Kamis, 22 Desember 2016

GAME: FANTASTIC BEASTS, CASES from The Wizarding World ((REVIEW/SPOILER ALERT))

Masih berasa euforia yang terjadi semenjak dunia sihir dibangkitkan lagi oleh Madam Author JK Rowling. Sosok Newt Scamander yang kocak dan pecinta binatang gaib ini mulai disukai oleh Potterhead di seluruh dunia. Banyak pernak-pernik yang diciptakan dalam menyambut sekuel yang akan menjadi besar ini (hehe). Dan kali ini setelah gue membahas berita Fantastic Beast akan difilmkan (disini), review film (disini), dan keseruan nonbar Fantastic Beast bersama Indo Harry Potter (disini), gue akan me-review game Fantastic Beast: CASES from The Wizarding World.



Game ini diluncurkan pada hari film Fantastic Beast ditayangkan, dan pada hari itu juga gue langsung cus menginstal game kece ini. Pottermore sudah posting tentang game ini disini

Awalnya gue kira game ini akan seperti game Harry Potter yang dulu pernah gue mainin di mobile phone sekitar tahun 2012. Model game itu kayak nyusurin kastil tanpa ketahuan Filch dan yang lainnya sambil mengumpulkan beberapa properti. Gue kira CASES akan mencari dan mengumpulkan Beasts, tapi ternyata permainan ini sangat membosankan!!

Kalaaaauuu..

Musiknya bukan khas Harry Potter dan Fantastic Beasts,

Gambarnya jelek dan kotak-kotak,

Tidak ada unsur sihir-sihiran sama sekali

Nyatanya, game ini sebenernya mirip sama Criminal Case (P.s: gue ngga main, cuma tau aja). Dengan penambahan musik yang khas dan Harry Potter banget, gambar dan visual effect keren yang juga Harry Potter banget, dan Mision yang melibatkan spell dan potion.



Jadi, di tiap case kita harus menyelesaikan beberapa scene untuk mendapatkan bintang yang nantinya bisa kita gunakan untuk melaksanakan Task List. Lalu setelah itu kita akan diarahkan untuk ke Task selanjutnya sampai kita dapat clue berupa ciri-ciri dari Beasts yang ada di cases tersebut.

Saat menyelesaikan scene, kita boleh memilih partner kita siapa. Tiap partner memiliki kemampuan untuk membantu kita dengan kapasitas yang berbeda-beda. Omar punya 5 hints yang bisa bantu kita, Gethsemane punya 5 hints, Sage punya 4, Cerberus punya 3, Myra punya 2 dan Mathilda punya 1 hint yang bisa bantu kita. Dan kalau kita connect game ini ke Facebook, temen facebook kita yang juga main game ini bisa membantu kita sebagai partner, dengan balasan setelah kita pakai bantuan mereka, mereka akan dapat hadiah energy untuk game mereka.

Pas lagi capture ini, Omar (gue) lagi ngga available.
Jadi setelah dipake untuk main, partner kita akan membutuhkan waktu beberapa jam untuk available lagi.
Kecuali Mathilda yang akan ada terus karena hint nya cuma satu.


Pada level tertentu, kita juga bisa menggunakan potion. Ada 3 jenis potion dalam game ini.



Pertama Wit-Sharpening, potion ini berfungsi untuk membekukan waktu selama 5 detik di awal permainan. Potion yang kedua bernama Invigoration Draught, potion ini berfungsi untuk memaksimalkan jumlah hints dari partner pilihan kita yang hints nya kurang dari 5. Potion terakhir dan juga yang di dapat di level tertinggi diantara kedua potion sebelumnya adalah Memory Potion, potion ini berfungsi untuk memaksimalkan multiplier dalam permainan agar score kita lebih tinggi.

Setelah mendapatkan bintang dari menyelesaikan scene, kita bisa pilih continue untuk mulai mengerjakan Task List. Bintang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan task list masing-masing tidak sama. Kadang kita butuh 1 atau 2 bintang untuk menyelesaikan sebuah Task List.





Task List bisa berupa menanyakan saksi atau orang terlibat lainnya, memperbaiki clue yang ditemukan di scene, atau  membersihkan clue. Dari menyelesaikan Task List, kita akan mendapatkan XP untuk menambah XP level game kita. Level game lebih tinggi memungkinkan kita untuk meng-unlock potion dan upgrade kemampuan.



Ketika semua clue yang diperlukan sudah terbuka, maka Task List selanjutnya adalah menebak Beasts apakah yang ada di case tersebut. Lalu kita tebak deh makhluk apa itu.

Setelah beast teridentifikasi, selanjutnya adalah melaksanakan Beast Quest dengan tingkatan Bronze, Silver dan Gold Rank, sampai ada Task List yang membolehkan kita melanjutkan cases selanjutnya.



Sejauh ini, game CASES masih menempel terus di handphone gue. Gue masih mau terus main dan penasaran untuk nangkep semua beasts yang ada di game ini. Sayangnya energy yang kita punya di game ini lumayan membuat kita menunggu waktu lama untuk terisi lagi. Kecuali kita mau beli dengan uang atau gems. Tapi buat gue permainan ini 'it's okay' banget untuk ditunggu.



Di awal permainan, kita ditawarkan untuk menentukan nama 'penyihir' kita sendiri. Jadi kita disuruh pilih gender dan selanjutnya dikasih beberapa pilihan nama. Akhirnya gue pun memilih 'Hazel Grimmalkin'. Hazel gue suka dari tokoh utama novel "The Fault in Our Star" dan Grimmalkin gue tertarik karena namanya mirip-mirip nama jalan tempat tinggalnya Sirius Black, yup Grimmauld Place!

Sampai saat gue nulis ini, gue sudah mencapai level 13 dan berhasil mengidentifikasi 6 beast dari 6 cases yang terbuka. Punya beberapa persediaan potion dan upgrade sampai level 10.

--D Ark R Ain Bow--
This entry was posted in

Kamis, 01 Desember 2016

MOANA | 2016


Setelah 3 kali nonton film Fantastic Beasts di bioskop, akhirnya gue pun move ke salah satu film keluaran Disney yang juga adik dari Frozen dan Zootopia. Awalnya agak ragu untuk nonton film ini karena ternyata Underworld: Blood Wars juga tayang pada hari itu. Tapi karena emang kepo duluan sama Moana, akhirnya gue memutuskan untuk tetap menonton film ini.

Ngga ngagetin emang kalo kebanyakan penonton itu bawa anak-anak. Ini emang film anak-anak. Musikal pula.

Prolog dibuka dengan short animasi yang dalem banget pesannya. Gue hampir nangis nonton prolog nya. Ini beneran loh gue pengen nangis.

Lalu mulailah cerita Moana dibuka dengan dongeng-dongeng masa lalu tentang dunia yang isinya hanya air, sampai muncul seorang ibu pulau yang dipanggil Te Fiti yang membuat pulau-pulau mengapung di lautan. Te Fiti menyebarkan kesuburan ke pulau-pulau, menumbuhkan pohon-pohon, ikan dan makhluk hidup lainnya. Namun semua berubah saat negara api menyerang  Maui (Dwayne Johnson)--manusia setengah Dewa Angin dan Lautan-- mencuri jantung Te Fiti dengan harapan bisa membuat sendiri kehidupan dengan jantung tersebut. Saat itu muncullah Te Ka, monster dunia tanah dan lahar yang mengalahkan Maui dan memisahkannya dengan kail ikan ajaibnya. Selama seribu tahun, Maui tidak terdengar lagi kabarnya dan Te Ka mulai  menyebar penyakit ke pulau-pulau lain.

Di pulai Motonui, Moana kecil tinggal bersama ibu dan ayahnya yang seorang kepala desa. Ia diceritakan dongeng tentang jantung Te Fiti oleh neneknya (Rachel House). Ia tidak takut monster, dan ia sangat ingin berlayar di lautan. Namun ayahnya tidak pernah membolehkannya mendekati lautan.


Moana tumbuh semakin besar dan mulai diajarkan untuk menjaga desa dan penduduknya. Suatu saat ia akan menjadi kepala desa setelah ayahnya. Namun keinginan untuk pergi ke lautan masih nyata baginya. Maka pada suatu hari ia nekat mencuri salah satu sampan nelayan dan mulai berlayar dengan babi peliharaannya. Semua baik-baik saja sampai ombak tinggi menyapu sampan dan membalikkannya. Ia terlempar ke lautan dan kakinya terjepit karang. Ia dan babinya berhasil kembali ke pulau dengan luka di kakinya. Saat itu Moana mulai mencoba takdirnya untuk tetap tinggal di pulau dan mengurus penduduk desanya.

Selang waktu berjalan, semua kelapa di desa mengalami gagal panen. Ikan-ikan yang ditangkap di sekitar karang pun menghilang tiba-tiba. Moana (Auli'i Cravalho) memutuskan untuk mencoba mencari ikan di luar lingkaran karang. Tetapi lagi-lagi ayahnya menolak keras untuk pergi ke laut. Akhirnya saat neneknya sekarat dan meninggal, Moana menjalankan pesan terakhir neneknya untuk pergi ke lautan, mencari Maui dan membawanya mengembalikan jantung Te Fitti.

Alur cerita ini mulus dan ngga bikin mumet. Ya namanya juga sasarannya anak-anak. Tapi meskipun begitu, problem ceritanya yang simpel dengan bumbu komedi sana sini bikin 1 jam 30 menit ngga terasa ngebosenin. Kalo boleh ngebandingin film ini dengan kakaknya (Frozen) gue akan lebih suka nonton Moana. 7/10

_D Ark R Ain Bow_

Minggu, 20 November 2016

#MovieMagicIHP 2016 | Nonbar Fantastic Beasts and Where To Find Them (with Indo Harry Potter)

Dibalik kesuksesan suatu acara, ada panitia yang ngga tidur.

LUMOS MAXIMA!

Hari ini 20 November 2016 semua hogwartians yang udah berburu tiket nonton bareng film pertama debut Fantastic Beasts dari bulan Agustus ini berkumpul dalam satu ruangan studio di Epicentrum XXI.

Fantastic Pose
Sebelum film mulai dan kita masuk ke studio, ada games pas registrasi berlangsung. Game nya namanya Fantastic Pose. Jadi kita disuruh ngikutin pose-pose dari beasts yang dicontohin sama prefect. Ada 3 beasts yaitu Hippogriff, Centaurus dan Unicorn. Nah, yang salah memperagakan nama beasts yang disebut pref akan tereliminasi. Seru deh liatnya. PS: gue ngga ikutan game ini, cuma jadi penonton jarak dekat.

Seperti pada nonbar lainnya, lomba cosplay pasti ada dong ya. Dan ada satu cosplayer yang menarik perhatian banget. Cosplay jadi Harry? Hermione? udah biasaaa. Ini jadi Mandrake! Yup mandrake si tanaman gaib yang teriak cempreng kalo dicabut. Hahaha
Entah berapa tahun umur anak ini, dia dateng sama kedua orang tuanya dan ayahnya niat banget sampe bawa-bawa pot loh. Sontak aja Epicentrum XXI penuh bunyi cekrak cekrek pada potoin si anak ini. Emang keren ini orang tuanya pasangan fangirl and fanboy and otaku! Gue liat ibunya pake sepatu gambarnya Shinigami Ryuk. Hahaha #familygoals
dan setelah gue kepoin IG IHP lagi, ternyata anak ini pernah cosplay jadi Dobby juga! keren loh.

Ada satu lagi games yang dilaksanain sejak registrasi sampe acara bubar. Sebenernya gue pengen banget ikutan yang ini. Tapi karena ngga bisa ikutan Hogwarts Reunion, jadi percuma juga ikutan games ini. Nama game nya Where To Find Them. Jadi mainnya, kita nyari panitia yang pake baju biru, terus nulis nama panitianya dan beasts yang tergambar di nametag panitia. Sebanyak-banyaknya tuh kita ngumpulin, dan baru diitung pas HR itu. Berhubung gue ngga bisa ikutan HR, jadi ya sudah lah.

Rising Wand
Setelah registrasi dan menunggu, jam setengah sembilan lewat kita masuk studio. Di dalem ada satu lagi games. Namanya Rising Wand. Di dalam gooddie bag yang dibagiin pas registrasi, ada paket tongkat Newt Scamander! Dan ini digunain untuk main game Rising Wand ini. Kita semua berdiri. Pref Chacha yang cosplay jadi Seraphina Picquery membacakan trivia seputar Harry Potter dan Fantastic Beasts, dan kita yang mau ikutan harus berdiri di tempat duduk dan mengangkat wand masing-masing. Kita mengangkat wand dengan tangan kanan untuk jawaban benar dan wand dengan tangan kiri untuk jawaban salah. Ini seru banget. Pas awal-awal banyak yang ikutan dan satu per satu duduk. Di koridor kanan kiri udah ada panitia yang ngeliatin dan nyuruh kita duduk kalo jawaban kita salah.

Pemenang Rising Wand bersama President MACUSA
Seraphina Picquery
Gue terpaksa duduk di pertanyaan: "Benar atau Salah kalau Newt Scamander itu ayah mertua dari Luna Lovegood?" Gue udah bener-bener jawab salah, tapi malah berubah pikiran. Akhirnya gue pun tereliminasi. Akhirnya ada satu pemenang yang bertahan dan dia dari asrama Hufflepuff. #tahunhufflepuff banget inimah.

Setelah selesai Rising wand, tibalah di acara puncak. Pemutaran Film. Yes!


Gue yang udah nonton film ini di hari pertama tayangnya udah ngga kaget sama apa yang bakal gue liat hari ini. Tapi euforianya ngga berkurang kok. Gue tetep menikmati banget nonton FB ini. Apalagi ditemenin temen sekomunitas yang sama-sama Freak.

Setelah film berakhir, pengumuman lomba cosplay dan pembagian hadiah.
Cosplay juara ketiga itu cosplay jadi Credence, Juara kedua cosplay jadi Hermione saat prom night di HP 4, dan Juara pertama of course our little Mandrake!

Akhirnya kami harus berpisah dan akan bertemu lagi di #MovieMagicIHP FB 2 di 2018. Thanks banget buat Indo Harry Potter atas acara kerennya!! Thanks buat semua sponsor. Thanks buat Potterhead buat kesetiaannya. Semoga kita ketemu lagi di film kedua dan seterusnya.
Salam Sihir.
NOX

--D Ark R Ain Bow--

All pics belong to Indo Harry Potter.
Follow them here : https://www.instagram.com/indoharrypotter/ for more.

This entry was posted in

Kamis, 17 November 2016

Fantastic Beasts and Where To Find Them | 2016


Sebelum nonbar, gue iseng ngajakin temen gue untuk nonton film ini di hari pertama tayangnya 16 November 2016. Jadi deh gue nonton bareng 4 temen gue yang lain. Dan emang film ini worth it banget buat ditonton lebih dari sekali. Atau mungkin cuma karena gue terlalu geek kali ya sama cerita sihir-sihiran Harry Potter? Haha idk.

Cek dulu Trailernya:



Jadi ceritanya,
Setting diambil jauh sebelum James dan Lily akur lalu lahirlah The Boy Who Lived.
Pada tahun 1926, Newt Scamander (Eddie Redmayne) melakukan perjalanan dari London ke New York untuk ke salah satu toko penjual hewan gaib di New York dan melepas salah satu teman beasts-nya ke wilayah hutan Arizona.

Saat tiba di New York, tanpa sengaja koper yang dibawa Newt tertukar dengan milik seorang No-Maj (Di Inggris sebutannya Muggles) bernama Jacob Kowalski (Dan Fogler) yang menuju ke bank untuk mengajukan pinjaman untuk membuka usaha toko roti. Saat itulah tiba-tiba seekor niffler keluar dari koper dan mengambil benda-benda berkilauan disana. Sontak saja kejadian itu membuat bank menjadi kacau balau.

Tiba-tiba setelah keluar dari bank, Newt ditangkap seorang penyihir wanita dari MACUSA (The Magical Congress Of The United States of America) bernama Tina Goldstein (Katherine Waterston) karena telah melakukan pelanggaran pasal 3A tentang kerahasiaan komunitas sihir. Saat dibawa ke hadapan direktur MACUSA, Seraphina Picquery (Carmen Ejogo) untuk diadili, Tina tidak bisa membuktikan kesalahan Newt dan karena jabatannya sebagai Auror sudah dicopot, maka ia tidak berhak untuk menangkap seseorang.

Masalah menjadi lebih rumit karena ternyata koper Newt dan Jacob kembali tertukar. Dan selama itu beberapa Beasts nya keluar dari koper. Kini terpaksa Jacob harus terseret dalam masalah Newt dan Beasts nya setelah seekor Murtlap menggigitnya.

Tina yang masih penasaran dengan Newt dan kopernya, belum menyerah untuk membawa Newt ke MACUSA. Tapi lagi-lagi Picquery tidak mau memperdulikan laporan Tina. Ia sedang dipusingkan dengan suatu makhluk yang menghancurkan setengah kota dan membunuh Henry Shaw, Jr (Josh Cowdery), anak dari Henry Shaw, Sr (Jon Voight) yang kabarnya akan menyalonkan diri sebagai presiden Amerika.


Percival Graves (Colin Farrell) terus meyakinkan bahwa serangan itu dari hewan gaib. Namun saat penangkapan ketiga Newt, Tina berhasil membuktikan koper yang dibawanya. Newt melihat jasad Shaw, Jr dan membantah kalau ia diserang hewan gaib. Menurutnya, hewan gaib tidak menyerang dan meninggalkan luka seperti itu. Ia beranggapan yang membunuh Shaw, Jr adalah Obscurus.

Obscurus adalah sebuah kekuatan sihir hitam yang tidak terkendali. Ini juga menjadi senjata pemusnah massal saat perang berlangsung. Graves langsung membantah bahwa obscurus lah masalahnya, ia tetap berkeras kalau ini ulah hewan gaib milik Newt. Tina, Newt dan Jacob ditahan. Newt dan Tina dijatuhi hukuman mati karena Newt membawa sebuah Obscurus tanpa inang dalam kopernya dan hewan gaibnya menjadi tersangka. Ia juga difitnah sebagai pengikut dari Gellert Grindelwald, penyihir hitam jaman itu.

Queenie Goldstein (Alison Sudol) yang seorang legilimens tahu bahwa adiknya akan dihukum mati, lalu membebaskan Jacob dan mengambil koper Newt kembali. Newt yang dirantai dan menyaksikan detik-detik kematian Tina beruntung masih ada Pickett si Bowtruckle yang mampu membuka segala gembok. Ia menyelamatkan Tina dan bertemu kembali dengan Queenie dan Jacob. Tapi kini, mereka berempat menjadi buronan MACUSA.

Di sisi lain, Credence (Ezra Miller) yang menurut Graves adalah seorang squib diperintahkan untuk mencari adiknya yang penyihir. Ia memberikan kalung dengan lambang Deathly Hallows untuk melacak keberadaan Credence ketika ia telah menemukan adiknya yang dimaksud Graves. Tapi saat Graves tiba di rumah Credence, ternyata adiknya sudah tidak ada disana. Graves geram dan memukul Credence sambil memakinya. Lalu tiba-tiba ada kabut hitam dan disitulah Graves tahu bahwa Credence-lah yang memiliki Obscurus itu, bukan adiknya.

Credence tidak bisa mengendalikan obscurus dan mulai menghancurkan kota. Newt mencoba membantu Credence untuk memisahkannya dengan Obscurus. Ia terkejut karena biasanya obscurus hanya bisa bertahan pada anak usia maksimal 10 tahun. Namun usahanya digagalkan oleh Graves yang ingin Credence tetap seperti itu.

Balai Kota New York diisolasi dan diberi tameng mantera untuk mencegah masyarakat No-Maj dari Obscurus. Sayangnya Credence harus mati ditangan para Auror MACUSA karena Newt tidak diberi kesempatan untuk memisahkan Obscurus dari Credence.

Amarah Graves meledak. Ia juga tidak mau Credence mati. Sebenarnya ia mengincar Obscurus yang ada pada Credence. Ia tidak mau lagi menjadi penyihir yang merahasiakan identitasnya. Picquery yang mendengar pernyataan tersebut memerintahkan para aurornya untuk menangkap dan mengambil tongkat sihir Graves. Auror dan Graves saling beradu mantera, namun Graves sangat terampil dan baru saat Newt mengeluarkan Sweeping Evil-nya ia berhasil menghentikan pergerakan Graves.

Newt melancarkan mantera Revelio (mantera untuk mengungkap rahasia) dan Graves berubah menjadi seorang penyihir dengan rambut keperakan, Gellert Grindelwald (Johnny Depp).

Well. akhirnya Picquery dan MACUSA berhutang pada Newt yang berhasil menangkap Grindelwald dan idenya untuk menggunakan racun Sweeping Evil untuk meng-Obliviate seisi kota. Sayangnya Jacob yang sudah dianggap teman oleh Newt dan yang lain harus di Obliviate juga. Tapi di akhir, Newt memberikan cangkang telur Ocammy yang terbuat dari perak asli untuk jaminan Jacob meminjam uang di bank untuk membuka usaha toko rotinya.

Newt kembali ke London dan berjanji akan memberikan buku Fantastic Beasts and Where To Find Them kepada Tina begitu ia berhasil menerbitkannya.

Epilog nya, toko kue milik Jacob laris manis dan disana Queenie mengunjungi toko dan bertatapan dengan Jacob. Entah apa yang mereka berdua pikirkan, film berakhir dengan mereka bertatapan.

Well, yang kurang dari film ini adalah, bisa ngga sih dilamain lagi durasinya? Hahaha walaupun menurut gue film udah ini berdurasi lumayan lama, tapi ngga ngebosenin. Menghilangkan kangen sama dunia sihir. Dari awal lambang WB diputar dengan backsound khas Harry Potter udah bikin merinding. Sialan nih Bu Jo lagi-lagi bikin cerita yang keren banget. Salut deh sama imaginasinya. Alur ceritanya unpredictable. Belum lagi film ini disutradarai sama David Yates yang kayaknya udah ngerti betul seluk beluk dunia sihir Bu JK Rowling. It is about 9 ¾/10. Awesome!

--D Ark R Ain Bow--
This entry was posted in

Jumat, 11 November 2016

Fantastic Beasts and Where To Find Them | First Movie November 2016

Dengan resminya Eddie Redmayne sebagai pemeran tokoh Newt Scamander di Fantastic Beasts, seluruh Potterhead dari berbagai belahan bumi kembali merasakan euforia seperti pada 8 film Harry Potter sebelumnya. Sebagai fans setia cerita fiktif Harry Potter, gue pun menyambut tahun ini dengan sangat antusias. Di 2016 ini akan ditayangkan debut film pertama Fantastic Beasts.

Film yang idenya diambil dari buku pelajaran sekolah Harry ini membuat penasaran banyak Potterhead. Dalam kesempatan ini juga Pottermore ngga mau ketinggalan untuk nambah antusias penggemar dengan merilis beberapa fitur baru.

Gue punya buku tipis ini. Dulu waktu belum ada berita bakal di-film-in, buku ini bisa dibilang 'murah' harganya. Karena emang tipis banget ngga kayak buku-buku Harry Potter yang lain. Tapi setelah pemberitaan, harga buku ini 10 kali lipat lebih mahal dari waktu gue beli dulu. Wah kereeenn..

Google juga ngga mau kalah, dan merilis google voice dengan mantera-mantera di Harry Potter seperti Silencio, Lumos dan Nox. Ada juga game Fantastic Beasts yang nanti akan dirilis berbarengan dengan jadwal rilis filmnya November 2016.

Jadi dulu waktu lima dari delapan film Harry Potter keluar gue masih duduk di bangku SD. Jadi gue belum bisa nonton di bioskop. Pas Harry Potter 6 gue kelas 2 SMP dan waktu itu nonton sama temen-temen sepulang sekolah. Pas Harry Potter 7 part 1 dan 2 gue udah SMA dan ngga sempet buat nonton di bioskop karena waktu itu sibuk sama urusan OSIS di sekolah. Saat ini gue kuliah semester 5 dan kali ini pula untuk pertama kalinya gue akan ikutan nonbar bareng komunitas pecinta Harry Potter.

Ini bukan pertama kalinya gue nonbar sama komunitas. Gue pernah nonbar sama komunitas Hunger Games dan Divergent. Tapi ini pertama kalinya sama Harry Potter. Ngebayangin ada 500 orang fanatik kayak gue dalam satu tempat berkumpul dalam satu waktu. Pasti seru banget. Jadi ngga sabar.

Buat yang belum tau film Fantastic Beasts, buruan browsing deh, jangan sampe ketinggalan info nya. Hihihi. Oya jadwalnya sih tayang di Indonesia tanggal 18 November 2016.

Nih liat dulu trailer kece Fantastic Beasts 2016.


Terus juga ada kabar bahagia buat Potterhead yang belum lengkap koleksi buku-buku Harry Potter-nya. Gramedia bakal cetak ulang buku Harry Potter!!! Oh god ini bener-bener berita yang luar biasa bikin deg deg an. Siap-siap deh zaman sihir Harry Potter menyihir seluruh anak di dunia lagi.
XD


--D Ark R Ain Bow--

Kamis, 27 Oktober 2016

Doctor Strange (2016) | Another Marvel Coming Up and Now It Is About Magic


Emang paling ngga betah kalo ada flm baru Marvel yang tayang di bioskop. Pas tau Doctor Strange udah main, gue pun bela-belain buat nonton padahal jam nya mepet banget sama jam masuk kuliah.
Awalnya gue kira film ini bakal bersetting dan berscript kolot karena baju si Doc Strange ini kuno banget. But I mustn’t judge by it’s cover. Film ini sukses membuat gue ngakak selama pemutarannya.

Jadi ceritanya,

Doctor Stephen Strange (Benedict Cumberbatch) adalah seorang dokter ahli bedah yang luar biasa terkenal dan banyak mendapatkan pujian dan penghargaan. Ketika tiba-tiba mobil yang dikendarainya kecelakaan, ia terbangun dengan kedua tangannya tidak bisa digerakkan. Syaraf pada kedua tangannya sudah hancur dan mustahil baginya untuk sembuh secara medis. Sejak saat itu ia tidak lagi bisa melanjutkan profesinya sebagai dokter. Meski Christine Palmer (Rachel McAdams) pacarnya terus menyemangati hidupnya yang bukan lagi dokter, Stephen tetap tidak ingin kehidupannya berubah. Ia menjadi marah dan mengusir Christine pergi.

Setelah mencari informasi dari mantan pasien yang mengalami penyakit sama seperti dirinya, Strange pun menuju tempat bernama Kamar-Taj yang disebut  Jonathan Pangborn (Benjamin Bratt).

Di Kamar-Taj ia bertemu dengan Mordo (Chiwetel Ejiofor) dan The Ancient One (Tilda Swinton). Awalnya Strange tidak percaya pada kekuatan spiritual yang menyembuhkan Jonathan Pangborn, tapi saat The Ancient One membawanya ke dunia arwah, ia pun meminta untuk menjadi muridnya.

Kehidupan Strange mulai tertata kembali sejak tinggal di Kamar-Taj. Ia juga belajar banyak tentang sihir dan spiritual. Melalui buku yang dipinjamnya dari perpustakaan Kamar-Taj, ia pun sering bertemu dengan pustakawan bernama Wong (Benedict Wong). Tetapi apa yang dipelajarinya ternyata bukanlah semata hanya untuk menyembuhkan penyakitnya. Ada sesuatu yang besar akan datang.


Kaecilius (Mads Mikkelsen) adalah seorang mantan murid dari The Ancient One. Namun ia kini menjadi jahat setelah membaca suatu kitab dan berencana untuk mengundang Dormamu (penguasa dunia hitam tanpa waktu). Kaecilius dan para pengikutnya menghancurkan satu persatu kuil penjaga di London-New York-Hongkong agar Dormamu datang ke bumi.

Di tengah-tengah penghancuran kuil London-New York, The Ancient One mati dalam usahanya menghentikan Kaecilius.

Namun Dr. Strange yang juga sudah menguasai sihir waktu yang diketahui Kaecilius, berhasil membalikkan waktu ke saat tepat sebelum kuil terakhir di Hongkong dihancurkan dan Dormamu datang.

Saat sudah tidak ada lagi harapan untuk menang melawan Kaecilius dan para pengikutnya, Dr. Strange masuk ke dalam dunia hitam dan bertemu Dormamu. Ia melakukan perundingan.

Dormamu yang tidak memiliki rasa ampun pun membunuh Dr. Strange. Dan dia pun mati di tangan Dormamu.

Namun ternyata sebelum menemui Dormamu, Dr. Strange memasang lingkaran waktu di tangannya dan mengulang kembali waktu ke saat pertama kali ia menemui Dormamu untuk berunding. Ia terus mati dan mati lagi berulang kali. Dormamu sempat mengejeknya karena ia telah membuat Dr. Strange tersiksa berkali-kali. Namun Dr. Strange tidak keberatan ia tersiksa selama bumi tidak hancur. Ia siap terus mati dan mati selamanya, dan ia telah menjadikan Dormamu tahanannya selamanya.

Akhirnya Dormamu menyerah dan setuju untuk membuat kesepakatan. Para pengikut Dormamu dibawa pergi dari bumi dan mereka juga tidak boleh menyentuh bumi lagi.

Kaecilius dan para pengikutnya ditarik masuk ke dunia hitam Dormamu dan bumi kembali utuh. Tapi Mordo yang merasa telah dibohongi oleh The Ancient One kini pergi meninggalkan Kamar-Taj.

Jadi, penjaga Kamar-Taj kini adalah Dr. Strange dan Wong.



Di epilog, hadirlah sosok Thor (Chris Hemsworth) yang sedang konsultasi dengan Dr. Strange. Dia bilang, ia datang dari Asgard untuk mencari ayahnya.

And we’ll see nanti siapa yang bakal nongol di film siapa.

Keseluruhan film menghibur banget. Durasinya juga ngga lebih ngga kurang. Ngga terlalu bertele-tele tapi ngga kecepetan juga. Visual effect nya keren. Pemainnya oke. Jokes nya banyak. Dan akting para pemainnya jempolan banget. It’s about 9.5/10 (karena tak ada yang sempurna gitu).

Oh iya, btw gaya tangannya Dr. Strange mirip moshing-nya BABYMETAL. 
XD





--D Ark R Ain Bow--
This entry was posted in

Senin, 26 September 2016

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango | My Very First Mountaineering

Tertarik untuk main di luar emang udah dari SMP, tapi dulu itu gue belom dibolehin untuk ikut-ikutan eksplor alam bebas lewat ekskul Pramuka di sekolah. Dan pas SMK pun niatan untuk main di luar tiba-tiba terlupakan dengan banyaknya kegiatan yang gue ikutin (Basket, Paskibra, Silat, Paduan Suara dan OSIS). Akhirnya pas nemu temen kuliah yang sehobi, barulah gue bisa cao main di luar.

Pendakian pertama gue adalah Kawah Ratu Gunung Halimun Salak. Si Unyu yang Berlumpur dan Bau tapi buat yang beneran gunung, TNGGP-lah batu loncatannya. Awalnya tim mapala gue mau nya ke Pangrango, selain lebih tinggi dari Gunung Gede, view nya juga lebih menyegarkan mata (bukan berarti Gede ngga lho ya). Tapi ...

H-1 pendakian..
Setelah kelas selesai, tim mapala ngumpul untuk ngerencanain perjalanan besok nya. Kita akan naik dari jalur Cibodas. Awalnya kami setuju untuk naik bis umum, tapi berhubung tempatnya ngga terlalu jauh dari rumah kami rata-rata, dan juga kendaraan kesana agak ribet (mesti sambung menyambung angkutan), akhirnya keputusan terakhir kami kesana dengan Sepeda Motor. Yak, gokil ya abis touring langsung cus nanjak gunung setinggi lebih dari 2.000 mdpl.

Perjalanan ke TNGGP..
Beberapa dari kami memutuskan untuk berkumpul di kosan Nura pukul 21.00 WIB. Sambil persiapan akhir dan cek-cek logistik, ngga taunya kita malah otw nya jam 11an. lmao.

Setengah dari tim kami bergabung di perjalanan. Alasannya karena rumah mereka melewati jalur ke Cibodas yang akan kami ambil, jadi kalau mereka ke kosan Nura, malah jadi bolak-balik. Setelah personil lengkap, touring pun dimulai. Buat gue yang belum pernah touring sebelumnya, sumpah ini ngantuk banget. Belum lagi siang nya gue kan masih kerja. Kita jalan di hari Rabu malam. Saat itu hari Kamis sama Jumat tanggal merah.

Udah sekitar tengah malam pas rombongan kami mulai memasukin daerah Puncak Cisarua. Tiba-tiba kami terpisah menjadi beberapa grup kecil. Dan gue terpisah sangat jauh bersama temen-temen yang ngga tau jalan! Untungnya Ka Dede si kapten (yang  juga ngga tau jalan) pengen pipis, alhasil dia belok ke pom bensin. Para penumpang lainnya menampakan muka bantal dari balik kaca helm masing-masing. Sumpah ngantuknya parah. Tapi pas tau ternyata kita kelewatan, semua langsung bugar lagi. Panik lebih tepatnya.

Kami muter balik dan menghabiskan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di pertigaan Cibodas. Lalu akhirnya bertemu dengan teman yang lain. Tim lengkap dan kita lanjut lagi ke pos pendakiannya..

Gue mulai semangat. Tapi tetep masih ngantuk..

Basecamp

Awalnya kita sempet mau batalin bertandang ke TNGGP karena alasan sudah full book. Tapi ada satu temen gue yang mencoba lebih keras lagi dan akhirnya dapet SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) juga deh kita. Langsung kita menuju ke basecamp yang sudah dibooking sama Ka Icha beberapa hari yang lalu. Istirahat dan makan, lalu sekitar jam 2 apa jam 3 pagi gitu, kita mulai pendakian. Ngga lupa sebelum jalan kita setim berdoa dulu di basecamp.

Pendakian

Gue berharap ngga cuma ada tangga, tapi kalo bisa lift aja (Hihihi pemikiran beginner). Jalur pendakian dimulai dengan tangga batu yang ngga tau deh ada berapa anak tangga. Tapi baru sepuluh menit jalan udah bikin napas ngos-ngosan. Keadaan yang masih gelap dan dingin bikin jalan gue agak gimana gitu. Belum lagi jarak antara anggota tim lain lumayan jauh. Jadi cahaya cuma datang dari headlamp masing-masing. Di awal pendakian ini pikiran gue masih banyak yang macem-macem. Tapi gue berusaha keras banget buat tetep Think Positive. Karena pikiran negatif bisa mempengaruhi kondisi fisik kita (gue baca teorinya di internet gitu). Jadi sebisa mungkin gue harus buang pikiran jelek dan keep walking.

Ternyata kalo ngabisin waktu dini hari di luar rumah itu berasa banget lama nya ya. Kalo jam segini cuma tiduran di kasur sambil internetan kayaknya kok tau-tau matahari udah tinggi aja. Kali ini gue kangen sama matahari loh. Tapi gue ngga mau ini cepet berakhir.

Pas nyampe ke jembatan kita kompak langsung banting carrier dan nyender! berasa nemu sofa panjang aja. Ada beberapa orang yang bahkan tidur ayam. Kita lumayan lama istirahat di jembatan karena udah pewe banget nyender nya. Hahaha.

Matahari mulai terbit dan kita masih jalan di tangga-tangga. Infinity banget ini anak tangga. Nikmatnya..

Langit udah terang. Jalur pendakian juga udah mulai rame. Anggota tim makin berpencar. Dan gue kedapetan berdua doang sama Ka Dea. Entah berapa jarak antara kita berdua dengan rombongan yang lain, yang pasti saat itu kita ngantuk berat! setelah berkali-kali duduk setelah lima langkah jalan, akhirnya pas nemu dahan pohon yang bagus gue dan Ka Dea sepakat untuk tidur sebentar. Ini adalah kesalahan yang lumayan ngeselin. Emang sih kita ngga tidur di jalur, tapi kalo tidur di jalan gini bisa bikin masuk angin. Tapi karena emang udah ngga bisa ditahan lagi, akhirnya kita pun tidur setelah gue melahap sepotong S**i R**i rasa mentega.

Kayaknya ada sekitar 20-30 menit kita tidur (lama banget ini). Dan kami kebangun kayaknya gara-gara ada suara monyet yang banyak banget gitu. Akhirnya tanpa pikir panjang kita langsung kabur dan melanjutkan perjalanan (karena takut banget tetiba digrebek monyet).

Sekitar 15 menit jalan, kita ketemu sama Ifkar (salah satu anggota tim) yang ternnyata balik lagi nyamperin kita! Gila ini anak care nya naudzubillah ya. Dia maksa mau bawain carrier salah satu dari kita. Dan karena ngga mau memperpanjang perdebatan (karna Ka Dea keukeh nolak) akhirnya gue ngasih carrier gue.

"Gila ini sakit banget carrier lu, Sapi."
"Hahaha timpang tau kanan sama kiri nya." Jawab gue nyengir-nyengir.

Sekitar sepuluh langkah kami bertiga jalan, tiba-tiba kita berpapasan sama Ka Dede! Dia ngelakuin hal yang sama kayak Ifkar. Merebut carrier Ka Dea (dibilang merebut karna dia mintanya sambil natap tajem dan serem banget). Akhirnya gue dan Ka Dea jalan lenggang. Haha parah ini.

Ngga lama jalan, kita sampe di curug air panas. Enak banget pas lewat, ada anget-anget nya gitu deh. Tapi jarak antara satu batu ke batu lain lumayan jauh dan air yang kita lewatin maupun yang jatuh di sebelah itu panas. Belum lagi di sisi lain curug ada jurang yang dalem banget. Ada tali pegangannya gitu sih, tapi karena air curug terus jatuh, jadi basah dan agak licin. Mesti hati-hati banget nih jalan lewatin curug ini. Dan ini menjadi salah satu alasan kenapa untuk pendaki yang mau ke Pangrango atau Gede itu DIWAJIBKAN menggunakan sepatu tertutup.

Setelah melewati curug, bertemu-lah kami dengan sisa rombongan yang lagi pada asik makan mie. Saat ngeliat kami Nura pun langsung masakin kami mie juga. Aduh mama yang satu ini.

Gue sebenernya udah ngerasa ada yang ga beres sama Ka Dea dari awal kita berenti untuk tidur, soalnya ngga biasa dia kayak gini (catatan, dia udah beberapa kali naik gunung). Gunung Ciremai aja berhasil dia taklukin, masa baru jalan beberapa jam aja udah drop. Dan ketauanlah pas disini kalo maag-nya kambuh. Ditambah gara-gara tidur di jalan tadi, dia jadi masuk angin juga. Untungnya Ka Icha sedia ***maag.

Di pos ini, carrier gue dan Ka Dea dirombak abis-abisan. Hihihi. Matrass yang tadinya di luar sekarang dimasukin ke dalem carrier sama Ka Dede. Dia agak protes pas liat bawaan baju gue.

"Oy ka, gue kan pake jilbab, wajar lah bawa baju nya agak rempong. Hihihi."
"Safi gila, ini berat banget tau. Kenapa lo ngga bilang kalo lo bawa seberat ini."
"Abis kan yang lain juga emang udah pada berat bawaannya ka."

Dia ngambil air minum dan logistik yang ada di carrier gue. Yang tersisa tinggal matras, sleeping bag, sama baju yang ada di carrier gue. Ka Dea pun sama. Bawaan kita dialihin ke anak cowok yang lain.

Setelah minum obat maag, Ka Dea nolak untuk makan. Tapi kalo dia ngga makan, dia bakal lebih parah karena masuk angin. Jadi gue suapin paksa biar ada makanan yang masuk ke perutnya. (roti mentega tadi yang makan cuma gue, dia nolak makan juga)

Setelah beberes kompor, nesting dan sampah, kami pun melanjutkan perjalanan. Dari pos kami berhenti tadi ke Camp Kandang Badak masih lumayan jauh. Baru sekitar setengah jam jalan, Ka Dea berenti. Gue emang ngga mau jauh-jauh dari dia, dan Ka Dede yang Sweeping pun berenti pas Ka Dea berenti. Dia muntah. Kayaknya emang ngga enak banget itu badan. Gue bisa bayangin.

Disitu carrier Ka Dea dirombak lagi. Ifkar dan Nura (mereka pacaran lho, haha) kebagian sisa bawaan yang ada di carrier Ka Dea. Dia jadi cuma bawa matras aja. Tadinya carrier nya malah mau dibawain Ka Dede, tapi Ka Dea nolak. Akhirnya bawaannya aja yang dialihin.

Skip Akhirnya kita sampe di Camp Kandang Badak. Sayangnya, camp udah penuh banget tenda orang-orang, jadi kita jalan terus naik ke atas dan pas nemuin ada lahan bidang sedikit langsung disikat buat nenda. Pas hampir selesai bikin tenda, ujan turun rintik-rintik.

Gue lupa jam berapa, tapi yang pasti hujan ngga lama berenti. Anak-anak cowok pada tidur sementara gue, Ka Dea, Nura dan Rahma nyiapin makanan. Sayang banget nasi kita agak kurang mateng waktu itu (tapi masih bisa dimakan). Kita bikin sop sayuran sama goreng ayam. Bangunin anak-anak dan liat mereka makan lahap banget bikin seneng yang masak. Hihihi. Sekitar pas matahari terbenam, kami pun tidur. Ohya, saat itu kami  malam jumatan di sana lho.

Muncak

Rencananya kita mau baberque-an jam 11, tapi karena tadi sempet ujan, jadi kayu nya basah. Batal baberque. Skip ke rencana mulai muncak sekitar jam 1. Gue yang setenda sama Ka Dea dan Ka Dede juga logistik tim, bangun sekitar setengah 1.

"De, bangun. Udah setengah 1. Ayo muncak." Ucap Ka Dea.
"Yaudah lo bangunin anak-anak lain. Nanti kalo udah pada bangun, lo bangunin gue." Jawab Ka Dede dari balik SB-nya.
"Ih yaudah lu yang bangunin, De."
"Yaudah lo bangunin yang lain dulu."

Dan obrolan itu terjadi untuk beberapa menit (gue jadi silent hearer).

"Pi, bangun." Ucap Ka Dea.
"Aku udah bangun kok, Ka."
"Kok kamu diem aja si dari tadi aku ngomong sendirian."
"Hihihi."

Ka Dea terus mencoba membangunkan sekaligus nyuruh Ka Dede bangunin yang lain. Tapi ngga berhasil. Kayaknya Ka Dede kena penyakit mager deh. Akhirnya kami pun balik tidur.

Setengah 2 Ka Dea kebangun lagi. Kali ini gara-gara ada suara srek srek dari luar tenda. Diiringi suara "ngok-ngok" Ka Dea langsung nepok-nepok Ka Dede.

"De, itu apaan?" Tanya dia dengan nada agak takut.

Gue juga denger dan selalu bangun hampir bareng sama Ka Dea. Itu babi, pikir gue. Ngga lama suaranya menjauh.

Semenit atau dua menit kemudian suara langkah kaki dan "ngok-ngok" banyak terdengar lagi. Kali ini gue dan Ka Dea bener-bener bangun (masih dalam posisi tiduran).

"Kar, ada babi ya?" Tanya Ka Dede dengan suara kenceng dan polos (atau bego)
"Ish Dede dodol, jangan keras-keras, nanti babi nya denger." Ucap Ka Dea lebih bego lagi

Kami terdiam di tenda masing-masing dengan mode pura-pura mati. Kecuali di tenda seberang, Ka Icha teriak-teriak.

"Aww babinya nendang-nendang tenda gue!"

Dan emang suara nesting yang bertubrukan terdengar cukup keras. Tenda mereka diserang babi tapi masih dengan skala kecil. Saat itu kami ngga ada yang berani keluar. Ka Icha juga tetep di dalem tendanya.

Menunggu langkah kaki para babi itu membuat kami semua terjaga. Tapi kebanyakan anggota lain bangun setelah babi nya pergi. Dalam hati gue, untung cuma babi, coba kalo banci. Iihh ngeri.

"Safi?" Nura buka tenda sebelah. Dia bangun gara-gara tenda gue nyalain lampu.
"Nura, buka tendanya jangan gede-gede, tadi kan ada babi." Ucap gue nongol dari secuil lubang dari pintu tenda yang gue buka dikiiiiit banget.

Nura langsung nutup lagi tendanya dengan gugup dan ketakutan. Hahaha padahal babinya udah pergi.

"Muncak ngga kita?" Salah satu nanya, gue lupa siapa
"Nanti aja deh, takut babinya balik lagi." Jawab yang lain, gue lupa juga siapa.
"Sapi, tadi ada babi?" Tanya Jani dari tenda sebelah dengan nada suara khas bangun tidur banget. Kayaknya dia pules berasa tidur di rumah.
"Iya nong, lu baru bangun ya?"
"Iya Pi, gue ngga denger apa-apa. Hahaha."

Gue lupa liat jam pas Ifkar keluar dari tendanya dan minta sosis ke tenda kita (Gue, Ka Dea, Ka Dede). Gila nih bocah, abis ada insiden babi malah mau barberque-an.

"Kar, nanti kalo babi nya dateng lagi gimana nyium bau sosis?" Ucap gue.
"Nggapapa Fi. Nanti kalo babinya dateng lagi gue bakar sekalian." Ifkar malah ketawa.

Akhirnnya gue memutuskan untuk ikutan goreng sosis sama Ifkar dan Riza. Gue ralat dikit, gue ikutan makan sosis nya, Ifkar sama Riza yang gorengin.

Muncak (Beneran)


Gara-gara kebangun pas Ifkar goreng sosis, gue pun agak males untuk balik tidur lagi (kayaknya enakan tidur di jalur). Setelah nemenin Riza masak mie, gue pun mulai masak spageti untuk sarapan nanti. Dan sekitar jam 8 atau 9 gitu ya, perjalanan muncak yang benerannya pun dimulai.


Setelah menutup rapat tenda dan bekel air putih, kami pun bersiap buat nanjak. Tapi ngga jadi ke puncak Pangrango karna katanya puncaknya lebih jauh dengan durasi pendakian yang lumayan lebih lama dibandingkan ke puncak Gede. Akhirnya kami sepakat untuk ke Gede aja.


Perjalanan muncak jauh lebih asyik walaupun trek lumayan bikin manjat-manjat akar pohon, setidaknya beban carrier di pundak ngga ada.

Perjalanan kami terpisah menjadi 2 kelompok. Di tengah perjalanan, kelompok gue yang terdiri dari gue, Ifkar, Ka Icha, Ka Bambang, dan Nura ketemu sama satu rombongan yang ada satu anak kecil di dalamnya. Ka Icha yang emang humble banget sama siapa aja pun menyapa dan ngobrol banyak sama anak kecil itu. Katanya dia umurnya 6 tahun. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Dia didampingin sama papanya dan beberapa orang dewasa lainnya. Lucu banget.

Pas sampe di puncak, ternyata Riza udah sampe duluan. Dan dia udah dapet beberapa foto di sana. Malah, dia udah beli nasi uduk! Hahaha kayaknya sarapan tadi kurang puas dia.

Menunggu sisa tim yang lain. Dan pas komplit kita pun melakukan ritual wajib FOTO-FOTO!







Karena moment yang kami setim ambil itu pas banget tanggal merah dan long weekend, ngga salah banget kalo gunung udah kayak pasar yang rame parah. Ngga apa-apa sih rame, tapi karena itu kita ngga bisa stay lama di puncak karena lalu lalang pendaki lain yang banyak banget itu. Dan kali itu kami banyak ketemu sama pendaki cilik yang umurnya kurang dari 10 tahun.

Pulang

Pas turun dari puncak, gue berpartner lagi sama Ka Dea. Dan di perjalanan gue ngeliat sesuatu yang lari cepet banget dan lurus banget. Gue kira itu tikus. Tapi kok ukurannya gede banget. Hampir aja gue bikin Ka Dea takut setengah mati pas gue kasih tau. Dan pas gue cerita di tenda ke anak-anak yang lain juga, mereka bilang itu anak babi. Haha. Babi mulu perasaan ya.

Sekitar jam 14.00 kami selesai beberes tenda dan perlengkapan lain siap buat balik ke basecamp. Setelah doa dan sebagainya, kami pun mulai turun.

Ngga beda jauh sama pas naik, pas turun kami pun mencar. Hobi banget mencar perasaan yak. Dan kali ini gue mencar tak berpartner. Gue diduluin sama Riza, ngga lama Ka Dede, ngga lama Ka Dea, ngga lama Nura, ngga lama Ifkar, dan akhirnya gue pun jalan sendirian.

Sekitar jam setengah 6 sore dan hari mulai gelap, gue pun bersiap ngeluarin headlamp. Gue berkali-kali ngambil jalan pintas dengan harapan bisa menyusul salah satu dari tim yang tadi udah duluan. Tapi sampai sekitar maghrib pun gue belum bisa menyusul salah satu temen gue. Akhirnya gue beraniin diri buat nyapa satu cowok (yang ngga gue kenal) dan ngajak jalan bareng sama dia. Ternyata dia juga kepisah dari rombongannya.

Sebenernya gue bukan orang yang melow-melow amat. Gue ngga takut gelap atau sendirian. Tapi saat itu gue lagi dateng bulan dan menurut gue lebih bijak kalo gue ngga jalan sendirian maghrib-maghrib gitu.

Gue dan cowok itu jalan beriringan. Gue lupa nanya namanya siapa. Tapi ngga lama kita jalan, si cowok nemu bagian dari rombongannya dan kita pun gabung sama mereka. Mereka lagi istirahat dan nyemil, tapi kehabisan minum. Berhubung gue bawa setengah botol dari camp (gue ga dibolehin bawa sebotol full sama Ka Dede, katanya takut keberatan) gue pun ngasih minum gue ke mereka. Karena gue udah ngantongin sebotol medium p***** s**** jadi gue ngga masalah minum gue abis.

Langit makin gelap dan kita masih duduk istirahat pas gue nengok ke belakang dan liat siluet dua orang yang kayaknya gue kenal. Gue tunggu sampe orang itu papasan sama gue dan nyenter sepatunya (kalo nyenter muka ngga sopan, apalagi kalo sampe salah orang).

"Kaka Icha." Ucap gue lemah.

Siluet cewek lalu nunduk dan mandangin muka gue.

"Eh Sapi, kamu ngapain disini?"
"Aku kepisah, Ka."

Lalu Ka Icha dan Ka Bambang pun ikutan duduk dan dengerin cerita gue. Ngga lama, mereka memutuskan untuk lanjut perjalanan, tapi cowok yang tadi dan rombongannya kayaknya masih betah deh. Mereka stay.

Baru beberapa meter jalan, rombongan cowok yang tadi manggil kita (gue, Ka Icha, Ka Bambang). Ternyata kamera Ka Bambang ketinggalan di tempat kami duduk tadi. Syukur belom jauh.

Tiba di pos pendaftaran, Ka Dede, Riza dan Ifkar udah lagi selonjoran. Kami sampe jam 19.00 mereka 18.30. Rasanya seneng banget bisa ketemu mereka akhirnya. Nura sama Ka Dea juga udah sampe. Mereka ke basecamp duluan karna Nura mau ke toilet.

Rombongan terakhir yang terdiri dari Jani, Kiki (pacarnya jani), Aweng, Ivan, Rahma, sampe di pos pendaftaran jam 20.00.

Touring Lagi

Setelah Full Team, kami pun istirahat sebentar di basecamp. Makan dan ngeteh. Terus siap-siap pulang lagi by ride of course. Kali ini gue pun ngga luput dari rasa kantuk. Ngantuk banget sumpah beneran ngga boong. Lalu Ifkar ngasih ide untuk  nyewa vila dan baru pulang besoknya. Gue sih setuju aja. Kasian juga Riza kan pasti lebih ngantuk dari gue karna dia yang ngendarain motornya. Akhirnya 3 motor sepakat untuk nyari villa. Sementara Ka Icha-Ka Bambang, Jani-Kiki, Aweng-Rahma, dan Ivan  memutuskan untuk pulang.

Gue lupa jam berapa, yang pasti udah lewat tengah malam banget pas kita akhirnya dapet villa. Setelah makan dan bersih-bersih, kami pun tidur satu persatu. Niatnya mau pulang pagi-pagi biar ngga panas dan bisa sampe rumah lebih cepet. Tapi pada akhirnya kami baru bangun dan beres-beres pulang itu jam 11.00

Cuma sarapan gorengan sama lontong lalu kita pun memacu sepeda motor masing-masing. Perjalanan kali ini baru berasa ternyata bobot badan gue bukan salah satu faktor yang bikin motor Riza jadi pendek. Berkali-kali gue lompat dari jok motor pas ada polisi tidur atau sekedar ngebut. Gilak ini carrier enteng malah bikin ngga nyaman yaps. Hahaha.

Skip-skip perjalanan yang super duper bikin gue ngantuk (lagi) akhirnya kita sampe kembali di kosan Nura. Gue langsung pulang karna udah janji akan pulang kurang dari jam 15.00. Gue dianter ke rumah sama Riza lagi. Gila juga ini anak, kayak ngga ada capek nya. 

Sampe rumah gue langsung buka semua atribut dan bongkar carrier. Nyuci pembalut yang gue gulung-gulung di plastik. Daaaan... MANDI!
Gue kangen banget sama mandi. Hahaha biasanya gue males padahal.

Kesan gue untuk pendakian pertama ini seru banget. Touring nya juga seru. Favorit gue tetep pas lagi nenda dan masak-masak. Cuma kurang di api unggun aja. Hihihi

Gunung Gede-Pangrango
SIMAKSI: RIBET BANGET
Jalur: Medium
Vegetasi: Perlu hati-hati
Air: Cukup


--D Ark R Ain Bow--

Selasa, 16 Agustus 2016

Kawah Ratu Gunung Halimun Salak. Si Unyu yang Berlumpur dan Bau

Gunung Halimun Salak yang keliatan unyu dan emang ngga terlalu tinggi ini emang ngeledek banget minta dieksplor. Gue pun memaksa temen gue (yang padahal udah berkali-kali kesini untuk nemenin temennya yang lain layaknya guide) untuk sekali lagi menjajaki jalan setapak Gunung Halimun Salak.

Sampai di pos pendaftaran kita ditanya mau kemana. Karna emang di Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini ada beberapa destinasi wisata. Dan yang paling favorit itu Curugnya yang lumayan banyak. Kami berempat memulai perjalanan setelah daftar dan berdoa di pos pendaftaran. Untuk SIMAKSI kami berempat dikenakan 10k per orang dan materai 6000 seharga 10k (?).

Mulai pendakian, jalan masih landai dan seperti berjalan di belakang rumah. Tapi ngga lama tanjakan-tanjakan pendek yang terdiri dari tanah dan kapur pun minta banget dilaluin. Setelah pertigaan Curug dan Kawah, jalan pun makin kecil dan berlumpur. Iya banget ini mah kita bakal kotor-kotoran.

Lumpur disini sebenernya ngga sepenuhnya lumpur kayak yang ada di petakan sawah, tapi terbentuk dari air-air yang menggenang tercampur dengan tanah dan batu. Tiga dari kami berkali-kali kecebur genangan air yang bikin langkah jadi berat. Dan, salah banget gue pake celana jeans. Gue kira trek nya ngga terlalu maksa gue untuk kotor dan basah, tapi apa daya, gue harus megangin celana biar ngga kedodoran. Tau kan rasanya make celana jeans basah, kita berasa jadi make celana minjem.

Sekitar tiga perempat perjalanan tiba-tiba hujan rintik-rintik mulai netes dari daun-daun pepohonan yang lebat banget di sekitar jalan setapak.

Rintikan hujan mulai berubah jadi gerimis sampai kita tiba di Kawah Mati. Dan kami pun memutuskan untuk tinggal sebentar di Kawah Mati karena kabut yang turun tebal banget (sampe ngga kelihatan jalannya sama sekali) dan ngga baik buat kesehatan juga kalo kita ada di Kawah waktu hujan turun. Jadilah gabut di Kawah Mati nungguin ujan berenti. Padahal kita neduh pun ngga.

Penampakan Kawah Mati

Untungnya ngga lama hujan mulai reda dan kabut mulai kabur. Setelah puas ngambil gambar di kawah mati, kami pun melanjutkan ke destinasi utama kami yaitu Kawah Ratu.

Kira-kira menghabiskan waktu 20 menit perjalanan dari Kawah Mati ke Kawah Ratu. Aroma dan hawa mulai berubah. Bau belerang yang khas lumayan nyengat hidung. Apalagi belerangnya baru aja diguyur hujan walaupun ngga terlalu deras.


Kata temen gue, kalo ngga kena hujan, view Kawahnya bakal putih banget. Dan iya sih waktu gue liat foto dia disini sebelumnya emang serasa dia foto di salju. Keren banget view nya. Kalo pas gue kesini malah keliatan kayak lagi foto dengan view asep pembakaran sampah. Wkwkwk.

Keliatannya pendek, tapi aslinya jarak antara tempat kita berdiri dengan asep asep itu lumayan tinggi.


Kayaknya kita cuma ngabisiin waktu setengah jam di Kawah Ratu dan akhirnya memutuskan pulang. Rasa lelah pas perjalanan kesini ngga sepenuhnya terbayarkan karna temen gue nyesel ngga bawa hamock. Kita pun istirahat duduk di batu seadanya.

Pas perjalanan pulang dari Kawah Ratu ke Pos Pendaftaran, kita banyak ketemu pendaki lain yang katanya mau daki si imut Salak. Dan tiba-tiba kita berempat jalan misah. Untungnya misahnya berdua-dua, jadi ngga terlalu khawatir banget lah. Soalnya pas kita turun kan udah sore, jalan setapak jadi gelap banget. Kita ngga ada sama sekali yang bawa senter atau headlamp. Kabut dan kesunyian mulai nemenin perjalanan turun kami. Gue pun mulai berubah menjadi cewek super bawel yang terus nyari obrolan biar suara alami hutan yang berbisik ngga terlalu jeblosin kami ke sunyinya hutan sore itu.



--D Ark R Ain Bow--