Jumat, 31 Agustus 2018

Paramore Rescheduled #TourFour Live in Jakarta | 2018


Welcome back to Indonesia Paramore!!

Well, setelah 6 bulan ter-postponed karena Hayley yang kurang fit Februari lalu, akhirnya Paramore menepati janji mereka untuk kembali lagi ke Indonesia dan menghibur Parafamily yang udah ngga diragukan lagi kesetiaannya. Mereka melanjutkan TourFour untuk Manila dan Indonesia di Agustus 2018.



Meskipun banyak yang me-refund tiket Konser Februari Paramore, di konser yang digelar pada 25 Agustus 2018 ini, penonton yang hadir tidak sedikit di ICE BSD hall 10. Banyak penonton yang justru terlihat lebih excited daripada Februari 2018 lalu.

Read: #WeLoveYouParamore !!! Paramore Tour Four Live in Jakarta | 2018

Gue masih bersama Risa, Iqbal dan Aqsho janjian untuk berangkat bareng nonton konser mereka. Meskipun banyak ngaret dan beberapa drama dengan abang taksi online, akhirnya kita tiba di venue dan lumayan mendapat tempat yang oke banget untuk nunggu.

Singkat cerita, setelah kita semua tukar tiket dan menunggu gate dibuka, masuk lah kita ke dalam venue di hall 10.

Untuk konser Reschedule ini, opening act nya adalah salah satu band rock Indonesia yang ngga kalah heboh dari main act. Katanya sih banyak yang bilang band ini tuh Paramore-nya Indonesia. Walaupun gue bukan fans mereka dan ngga banyak lagu mereka yang gue hafal, tapi gue tetap menikmati penampilan mereka yang bisa dibilang sukses untuk menjadi pemanasan untuk penampilan utama dari Paramore nantinya. Ohya gue belom bilang ya band nya apa. Yah, gue yakin kalian juga udah tau sih. Kotak Band!

Setelah Kotak turun panggung, tanpa basa basi lagi Paramore pun naik dan menghentak kami semua. Lagu pertama yang dinyanyikan Hayley dkk waktu itu adalah lagu Told You So (kalau ngga salah inget). Dan untuk penutupnya mereka bawa single pertama di album After Laughter mereka, Hard Times.

Selama konser berlangsung gue ngga kepikiran apa-apa selain untuk menikmati band idola gue tampil secara live depan muka gue. Gue pun yang biasanya orangnya ngga pernah mau capek-capek teriak, dengan puas dan lega gue keluarin semua suara gue dan loncat-loncat mengikuti lagu dan gerakan Hayley di panggung. Sampe so sorry dua orang di depan gue ketoyor-toyor kepala nya karena gue terlalu bersemangat. Untungnya mereka juga sepertinya bukan fans karbitan jadi bisa memaklumi tingkah gue yang seperti ngga ada habis semangatnya.

Setelah sekarang berminggu-minggu setelah konser Paramore di Jakarta usai, gue merasa ada sesuatu di dalam diri gue. Gue merasakan sebuah perasaan puas yang sulit untuk dijelaskan. Intinya begini:

Gue beneran nih ketemu langsung, denger langsung, lihat langsung band favorit gue yang tadinya cuma bisa gue lihat foto dan videonya di media sosial? Yang cuma bisa gue dengerin suaranya lewat headset. Gue pernah dalam satu waktu loncat-loncat bareng mereka? Yeah this is the first time I saw them live. And it feels amazing. I never regret every seconds I spend to come to their concert. And if they would come again in future, then I will be ready. I'll prepare myself to face them again. This is one of the best day of my life. Cause WE ARE PARAMORE!!














--D Ark R Ain bow--

This entry was posted in

Senin, 27 Agustus 2018

I love you?



Banyak yang terjadi selama gue ngga punya pacar hampir setahun. Salah satunya adalah gue sempat dekat sama cowok sekelas gue dulu di SMA. Gue dan dia punya hubungan yang hampir seperti sahabat. Gue selalu menganggap dia abang gue karena umur nya memang lebih tua dari gue beberapa tahun. Saat itu entah kenapa kita jadi cukup dekat untuk curhat satu sama lain. Hal yang ngga pernah terjadi diantara kita sebelumnya. Dia waktu itu juga lagi ngga punya pacar dan masih belum bisa move on dari mantannya. Gue pun berada di posisi yang sama. Mantan gue kala itu sempat selingkuh dari gue dan akhirnya gue mutusin dia.


Dia tipe cowok yang good boy. Punya reputasi baik diantara para guru, suka kebersihan dan bersih-bersih, aktif di ekskul futsal, serius, kadang humoris juga dan bisa dibilang bapaknya anak-anak di kelas selama SMA dulu. Pokoknya kalau dia udah marah, suasana kelas langsung berubah suram. Karna kalau dia marah, pasti yang kena dampaknya satu kelas. 


Saat sekolah dulu gue ngga pernah mikir kalau kita akan sedekat itu. Gue yang 'sengak' ga cocok banget sama good boy kayak dia kan? Tapi gue lihat sih dia juga bingung sama kepribadian gue yang kayak gini. Dulu kita dekat di kelas kalau lagi diskusi soal pelajaran doang. Dia memang bisa dibilang rajin banget belajar, tapi unlucky, gue yang lebih pinter dari dia meskipun selama pelajaran keseringan gue habiskan untuk tidur siang.


Saat itu kita habis tukar cerita. Dia sempat menganggur setelah lulus SMA sedangkan gue udah dapat kerja. Untuk cowok yang belum kerja (apalagi umurnya udah jauh dari gue) dia merasa ngga percaya diri banget. Teman-teman sekelas kita kebanyakan udah dapat kerja. Tapi cowok ini tipe yang pemilih. Dia punya kriteria sendiri untuk cari pekerjaannya. Jadi dia juga sempat stress karena itu. Dia ngga pernah ikut ngumpul sama teman-teman sekelas karena agak malu sama keadaannya saat itu. Sikapnya sama orang-orang jadi tambah dingin. Dan dia sempat kayak menarik diri dari pergaulan.


Oh iya, yang gue bilang dekat itu, kita sampai sms-an seharian. Literaly 24 jam sehari. Gue cukup terhibur sih sama kedekatan kita. Sampai akhirnya hal itu terjadi.


"Gue suka sama lo, lo mau ngga jadian sama gue?"


Kata-kata itu akhirnya keluar. Tapi bukan dari cowok itu. Melainkan gue.



Gue ga tau gue mikir apa saat itu. Gue ngga pernah nembak cowok sebelumnya. Gue bukan tipe cewek yang suka ngumbar rasa suka. Kalo mama gue tau gue nembak cowok, pasti gue diomelin abis-abisan. Karena menurut dia, cewek itu harus gengsi, dan cewek agresif mendapat nilai buruk di matanya. Gue juga ngga pernah sadar kalo gue suka sama cowok itu sampai pengen jadiin dia pacar. Di saat semua orang ngejauhin dia karena sikapnya, gue malah mau jadiin dia pacar gue. 


Setelah sadar apa yang telah gue lakuin, gue mikir. Kalau sampai dia nerima gue gimana? Apa gue siap pacaran sama dia? Padahal gue masih ngga yakin sama perasaan gue saat itu. Tapi kayaknya saat itu gue nembak dia karena gue yakin gue bakal ditolak. 


Jadi gini, bukannya gue mau bohongan nembak (misalnya giliran ditolak gue bilang 'haha iya gue bercanda kok, jangan dianggap serius ya' ngga, gak gitu juga. Tapi gue lebih ke 'kalau dia nerima gue ya kita coba jalanin aja') gue lebih pengen ngasih kesan dia itu masih deserve all the love in the world.


Bayangin lo punya teman cowok yang habis ditinggal pacarnya (btw mantannya langsung punya pacar baru dong) terus dia udah lulus sekolah tapi belum dapat kerja sementara untuk cowok seumur dia, harusnya dia udah kerja (fitrahnya cowok setelah selesai pendidikannya kan kerja selama sisa hidupnya ya), dia pun anak pertama di keluarganya, dia lagi menarik diri dari lingkungan pergaulannya, teman cewek pun dia ga punya banyak selain teman-teman cewek sekelas. Gue ngerti banget ada di posisinya saat itu pasti berat. Merasa kalau dia gagal di segala aspek kehidupannya.


Dengan gue nembak dia, gue berharap akan berdampak di rasa percaya dirinya. Gue mau dia merasa kalau masih ada orang yang mau dia. Masih ada orang yang mau terima dia apa adanya. Masih ada orang yang akan dengerin segala keluhannya. Dan gue yakin, orang itu bukan cuma gue aja.


Cowok itu sempet shock luar biasa. Dia pun mengutarakan pendapatnya yang bilang kalau selain saat nya ngga tepat, dia ngga pernah melihat gue dari sisi yang itu. Dia ngga pernah mikir gue untuk jadi pacarnya (jujur gue pun ngga) dan lagi dia juga bingung kenapa gue nembak dia setelah gue tau segala masalah yang dia sedang hadapi saat itu.



'Sorry saf, kita temenan aja ya. Lo kan tau kondisi gue lagi kayak gimana. Gue ga mau jadi beban. Gue juga belum siap pacaran lagi.'


Gue menarik nafas lega.


Mungkin beberapa dari kalian punya pengalaman kalo teman yang habis nembak dan ditolak, bakalan canggung setelah nya.


But no, in my story we going so well.



'Bener ya temenan. Please jangan berubah setelah ini.'


'Iya saf, maaf ya. Makasih ya udah suka sama gue.'


Setelah itu gue pun ngga malu kalau gue pernah nembak dia (bahkan gue cerita ke pacar gue yang sekarang kalau gue pernah nembak dia). Kita tetap dekat kayak sebelumnya. Bahkan pas kita ketemuan pun gue ngga berubah. Ngga merasa malu atau apa. (Ini gue nya yang ngga tahu malu atau apa ya?)


Tapi gimana kalo dia terima gue? Gue pun ga tau. Gue saat itu masih belum bisa berpaling dari mantan gue. Rasanya sakit hati banget pacaran selama hampir dua tahun dan ternyata dia punya pacar yang lain.


Terus apa gue nembak dia cuma karena kasihan? No, big no. I do really like him. But not really like him that way. I want him to be happy. I want take a 'little' pain away. I hope so. But who knows? As long as he survive his own tension, then it will be good for him.


Kalau sekarang gimana hubungan gue sama dia? Gue sih udah punya pacar (dan itu teman sekelas kita juga--akan gue ceritain di post lain), kita tetap teman dekat. Walaupun sekarang ngga 24 jam berkabar. Dia sih belum berhasil sama urusan cinta nya. Tapi dia udah dapat pekerjaan yang saat ini dia bisa enjoy. Dia juga udah ngga menarik diri lagi dari pergaulan. Dia udah menjalani hidupnya dengan lebih baik. Ngga tahu apa yang gue lakukan waktu itu mempengaruhi semangat hidupnya atau ngga, but I'm so happy about that!



I think he gonna be my first and last confession.






--D Ark R Ain Bow--