terjadi masalah apa-apa.

Sekitar beberapa menit setelah show berakhir, Will posting sebuah twit di twitter pribadinya.


Aaah jadi nggak sabar nunggu mereka balik lagi ke Jakarta di tour album berikutnya.



--D Ark R Ain Bow--
This entry was posted in

Jumat, 15 September 2017

BANKA by illion, Sountrack Tokyo Ghoul Live Action


Moshi-moshi Guru (ghoul) Lovers!!

Di postingan kali ini gue merasa kayak flashback sama postingan gue yang ini Aiko - Koi Wo Shita No Wa | Sountrack Koe No Katachi perasaan dan suasananya sama. Waktu gue nulis Post itu gue juga sambil dengerin lagunya yang bikin hanyut. Jadi makin berasa feel nya.

Nah, sementara untuk lagu sountrack yang satu ini gue sempat salah menerka. Gue pikir lagu berjudul BANKA ini milik RADWIMPS. Ngga sepenuhnya salah sih. Karena ternyata lagu ini memang dinyanyikan oleh vokalis dari band yang membuat kita nangis bombai gara-gara lagu-lagunya di film Kimi No Na Wa itu.



Penyanyi BANKA adalah illion. Yaitu sebuah project solo dari Yojiro Noda, vokalis band RADWIMPS. Buat yang mau ngepoin illion, monggo klik disini. Buat yang kepo sama postingan gue soal Tokyo Ghoul Live Action, silakan mampir ke Tokyo Ghoul Live Action | 2017


Silakan cek dibawah ini untuk ikut hanyut sama lagu kece ini.


Gue cukup lama juga ngubek-ngubek Youtube sampe akhirnya nemuin versi Original dari lagu yang jadi Sountrack film Tokyo Ghoul Live Action ini. Judulnya sendiri berarti 'sajak sedih'. 

Nyontek di sini, kira-kira setelah gue copas ke Google Translate (dengan sedikit penyesuaian) arti dalam bahasa Indonesia nya begini:



Aku dipeluk oleh perasaan seperti itu sehingga aku tidak bisa menyelamatkan sesuatu dengan kata-kata

Seluruh dunia menghubungkan tangan dan melewati jalanku

Daya tarik dari salah satu sejenis kebohongan yang berlangsung saat masih kecil

Apakah itu turun sekarang? Aku tidak mengerti bagaimana agar dimaafkan

Kau mendengar sebuah suara, bukan? Kau seharusnya sudah tahu

Tempat kesedihan datang Ketika kau selalu membelakangimu

Jangan bersandar pada cinta 

Jangan beritahu cinta

Jangan memaksakan diri

Mengapa kamu segera bergantung? Kenapa kamu butuh lebih banyak?

Jangan menghalangi satu mata dengan hal-hal ambigu semacam itu

Aku bisa mengisap oksigen yang sama tapi aku tidak bisa bernapas sama

Jika itu adalah bunga sampai mati maka akan terbakar dengan benar sampai akhir

Ada kalanya kau bisa mengerti bagaimana meraih tangan daripada bertukar

Jadi kami ingin membicarakan tentang melepaskan tangan itu

Jangan bersandar pada cinta 

Jangan beritahu cinta

Jangan memaksakan diri

Mengapa kamu segera bergantung? Kenapa kamu butuh lebih banyak?

Aku tidak bisa menyelesaikannya bahkan jika aku menghabiskan seluruh hidupku

Dengan suara yang lebih keras daripada cinta dimana kau menari dalam cahaya samar daripada mimpi bernyanyi

Sekalipun terang itu bersinar buruk

Kami telah dipilih

Dengan suara yang lebih keras daripada cinta dimana kau menari dalam cahaya samar daripada mimpi bernyanyi

Meskipun baik tubuh maupun dunia ini menolakku

Aku memilih besok


Kirain ngga bakal ada yang fit dengan Tokyo Ghoul selain Unravel loh. And then, there is this song! Walaupun pas pertama kali denger lagu ini gue ngga ngerti liriknya (dan udah denger berkali-kalipun tetep ngga ngerti) tapi lewat syair dan nada demi nada yang main itu udah bisa bikin perasaan hanyut dan baper parah loh.


Jaa Ne~

--D Ark Rain Bow--


Kamis, 14 September 2017

Tokyo Ghoul Live Action | 2017


Based on The Worldwide Best Selling Manga


Juga, animenya yang selalu ditunggu-tunggu para pecinta serial ini. Sang author Sui Ishida sudah menghipnotis para otaku untuk jatuh cinta pada Ken Kaneki, seorang manusia yang hidupnya berubah sejak kencan pertamanya dengan seorang gadis bernama Rize Kamishiro.


Konnichiwa Minna!!

Siapa nih yang belum nonton Live Action dari Tokyo Ghoul?? Mau SPOILER? Mari baca sini.

Film yang udah ditunggu-tunggu sejak berita para cast nya ini pun membuat gue sangat excited banget! Gimana engga coba? Si cupu Kaneki akan menjadi 3D! HUAAAA OMG BRING IT ON PLEAASEEEEE!! #Oke sorry gue mulai fangirling lagi.




Untuk kalian yang udah baca manga dan nonton semua anime season 1 dari Tokyo Ghoul, cerita di film Live Action ini ngga jauh beda. Sama banget malah. Jadi ya udah ngga bisa dibilang Spoiler lagi sih sebetulnya. Toh kalian udah tau gimana ceritanya.

Yang menarik di film ini (menurut gue) adalah:


1. Cast-nya Niaaattt



Kenapa gue bilang kalo para pemain di film ini niat banget? Gue mau ngasih standing applause dulu buat bagian casting yang nyari para pemainnya. Sumpah ya ekspektasi gue terpenuhi sama film LA ini. Pemainnya semuanya mirip banget sama tokoh-tokoh yang ada di manga dan anime. 

Akting sang pemeran utama Ken Kaneki (Masataka Kubota) bagus banget. Dia bisa banget bawain karakter Kaneki yang agak gugup pendiam gitu. Dan pas udah jadi setengah ghoul pun dia bisa membawa imaginasi Ken Kaneki di manga jadi bener-bener hidup dan natural.


Kesan pertama liat YĆ» Aoi si ghoul cewek gila Rize Kamishiro adalah dia cantik banget. Mukanya polos innocent gitu. Tapi begitu menampakkan jati diri ghoul-nya, dia juga expert banget gitu. Masih dengan wajah cantiknya, dia kayak tipe-tipe cewek yandere. Manis tapi ganas mematikan.




Gimana sama Touka Kirishima yang diperanin Fumika Shimizu?? Wahh pertama kali liat poster muka cewek ini meranin Touka, gue agak doubt sama kualitas aktingnya. Oke make up dan hair do bikin dia mirip sama Touka. Tapi ternyata kualitas aktingnya juga bagus banget. Gue suka banget dia meranin Touka yang badass. Bener-bener hidup banget karakter Touka.

Intinya sih ya, semua pemainnya keren banget dan sesuai sama tokoh-tokoh di manga nya. Penyidik Mado (YĆ“ Ɣizumi), Tuan Yoshimura (Kunio Murai), Hide-Hideyoshi Nagachika (Kai Ogasawara), Kotaro Amon (Nobuyuki Suzuki), sampe Hinami Fueguchi (Hiyori Sakurada) semuanya sesuai sama ekspektasi.


2. Visual Effect 'Lumayan'

Salah satu pertanyaan yang terlintas di benak gue pas tau Tokyo Ghoul bakal dibikin Live Action adalah, 'seriously? with all of those blood and gore?'

Serius deh. Gue ragu banget untuk menerima kenyataan bakal ada LA dari cerita thriller macem Tokyo Ghoul. Tapi setelah beberapa waktu berikutnya dikeluarin trailer demi trailer, gue makin ngga sabar untuk nonton keseluruhan filmnya. Untuk efek Kagune para ghoul disini sih menurut gue udah bagus. Ya ala ala CGI Jepang lah ya. Tapi ada yang menurut gue kurang 'sreg' di bagian Rize kejatuhan bahan bangunan. Disitu efek nya keliatan kasar banget. Tapi untuk soal bantai membantai organ tubuh, boleh juga. Darahnya juga oke banget keliatannya.


3. 'niku-niku' Scene

Entah kenapa gue selalu menyebut adegan ini dengan 'niku-niku' atau 'daging-daging' scene. Disini Kaneki lagi kelaperan banget dan keluar dari rumahnya. Semua orang yang dia lewatin membuat rasa laparnya bertambah parah. Sampai akhirnya dia mencium bau makanan enak yang ternyata adalah seorang ghoul sedang menyantap mangsa mereka.




Yang ngga gue suka di 'niku-niku' scene di LA ini adalah, bagian dimana Kaneki tidak berteriak 'niku-niku' XD jadi agak gimanaaa gitu. Padahal ini adegan yang gue tunggu-tunggu.


4. Ending Film ini Ternyata cuma Sampai Kematian Penyidik Mado

Selama hampir 2 jam menonton film ini, gue terus menerka-nerka endingnya akan jadi seperti apa, klimaks yang bakal dipake yang mana, dan apakah Kaneki akan terlihat badass disini. Karena menurut gue alur ceritanya agak lambat. Saat-saat dimana Kaneki mulai menerima dirinya yang menjadi setengah ghoul juga lambat. Dan sampe film hampir setengah jalan Kaneki masih juga belum mengeluarkan Kagune nya. Tapi semua terjawab setelah pertarungan Kaneki vs Nishiki saat itu pertama kalinya dia ngeluarin Kagune.



Dan klimaks yang diambil di film ini adalah bagian Touka yang berencana balas dendam kepada Doves (Para Penyidik Ghoul) yang sudah membunuh orangtua Hinami Fueguchi. Akhirnya penyidik Mado pun mati ditangan Touka dengan sedikit bantuan dari Kagune milik Hinami.


5. Kaneki Masih Cupu




Seperti yang kita lihat di manga maupun animenya, di awal-awal kita dibawa masuk ke dalam dunia Ghoul si karakter utama kita Kaneki emang masih bingung dengan keadaan kehidupannya yang berubah 180 derajat. Di film ini, Kaneki  masih lemah banget walaupun udah mengikuti pelajaran bela diri sama Touka. Dia juga masih agak bingung perihal ghoul-manusia dan lebih bingung lagi karena dia berada diantara keduanya.


6. Pertarungan Kaneki-Amon

Selain akting Masataka Kubota yang bagus banget bawain karakter Kaneki yang punya kepribadian ganda, karakter favorit gue yang kedua adalah Nobuyuki Suzuki yang meranin Kotaro Amon. Walaupun dia ngga segede gambaran di manga maupun anime (karena seharusnya Kaneki keliatan kecil banget kalo disandingin sama Amon), menurut gue dia adalah orang yang pas untuk meranin Amon.



Dan pertarungan di klimaks antara Kaneki dan Amon adalah pertarungan yang juga gue tunggu-tunggu. Apalagi pas Kaneki akhirnya gigit Amon dan berhasil mengeluarkan kagune nya untuk bertarung. Juga gimana dia hampir bunuh Amon sebelum dia melihat bayangannya di darah dan kembali menjadi Kaneki versi manusia yang bermental lemah.



7. Hide Tahu Kaneki seorang Ghoul

Gue lupa pernah baca di forum mana, tapi pokoknya ada funfact yang bilang katanya Hide udah tau Kaneki adalah seorang Ghoul dari awal ya? Nah di film ini, 'udah tau'-nya Hide keliatan banget pas Kaneki bertarung sama Nishiki dia coba mencegah dengan kekuatan yang tersisa (dan disitu mereka udah saling bahas wilayah makan dan segala printilan detail mengenai dunia ghoul). Sepertinya sih sutradaranya ngga mau hal sepenting ini kelewat begitu aja. Tapi, Kaneki ngga tahu kalau Hide udah tau dirinya ghoul.



Nah, udah tau kan bocoran demi bocoran yang ada di Live Action Tokyo Ghoul ini. Selamat nonton ya buat kalian yang berminat untuk nonton film ini. Juga, gue pernah baca satu komen yang bilang katanya film ini akan jadi film pertama yang sukses mengadaptasi manga ke Live Action. Untuk urusan itu gue serahin ke kalian deh untuk penilaiannya sendiri. Buat gue, film ini udah memenuhi ekspektasi gue dan 9.5/10 dari gue.

Jaa ne~

--D Ark R Ain Bow--

Minggu, 10 September 2017

MY VERY FIRST 5K RUN with DanamonRun | 2017


My Another VERY FIRST is attending a 5K running.

Ya, di usia gue yang saat ini 21 tahun gue baru pertama kalinya mengikuti lomba lari (dan gue ngga optimis menang). Yaiyalah, boro-boro menang, udah bisa sampe finish sebelum tenggat waktu aja udah alhamdulillah banget.

Karena selalu nge-skip waktu latihan dan olah fisik dan juga pola makan yang berantakan menuju lomba, gue merasa tubuh gue pas lari itu kayak kepaksa gitu. Usaha emang ngga bisa membohongi hasil ya. Kalo usahanya biasa aja, hasilnya juga akan biasa aja. Record time gue hampir aja ngelewatin batas finisher. Tapi untungnya gue berhasil sampe finish dan ngga ada cedera yang berarti. Cuma pegel-pegel biasa aja.





here is my first medal finisher :)

Sekian!

--D Ark R Ain Bow--




This entry was posted in