Kamis, 24 Juli 2014

Dawn of The Planets of The Apes

Right, ngga mau kehilangan euforia film "monyet", akhirnya kemaren gue pun nonton Dawn of The Planets of The Apes. Panjang ya judulnya, makanya gue nyebutnya Dawn of Apes aja. Kali ini gue nonton sama my buddy best friend. Alesannya sih emang gue takut nonton ini sendirian. Serius deh. Abis film nya kan tentang monyet gitu, jadi yang main ya kebanyakan monyet. Gue ama badut aja takut, apa lagi sama monyet.

Sipp, and here we go.

Film ini berceritakan tentang sebuah virus bernama simian flu yang telah diciptakan oleh seorang dokter dari laboratorium yang mengubah kera menjadi lebih agresif. Penyakit ini menular dan tidak bisa dicegah, bahkan oleh manusia. Makanya banyak manusia yang mati gara-gara virus ini. Sisanya mati gara-gara dibunuh sama penderita virus ini.

Sebuah koloni survivor (mereka menyebut orang yang bertahan dan tidak terjangkit) di San Francisco memiliki masalah dengan daya yang mereka miliki yang kini hanya tinggal sedikit. Maka beberapa orang mencari daya itu ke hutan yang ternyata dijadikan rumah oleh sekelompok kera. Salah satu dari penjelajah itu berpapasan dengan dua ekor kera (Ash dan Blue Eyes). Karena saking takutnya, manusia bernama Carver itu menembak Ash yang kontan saja membuat koloni kera yang lain berdatangan. Carver pun memanggil teman-temannya.

Lalu mereka bertemu dengan dengan Caesar (pemimpin koloni kera yang bisa bicara bahasa inggris). Caesar menyuruh para manusia untuk pergi. Tapi Malcolm (manusia) ingin berusaha mendapatkan daya itu dengan cara mendekati mereka. Ia bersama keluarga dan teman-temannya diberi waktu tiga hari untuk berusaha meyakinkan bangsa kera kalau mereka hanya ingin mengambil daya dan tidak akan merusak rumah para koloni kera.

Dan masalah pun terjadi. Seekor kera bernama Koba yang telah menjadi korban penelitian di laboratorium
Koba dan Blue Eyes
merasa sangat dendam pada bangsa manusia. Ia ingin melawan dan membunuh manusia. Maka, ia mengkhianati Caesar dengan menembaknya menggunakan senjata api milik manusia sehingga kera-kera lain berpikir bahwa yang menembak Caesar adalah manusia. Sekitar 200 ekor kera datang menyerbu koloni 9 San Francisco dan menawan semua manusia. Kera-kera di bawah pimpinan Koba juga menawan kera-kera yang masih setia pada Caesar yang menolak untuk membunuh manusia. Termasuk Ash yang dibunuh oleh Koba karena Ash tidak mau membunuh manusia.

Semua orang menganggap Caesar telah mati. Tapi Malcolm dan keluarganya menemukan tubuh Caesar yang masih hidup. Mereka merawat Caesar di rumah kecil Caesar sewaktu bersama sahabat manusianya dulu. Saat Malcolm kembali ke koloni untuk mengambil obat-obatan, ia bertemu dengan Blue Eyes (Anak Caesar) yang akhirnya dibawanya bertemu dengan Caesar.

Setelah Caesar sembuh, ia pun maju ke pertempuran untuk menghabisi Koba dan menghentikan peperangan. Akhirnya peperangan di koloni 9 San Francisco berakhir. Tapi para kera tidak akan bisa hidup tenang lagi sebab manusia dari koloni lain akan segera memburu mereka. Karena mereka telah memulai peperangan.

Malcolm dan Caesar di ending
Walaupun berkali-kali nutup mata, telinga dan hidung (apa urusannya ama hidung?), kedinginan dan kesemutan, film ini recomended buat ditonton. Aman juga kok buat remaja, kalo anak-anak, harus di bawah pengawasan orang tua. Pesan moral nya juga dapet banget di film ini. Kayak "Kita harus saling menyayangi sesama makhluk hidup", "Setiap makhluk hidup memiliki sisi baik dan buruk", "Hewan juga bisa berperasaan dan memiliki akal", dan kita juga harus saling menghargai dan menjaga rumah masing-masing.

SAFI
This entry was posted in

Rabu, 23 Juli 2014

Morning 23/07/2014

Hari ini gue mengawali hari dengan posisi tidur terakhir (pas mau bangun) yang tidak menyenangkan. My lovely notebook ternyata tertindih badan gue dengan sleep mode (ikutan tidur dia rupanya). Dengan mata yang masih  semaput, gue pun berusaha membangunkan si notebook dan diri gue sendiri karena jam udah menunjuk angka setengah enam.

Setelah berusaha bangun dan pura-pura tidur lagi sampe jam enam pas, gue pun melangkahkan kaki ke kamar mandi, engga, bukan mau mandi, tapi mau masak air panas dulu. Dingin banget cuyy.

Setelah air menguap panas, gue mandi deh tuh. Selagi mandi, gue terpaksa dengerin pidato harian nyokap gue yang berisi keluhan-keluhan rumah tangga yang dia coba tanggung sendiri. Dengan tokoh utama, bokap gue.

Eh, jangan salah, gue tuh selalu berpikir positif atas keluhan nyokap yang ditimpakan pada bokap. menurut gue, dia terlalu sayang sama bokap, sampe tiap detik selalu ngomongin dia. Inget anak SMP yang baru ngerasain naksir-naksiran kan?? Yahh, kira-kira begitu lah nyokap gue ke bokap gue.

Rasa ngantuk yang gue coba pura-purakan udah ngga ada, ternyata nongol lagi. Mata mulai berat di bagian kelopak, yang menandakan waktunya terpejam. Dan helloo. Gue udah di kantor. Tapi sebelum kerja, baiknya gue ngikutin hasrat kepengen tidur dulu kali ya??

Senin, 21 Juli 2014

Thinking - Against The Current

STOP!
Just take a while
I won't wait another night
For you to call
Cause lately I've been thinking
That these fight they don't mean a thing to me
Who are you to be
The judge of what I should be


Ada yang belom tau ini potongan lirik lagu siapa?

Against The Current!!

Band indie yang punya vokalis super cantik bernama Chrissy Costanza ini selain hobi banget meng-cover lagu, mereka juga udah punya album sendiri loh!

But this is the best song for me right now.

Karena bercerita tentang seseorang yang sedang di gantung perasaannya sama orang yang udah ngasih kode tapi belom mau nembak juga. Aiihh.. Dalem banget artinya..
 Sip deh gue kasih full veersion lirik lagu berjudul Thinking dari Against The Current ini.



Thinking - Against The Current

You took my hand and you never let go
Well I was so sure but now I just don't know
You've got me thinking
You've got me thinking about you

Because you
You played my heart
Took my love
Did you plan this from the start

STOP!
Just take a while
I won't wait another night
For you to call
Cause lately I've been thinking 
That these fights
They don't mean a thing to me
Who are you to be
The judge of what I should be

And here we go yeah we're at it again
Wish I could say that we were more than friends
Cause I've been dreaming
I've been dreaming about you

Because you
You played my heart
Took my love
Did you plan this from the start
And if I should do it over again
I'd do anything to be your in the end

STOP!
Just take a while
I won't wait another night
For you to call
Cause lately I've been thinking 
That these fights
They don't mean a thing to me
Who are you to be
The judge of what I should be


Biar lebih jelas nih gue kasih lagunya sekalian

Thinking - Against The Current

Jumat, 18 Juli 2014

Between Love and Loved

Apa yang bakal lo pilih kalo ketemu sama dua jenis perasaan ini?

Love dan Loved.
Mencintai dan Dicintai.


Emang sih serba salah juga sama dua pilihan ini. Dicintai. Kalo di liat dari jauh emang lebih enak kalo kita dicintai sama seseorang. Kita merasa ada sesuatu di diri kita yang bisa membuat seseorang menjadi tertarik sama kita. Ngga jarang juga kita malah merasa jadi lebih percaya diri. Tapi, sisi ngga enak nya adalah. Siapa dulu nih orang yang cinta sama kita. Ngga mungkin asal-asalan nerima orang kan? Cuma karena dia cinta sama kita, belum tentu sifat, sikap, dan penampilannya bisa kita terima. Dan kebanyakan dari kita tidak melirik sama sekali orang-orang yang menjadi 'fans' kita.

Mencintai itu emang perasaan yang paling menyenangkan yang pernah diciptakan sama Tuhan. Ketika kita jatuh cinta, kita merasa setiap harinya selalu indah dan kita menjadi lebih bersyukur karena ada dia. Ada aja sesuatu yang bikin kita tersenyum kalo kita ngeliat dia. Denger namanya aja langsung bikin kita gemeteran. Tapi kadang orang yang mencitai suka kelewatan sih. Apalagi kalo lagi 'berjuang' ngedapetin seseorang yang kita cinta. Posisi ini sangat rentan buat orang yang punya penyakit jantung, trauma akut, dan susah move on. Karena walaupun nantinya belum tentu respon doi kayak gimana, besar kemungkinannya galau berkepanjangan bakal mampir menjawab rasa sayang kita.

Bagaimana kalo dicintai sama orang yang udah punya pacar?

Udah hal yang umum kalo sekarang ini banyak banget yang punya lebih dari satu cinta. Tapi gimana jadinya kalo kita ditaksir sama orang yang udah taken? Saran gue sih ya, kalo lo ngga mau dapet bencana nantinya, mending lo tolak mentah-mentah ungkapan perasaan cinta dari orang yang udah taken itu. Bisa gawat nantinya kalo lo dikira jadi orang ketiga. Padahal mah dianya aja yang udah bosen sama pacarnya. Kalo mau berhasil menjalin hubungan sama orang yang udah punya pacar, gue saranin lo tunggu dulu dia putus dari pacarnya. Emang sih terkesan minta terlalu banyak, tapi cari aman aja guys. Ngga mau kan nantinya lo bakal kehilangan pacar dengan cara yang sama?

Mencintai orang yang punya pacar?

Ngga masalah lagi. Selama lo ngga ganggu doi dan mulai menyusun strategi untuk memisahkan si doi dari pacarnya. Dalam prinsip mencintai, posisi pecinta ngga pernah salah selama dia masih wajar sekedar sayang tanpa berharap terlalu banyak dari orang yang dicintainya. Buang jauh-jauh deh pikiran mau ngerebut si doi dari pelukan pacarnya. Pacaran yang sehat itu tidak melibatkan cara-cara 'sakit' untuk mendapatkannya.

Mending pilih mana? Mencintai atau Dicintai?

Sumpah, pertanyaan ini susah banget buat dijawab. Karena tiap orang punya jawabannya masing-masing yang berbeda-beda. Tapi satu hal yang sama, yaitu, setiap orang pasti pengen mencintai orang mencintainya juga.

Buat orang yang gampang jatuh cinta, memilih seseorang yang udah jelas-jelas sayang sama kita adalah keputusan yang tepat. Karena kalo dia sayang sama kita, kita tinggal membiasakan diri dengan kebiasaannya dan mulai melihat segala sesuatu dengan perasaan. Lama-lama pasti kita bakal balik jatuh cinta sama doi. Itu hukum alam. Semakin lama kita menghabiskan waktu bersama, semakin beda juga perasaan yang bakal kita rasa.

Untuk yang susah jatuh cinta dan tipe orang 'pejuang cinta', mending pilih sendiri deh orang yang bener-bener tipe lo dan yang bener-bener lo sayang. Gue yakin lo pasti bisa ngedapetin dia yang lo mau kalo lo ada usaha sedikit. Tapi tetep dengan cara sehat tentunya. Lakukan pendekatan yang normal tapi tetep meninggalkan kesan yang baik dan susah dilupakan. Jangan terlalu berlebihan dalam flirting, karena itu bakal jadi kartu terakhir lo. Bisa-bisa bukannya terposona, si doi malah ilang feeling sama lo.


Jumat, 11 Juli 2014

Transformers (The Age of Extinction) | 2014

Walaupun euforia film transformer udah hampir Abis, gue baru sempet untuk menontonnya. Sebenernya sih kemaren-kemaren juga sempet. Tapi antrinya itu lohh... Nauzubillahiminzaliq.

Belajar dari kesalahan gue pas nonton TFIOS kemaren, kali ini biar ga ketinggalan gue pantengin depan pintu teater setengah jam sebelum jadwal. Alhasil, asyiiikk gue bisa masuk tepat waktu. Tapi kesenangan gue langsung ilang. Karena ternyata teater emang sepinya kayak jalanan jakarta pas libur lebaran.



Oke. Kali ini gue duduk di row A (suka amat palig atas y gue) nomor 12. Dan sedihnya lagi, satu baris cuma keisi dua bangku doang. Gue ditemenin sama bapak-bapak (kenapa gak cowok cakep aja sih??)
Oke, dats enough to curcol about bangku.

Film transformer kali ini dimulai dengan pembukaan seorng peneliti dari perusahaan KSI (gue lupa kepanjangannya) yang menemukan fosil transformer berbentuk dinosaurus berumur ratusan juta tahun.

Lanjut ke jalan cerita seorang montir sekaligus ilmuan penemu robot rumahan bernama Cage yang
menemukan sebuah truk rongsokkan. Ia menghabiskan waktu untuk memperbaiki truk yang ternyata adalah Optimus Prime. Rumahnya dikepung dan diledakkan karena ketahuan menyembunyikan autobots yang saat itu sedang diburu oleh pemerintah yang bekerja sama dengan Lockdown, musuh Optimus. Selain itu orang- orang pemerintahan ingin membuat sendiri transformer mereka dengan menggunakan bagian-bagian dari autobots yang mereka bunuh dan mutilasi. Termasuk Rachet (sang dokter autobots) yang dibunuh di awal film.

Optimus berhasil mengumpulkan empat autobots yang tersisa. Bumblebee, salah satu yang masih selamat dari perburuan. Ada juga yang tampangnya kayak monster di film pirates of Caribbean yang banyak tentakelnya. Dua sisanya tampilannya kayak orang mesir dan kesatria gitu. Sorry gue lupa namanya.

Mereka mempunyai tiga musuh disini. Lockdown yang ingin membunuh Optimus, manusia yang bekerja sama dengan Lockdown untuk memburu para autobots dan Megatron dengan pasukan barunya yang diciptakan oleh manusia.

Disini Megatron sebenerna ngga dibangkitin lagi. Dan decepticon udah musnah. Tapi para manusia ingin membuat transformer yang bisa menandingi kekuatan Optimus dengan menggunakan kerangka kepala Megatron. Mereka menamakannya Galvatron. Mereka mengira mereka akan bisa mengendalikan Galvatron ciptaan mereka. Tapi ternyata otak dan memori Megatron tidak bisa mereka kendalikan yang mengakibatkan Megatron berhasil mengendalikan dirinya sendiri dan mengendalikan 50 transformer ciptaan KSI lain untuk menjadi anak buahnya dan membunuh para autobots. Dan merebut kembali apa yang disebut the seed (benih) yang jika diledakkan di kota yang padat penduduk, akan bisa menciptakan Transformer baru.

Pada akhirnya, manusia yang bekerja sama dengan Lockdown pun mati. Karena Optimus membangkitkn beberapa autobots dinosaurus yang menjadi tawanan kapal Lockdown. Lockdown sendiri mati di tangan Optimus.

Pimpinan KSI akhirnya sadar dan menghentikan pekerjannya membuat tiruan autobots. Ia bekerja sama dengan Cage dan optimus untuk menghabisi musuh-musuh mereka. Terutama menjauhkan the seed dari Megatron.

Seperti tepat seperti pada film sebelumnya, Megatron kembali memperlihatkan kelicikannya. Ia kabur dari pertarungan untuk mencari strategi baru untuk mengalahkan optimus dan autobots yang tersisa.

Menurut gue film ini efek fisualnya keren dan suaranya seakan beneran ada di depan kita (karena gue ngga nonton 3D gue cuma ngerasain suaranya yang 3D ya). Tapi jeleknya, durasi film ini buat gue masih terlalu over. Jadi Bikin ngantuk di beberapa bagian karena saking lamanya durasi. Perangnya pun bertele-tele dan invinity banget. Don't get me wrong, gue udah survey ke beberapa temen gue yang nonton film ini lebih karena mereka suka efek fisualnya dan karena mereka udah nonton ketiga film transformer sebelumnya daripada tertarik sama alur cerita baru yang tanpa menampilkan Sam Witcwicky (Shia Labouf) sama sekali.

Well last, rating gue buat film ini masih recomended buat ditonton. Dan buat kalian yang mau nonton ini sama anak-anak di bawah umur masih gapapa kok. Karena adegan disini ngga terlalu banyak dewasanya.

Safi
This entry was posted in

Kamis, 10 Juli 2014

Delmora The Ocean's Princess -- Bab 1 (Salam Trisula)

Delmora The Ocean’s Princess







Created By:
Safitri Tsa’niyah






Bab 1
Salam Trisula
Hai. Namaku Delmora. Aku adalah seorang cewek biasa hingga usiaku menginjak tujuh belas. Entah aku harus senang atau kesal, aku sedang berusaha untuk menerima kenyataan bahwa aku ini keturunan salah satu dewa. Sebenarnya dia telah melakukan sesuatu yang gawat terhadap pria yang selama enam belas tahun terakhir masih kuanggap sebagian darinya adalah milikku. Sampai dewa itu mengunjungi rumahku dan berkata bahwa aku ini anaknya. Bersenjatakan trisula, dia kelihatannya sangat serius dengan apa yang dikatakannya, walaupun hal itu masih tidak masuk akal.
Awalnya kukira ia adalah pemeran opera yang ingin mengerjaiku. Tapi mana ada manusia yang bisa bercahaya hijau seperti itu? Pemain opera terbaik sekalipun tak akan mampu melakukannya.
Dia duduk di ruang tamu keluarga kami dan menceritakan persisnya apa yang ia lakukan hingga aku lahir.
Tujuh belas tahun yang lalu..
Sudah tujuh tahun menikah dengan Bapak Dylan, ia tetap tidak dikaruniai seorang anak. Dokter memvonis ibuku tidak akan memiliki keturunan.
Tapi beberapa bulan berlalu ketika ia menyadari berat badannya naik secara drastis. Saat diperiksakan ke dokter, ternyata ada seorang bayi mungil (aku) yang tinggal di rahim bu Sonya—ibuku. Dan bayi itu sudah lima bulan berada dalam rahimnya.
Setelah lahir, bayi perempuan itu di beri nama Delmora. Tapi ada yang aneh dariku. Saat aku mendapati diri menghirup oksigen ke paru-paru kecilku, aku tidak menangis dan masih tenang mengemut jempol sambil tertidur pulas. Bu Sonya sangat ketakutan aku mungkin mati. Akhirnya aku di ceburkan ke dalam kolam berisi air untuk dimandikan. Aku mulai menangis. Pada saat itulah akhirnya mereka tahu bahwa aku mendapat kekuatan dari air. Mataku yang hitam pekat tiba-tiba saja berubah menjadi biru laut. Padahal aku orang Indonesia asli.
 “Kau bilang namamu siapa, Pak?” Tanyaku pada seorang pria dewasa di depanku.
“Panggil aku Ayah.” Ucap pria yang mengaku Dewa Poseidon masih dengan tenang.
“Tapi bagaimana aku bisa percaya kau tidak sedang menipuku?” Gumamku. “Maksudku, bagaimana aku bisa percaya kau Ayahku? Dan Dewa?”
“Aku tidak bisa membuktikannya disini, Delmora.” Ucap Poseidon. “Tapi aku benar-benar membutuhkan bantuanmu.”
“Untuk apa aku harus membantu orang yang bahkan tidak kukenal?”
“Aku Ayahmu.”
“Jangan mempermainkanku!” Aku menjerit.
“Aku tidak mempermainkanmu!” Pria Poseidon itu menghentakkan kakinya. Tiba-tiba lantai rumah itu bergetar seperti sedang terkena gempa bumi dengan pusatnya adalah pria yang mengaku Dewa itu.
Aku dan orang tuaku terdiam. Sunyi beberapa saat.
“Maafkan aku.” Ucap Poseidon dengan nada tidak enak. “Tapi sedang ada masalah. Dan aku tidak bisa membereskannya sendiri.”
“Tapi kalau benar kau dewa, seharusnya kau bisa melakukannya sendiri.” Ucapku.
“Sayangnya aku tidak bisa ke wilayah dewa lain.”
“Apa maksudmu?” Tanya Ibu.
Sang Dewa Laut menceritakan kepada kami tentang dewa lain yang ingin mengambil wilayahnya. Secara harfiah, aku tidak mengerti sama sekali alur pembicaraan ini. Semakin didengarkan, orang ini semakin terdengar mengada-ada.
“Kau masih tidak percaya aku Dewa?” Tanya Poseidon setelah memandangiku cukup lama.
“Aku masih tidak percaya kau Ayahku.” Jawabku dengan berani. Entah mengapa orang ini begitu menakutkan, tapi aku sama sekali tidak ketakutan padanya.
“Aku meniupkan dirimu ke rahim Sonya tujuh belas tahun lalu. Aku iba melihat ibumu sangat menginginkan kehadiran seorang anak untuk menemani hidup bersama laki-laki brengsek ini.” Poseidon menunjuk Ayah Dylan. “Sebenarnya ibumu normal seperti umumnya wanita sempurna. Tapi laki-laki yang kau panggil Ayah ini meracuninya setiap hari. Ia memberikan ramuan agar ibumu tidak akan pernah memiliki keturunan. Ia tidak menginginkan kehadiranmu, Delmora.”
“Kau jangan dengarkan orang ini, Delmora. Dia berbohong. Tentang segalanya.” Ucap Ayah Dylan panik. Aku bisa merasakan seluruh darahnya membeku. Aneh memang, tapi aku benar-benar merasakan darahnya tidak mengalir normal.
“Aku tak tahu Ayah.” Ucapku pada Ayah Dylan. “Tapi itu terasa begitu ganjil. Aku mempercayaimu. Tapi mengapa aku merasa kau bohong padaku? Darahmu tidak mengalir normal. Kau gugup, Yah.” Kataku, mencoba memberitahu apa yang aku rasakan walaupun sedikit aneh.
“Kau pasti berimaginasi lagi. Hal yang selalu kau lakukan tiap waktu.” Ucap Ayah Dylan semakin panik.
Poseidon memecah pertengkaran hangatku dengan Ayah Dylan. Ia menjentikan jarinya di udara dan sesuatu terjadi. Di udara yang tadinya kosong dan hampa, kini muncul sebuah bayangan berwarna hijau seperti semacam hologram. Bayangan itu mulai membentuk tubuh dan wajah seseorang yang aku kenal. Ayahku, Pak Dylan.
Ayah Dylan dalam hologram sedang membuat sesuatu seperti kopi yang berwarna seperti susu. Maksudku, warnanya putih seperti susu, tapi jelas, teksturnya seperti kopi yang akan meninggalkan ampas seduhan di dasar gelas.
Ia memberikan gelas itu kepada ibuku yang sedang tertidur. Entah apa yang dipikirkannya. Tapi ia benar-benar mengalirkan minuman itu saat ibuku sedang terlelap. Dan anehnya, ibuku tidak merasakan gangguan dalam tidurnya.
Bayangan hologram Ayah Dylan dan ibuku mulai memudar. Lalu sedetik berikutnya bayangan lain muncul. Sekarang Ayah Dylan sedang berada di sebuah kafe bersama beberapa teman lelakinya yang sedang mabuk dan merokok.
“Sudah tiga tahun menikah dan kau masih belum punya anak!” Ledek salah satu temannya dengan suara kasar dan berteriak.
“Aku sudah bilang seribu kali pada kalian. Anak hanya akan membuatku menyisihkan uang liburan yang kudapatkan dari istriku tersayang.” Jawab Ayah Dylan dengan nada orang mabuk.
“Syukurlah orang sepertimu mendapatkan gadis mandul seperti Sonya.” Sahut temannya yang lain.
“Ini semua berkat ramuan yang aku berikan padanya. Seumur hidup ia tak akan pernah mengandung anak.” Ucap Ayah Dylan.
Lalu sekali lagi bayangan di hologram itu memudar. Tapi kini benar-benar pudar tanpa membentuk bayangan baru.
“Dia bohong. Aku tidak pernah begitu. Aku tidak punya ramuan apapun untukmu Sonya. Aku mencintaimu. Kau tau kita sama-sama menginginkan seorang anak.” Ucap Ayah Dylan dengan sangat panik.
Lalu Poseidon kembali menjentikan jarinya. Dan sebuah plastik meluncur keluar dari saku celana Ayah Dylan. “Apa itu terlihat seperti ramuan di hologram tadi?” Tanyaku polos.
“Persis.” Jawab Ibuku dengan tatapan marah yang belum pernah kulihat sebelumnya.
“Kau tidak mungkin mempercayai orang asing ini kan sayang?” Ayah Dylan merajuk di kaki Ibuku.
Ibuku mengalihkan wajahnya dari Ayah Dylan. “Poseidon, jika kau berkehendak, maukah kau ubah dia menjadi ikan badut? Kami butuh hiburan setelah semua kejadian menjijikkan ini.” Ucap Ibuku dengan lantang langsung ke wajah Poseidon.
“Tentu saja sayang.” Jawab Poseidon penuh cinta.
Ia mengangkat trisulanya. Lalu dengan satu gerakan kecil, di tempat tadi Ayah Dylan duduk, kini ditempati oleh seekor ikan badut berwarna orange yang melompat-lompat karna tidak bisa bernapas. Ikan badut itu mengingatkanku pada ikan nemo di film. Tapi lalu aku menyadari bahwa itu tadinya Ayahku.
Aku mengambil sebuah toples dari rak piring dan mengisinya dengan air. Kembali ke sofa dan memungut ikan badut itu. Ayah Dylan berenang cemas mengelilingi rumah barunya itu. Bahkan setelah ia menjadi ikan, aku masih bisa merasakan ia panik dan pucat.
“Jadi Delmora, apa kau menerima permohonanku?” Tanya Poseidon.
==
Begitulah cara pertemuanku dengan Ayahku, Poseidon. Secara harfiah aku harusnya marah karena ia telah merubah Ayah selama enam belas tahunku menjadi seekor ikan badut. Tapi nyatanya aku justru berterima kasih padanya karena telah menunjukan kebenaran padaku dan Ibu. Ya, aku menerima permohonannya. Walaupun aku tidak yakin tentang apa yang ia ingin aku lakukan untuknya.
Hari ini aku tidak masuk sekolah. Setelah mengambil raport, kita semua liburan selama tiga minggu. Sulitnya mencari liburan di kota Jakarta yang padat membuat aku dan Ibuku memilih tempat lain untuk berlibur. Awalnya kami ingin menikmati dinginnya pegunungan di Bogor atau daerah Jawa Barat lainnya. Tapi Poseidon ingin aku berada di dekat laut agar ia dapat dengan mudah mengunjungiku. Jadi selama dua minggu kami menyewa vila di salah satu pulau di kepulauan seribu.
Aku masih belum terlalu mengerti mengenai Dewa Yunani. Karena aku tinggal di Jakarta, dan tidak ada pendidikan yang mengajariku tentang sejarah bangsa Yunani, Latin, Romawi maupun Dewa-Dewa mereka. Aku merasa sangat bodoh karna tidak mengenal Ayahku sendiri.
Hari ini aku akan diajak oleh Ayah Poseidon melihat ke dasar laut. Ia akan mengenalkanku pada istananya. Aku sangat bersemangat mengingat laut adalah tempat yang indah, setidaknya dalam benakku. Tapi aku punya sedikit masalah yang cukup serius. Aku bernafas dengan paru-paru. Bagaimana aku bisa menikmati perjalanan bawah lautku kalau setiap beberapa menit aku harus ke daratan untuk bernafas?
“Kau ini anak Dewa Laut, Delmora. Tak usah hiraukan hal seperti itu.” Ucap Poseidon ketika melihat semangat di wajahku berkurang. Padahal aku tidak berbicara sedikitpun mengenai masalahku tadi.
Air kini sudah melewati dagu. Aku masih ragu dengan perkataan Ayah Poseidon tadi.
Sekarang air telah menelan tubuhku sepenuhnya. Aku masih menahan nafas selama yang kubisa.
“Delmora, bernafaslah.” Ucap Poseidon dengan tenang.
“Ta-pi bagaimana?” Tanyaku.
Aku masih ragu dengan yang diperintahkannya. Lalu sesuatu menyadarkanku. Aku ini ada di dalam air. Seharusnya suara manusia tidaklah bisa terdengar di dalam air.
Lalu kemudian hal itu terjadi begitu saja. Aku menarik nafas dan tidak menemukan masalah sedikitpun di bagian paru-paru. Hanya seperti minum air, tapi aku tidak minum. “Bagaimana bisa?” Tanyaku pada Poseidon. Dan aku mendengar dengan jelas apa yang barusan kukatakan.
Poseidon hanya tersenyum.
Tiba-tiba sebuah kereta perang (sepertinya aku pernah melihat yang seperti ini di film-film barat) yang ditarik sepertinya tujuh ekor kuda setengah ikan bersurai panjang menghampiri tempat aku dan Ayah Poseidon tenggelam. Aneh, padahal seperti baru beberapa meter di bawah air, tapi aku tidak bisa melihat daratan lagi dari tempatku berdiri? Beberapa meter di atas kepalaku sudah gelap. Dan apakah laut di kepulauan seribu ini sebegitu dalam?
Aku mengusir semua pertanyaan aneh di kepalaku. Karena mengakui Ayahku seorang Dewa, sudah akan membuat aku dikucilkan dari lingkungan dan dibawa ke rumah sakit Grogol.
“Ayo naik, Delmora. Kita tidak akan berenang sampai ke Istana.” Ucap Poseidon sambil menggandengku naik ke keretanya.
Aku pun naik ke kereta itu dan kontan saja ikan-ikan langsung membelah kerumunan untuk memberi kami lewat. Ada beberapa ubur-ubur juga yang berhenti berdengung untuk melihat dengan siapa Dewa mereka. Aku merasa seperti sedang berada di karpet merah, semua makhluk laut memandangiku dengan tatapan takjub. Campuran antara takut dan sopan. Dan ada ikan hiu? Di kepulauan seribu?
“Kita terus berjalan, Nak. Kita sudah sangat jauh dari kepulauan seribu. Mungkin kita sudah melewati garis benua.” Ucap Poseidon menjawab pertanyaan dalam kepalaku.
Jika dalam keadaan lain aku bertemu dengan para hiu itu, mungkin aku sudah menjadi agar-agar ditamatkan oleh taring besar mereka.
“Kita hanya akan sebentar berada di Istana. Kau harus mulai belajar sedini mungkin.” Ucap Poseidon.
Lalu lamunanku hilang saat itu juga ketika sadar apa yang sedang menantiku. Mungkin dijadikan agar-agar oleh segerombolan hiu tadi adalah cara yang lebih lumayan untuk mati.
Lalu ketakutanku lenyap ketika melihat sebuah gerbang yang tinggi dan megah di hadapanku. Istana Poseidon. Ayahku.
Apakah ini yang dinamakan Atlantis? Semua yang ada disini telah menyilaukan pandanganku. Kalau ini benar Atlantis, kota itu memang baiknya menghilang dari peradaban manusia. Karena jika tidak, pasti banyak hal bodoh dilakukan manusia untuk memperebutkannya.
“Kau bermainlah dengan mereka. Ayah akan memanggilkan guru yang akan melatihmu selama dua hari disini.” Ucap Poseidon sambil menunjuk beberapa gadis setengah ikan yang tersenyum malu-malu ketika melihatku.




Next:
Bab 2 (Pelatihan)

Senin, 07 Juli 2014

Introvert

Tadi baru baca kata-kata 'Introvert' dan gue ngerti beberapa poin penting di dalamnya. Yang paling penting sih satu,
"Gue termasuk orang dengan kepribadian Introvert."

Gue ngga akan ngulang apa yang udah gue baca, tapi gue akan memberikan pendapat seorang Introvert dari diri gue sendiri. Katanya sih, cuma ada sekitar 25% dari seluruh orang di dunia yang memiliki kepribadian Introvert. Dan gue termasuk salah satunya. Bukannya sombong ya, tapi apa yang disebut di artikel tadi emang banyak banget yang mirip sama kepribadian dan pola tingkah laku gue.


Kebanyakan yang paling gampang dikenalin dari pribadi Introvert ini adalah, Si dia itu pendiem. Karena orang yang berkepribadian Introvert itu ngga suka basa basi dan lebih suka berada pada pikiran dan kehidupannya sendiri. Tapi diem nya kami ini bukan berarti kami ngga ramah loh ya. Hanya aja, kami ngga berpengalaman berbasa basi dan memulai obrolan.


Bukan masam juga sih. Kita cuma terlalu asik sama dunia kita sendiri dan udah terbiasa begitu. Untuk orang yang belum kita kenal, rasanya tuh enggan aja untuk berbaur atau ngobrol asik. Karena menurut kita, apa yang kita omongin nanti akan mempengaruhi bagaimana nilai kita dimata orang. Jadi lebih baik kita diam dan menunggu ada yang bener-bener mau berteman sama kita walaupun kita punya tampang masam atau judes. Soalnya kita mencari temen berdasarkan kualitas, bukan kuantitas. Kita ngga peduli seberapa banyak orang yang mengaku jadi temen kita, kalo pribadi mereka ngga cocok. Lebih selektif memilih teman sih. (Jahatnya begitu)


Sampe kadang dibilang antisosial gara-gara keep inside dan cuek. Ya itu, balik lagi. Kita udah terlalu asik sama pikiran sendiri. Soalnya kalo kita lagi sendirian, kita bisa jadi siapa atau apa aja yang kita mau tanpa ada orang yang ganggu. Kekuatan kita itu dari dalam diri sendiri. Imaginasi.


Ini sih udah ngga susah dijelasinnya. Kalo Orang yang berkepribadian Ekstrovert mendapat kekuatan dari lingkungan dan orang-orang di sekitar, orang Introvert justru 'melarikan' diri ke tulisan dan mencurahkan semua yang ada dipikirannya disana. Alasannya simpel aja. Karena kalau ditumpahin ke tulisan, mereka ngga akan komen dan kita bisa nentukan sendiri arah cerita itu. Beda kalau cerita sama orang yang bikin kita berargumen. Tapi bukan berarti kami ngga butuh orang-orang atau temen ya. Kami sangat setia dalam hubungan persahabatan. Pendengar yang baik, dan pemberi nasihat yang baik juga.


Kalau orang-orang kebanyakan lebih memilih hang out bareng temen-temen itu disebut liburan dan refreshing, buat kami, buku bacaan ringan adalah surganya pikiran kami. Kami bisa bertahan berjam-jam dengan sebuah atau dua buah, atau beberapa buah buku dan teh hangat, dan ditemani alunan musik.


Ngga enaknya punya kepribadian Introvert itu, kadang orang-orang suka mikir yang negatif tentang pribadi kita. Ada yang bilang kita sombong lah, egois lah, atau sampe antisosial. Tapi bagi kami, itu ngga terlalu jadi masalah. Karena walaupun kami selalu memikirkan bagaimana nilai kami di mata seseorang, kami tidak terlalu peduli bagaimana nilai itu.


SAFI


Jumat, 04 Juli 2014

Sosialisasi TIK

Seperti yang dijanjikan kemaren (dijanjikan?), kali ini gue akan nge-share pengalaman gue melanjutkan kegiatan pra-kuliah. Setelah PPSPPT Universitas tanggal 1 Juli kemaren, tanggal 3 Juli nya gue kembali dateng ke kampus (rajin amat puasa-puasa) untuk mengikuti acara Sosialisasi TIK (Teknologi Informasi dan Komputer). Narasumber kali ini berjumlah tiga orang yang tiga-tiganya dateng berbarengan. Bu Liana (kalo gak salah namanya), Pak Hengki, dan Bu Deti. Masing-masing dari mereka menjelaskan beberapa layanan online mahasiswa dan cara menggunakannya.

Pada giliran pertama, Bu Liana menjelaskan tentang website kampus dan segala keeksissan kampus serta prestasi-prestasi yang udah dicapai sejak berdiri (agak mirip-mirip sejarah gitu deh) yang malah bikin gue ngantuk. Tapi keren juga kampus ini. Semua kegiatan perkuliahan bisa ditanganin dengan menggunakan internet dan secara online. Just click.

Sesi kedua diisi oleh Bu Deti dengan pengarahan tentang studentsite yang harus dimilikin sama semua mahasiswa. Beliau (ciie) menerangkan cara membuat dan menggunakan layanan studentsite yang punya fitur-fitur seperti: Jadwal Kuliah, Jadwal Ujian, BAAK, Daftar Sidang Online, V-Class, Seminar, dan lainnya deh.

Sesi terakhir diisi oleh narasumber paling ganteng hari itu. Pak Hengki. Dia harusnya bawain materi tentang blog. Karena salah satu media untuk pembelajaran, mahasiswa (ngga tau wajib atau sunnah ya) untuk punya blog sendiri. (gue punya!!). Tapi Pak Hengki ngga cuma membahas Blog. Justru menurut gue dia lebih banyak ngasih masukan dan motivasi daripada pengetahuan tentang blog. Dan kenapa gue lebih banyak menceritakan tentang bapak ini? (bukan karena dia cowok loh) tapi karena dia yang paling enak bawain materi (asik dah). Dan dia juga bilang "Saya ngga mau ngebahas cara bikin blog, soalnya kalian pasti udah lebih bisa beberapa langkah dari kami. Saya cuma mau ngasih tau, apa pun yang kalian posting di blog, pastikan kalian sudah memikirkan (menunjuk dua titik di badannya: Pikiran/otak dan Hati).."

Well, pertemuan gue tanggal 3 itu engga terlalu lama seperti PPSPPT Universitas di tanggal 1 kemaren. Tapi kami para Maba angkatan 14/15 masih harus menuntaskan kegiatan pra-kuliah di bulan September nanti dengan acara terakhir PPSPPT Fakultas.

SAFI^

Rabu, 02 Juli 2014

PPSPPT Universitas

Kali ini gue mau nge-share pengalaman pertama gue masuk Universitas. Di kampus yang gue pilih ini emang ngga diadain yang namanya OSPEK. Tapi sebagai acara sosialisasi dan pengenalan program kampus serta kegiatan akademik dan administrasinya, di kampus ini diadakan PPSPPT, atau kepanjangan dari Pengenalan Program Studi dan Proses Pendidikan Tinggi. Awalnya gue kira setelah mengambil undangan untuk mengikuti PPSPPT pada tanggal 1 Juli 2014, udah. Jadwal PPSPPT nya sehari doang. Tapi ternyata setelah menghadiri acara tanggl 1 Juli itu, kami (Para Mahasiswa Baru) diharuskan mengikuti dua kegiatan lainnya. Sebelum gue lanjut ke acara selanjutnya, gue ceritain dulu PPSPPT hari pertama pada tanggal 1 Juli.

PPSPPT Universitas

Tanggal 1 Juli 2014. Gue adalah satu dari kira-kira tiga ratus orang Maba yang dateng di PPSPPT Universitas pada tanggal 1 Juli 2014. Setelah tiba di Kampus, gue langsung bertanya sama Pak Satpam dimana Gedung Auditorium yang gue tuju, naik beberapa lantai dengan Lift, gue tiba dan langsung (ngikutin orang-orang) absen dan dibagikan selembar kertas kecil berisikan Lirik Lagu Mars Kampus dan gue pun disuruh menulis kelompok (yang entah awalnya untuk apa) dan jadwal yang berupa angka romawi dan huruf.

Acara pertama dibuka dengan sambutan selamat datang dari seorang Ibu Direktorat Diploma 3 (yang belum gue hafal namanya) yang dipanggil Bu Novi. Sebagai Maba yang masih unyu-unyu, kita bertiga ratus masih malu-malu dan diem aja waktu Bu Novi menyapa. Bisa dibayangin kan jangkrik yang bersuara akan seperti apa?

Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mars Kampus yang dipimpin sama salah satu anggota Paduan Suara Kampus itu. Awalnya gue kira bakal ada banyak armada anggota Paduan Suara yang ngebimbing buat nyanyi. Tapi ternyata cuma ada dua orang. Dan mereka juga ngga bisa bikin suasana tiga ratus maba jadi hangat. Jangkrik lagi lah yang berbunyi nyaring, bukannya lantunan Mars Kampus—yang ngga tau cuma gue doang yang mikir gini atau semuanya, tapi Mars-nya ngga terdengar semangat.

Selanjutnya, giliran dari anggota Teater yang pamer kebolehan. Dan mulai dari sini lah suasana menjadi hangat karena kakak—mc dari kelompok teater—itu kocak banget. Tapi gue juga ngga ngerasa tersanjung banget sama penampilan teaternya sih. Mereka nampilin musikalisasi puisi yang menurut gue terlalu sedih dan terkesan membosankan. (tau lah ya, yang melow-melow gitu bukan selera gue).

Acara berlanjut dengan mengisi kuisioner tentang minat kita masing-masing. Cuma ngabisin waktu 2 menit kok.

Selanjutnya yang paling penting dan ribet (belum semuanya gue ngerti) adalah penjelasan mengenai BAAK dan PSMA kampus yang kebanyakan dilakukan secara online. Dua orang ibu-ibu dan bapak-bapak menjelaskannya dengan tempo QuickSilver bro. Tapi dikit-dikit gue ngerti lah ya. Seengganya gue nangkep kapan harus bikin KRS (Kartu Rencana Studi), Daftar Ulang, dan bayar kuliah.

Nah, tibalah ke saat puncak acara hari itu. Pengarahan yang disampaikan langsung sama Wakil Rektor Kemahasiswaan yang jadi Bos-nya kegiatan Penerimaan maba di Kampus itu. Cewek Loh Wakil Rektor yang satu ini. Ibu ini menjelaskan kegiatan yang akan kita jalanin selama PPSPPT. Dan saat itulah gue baru tau kalo yang gue jalanin itu (tanggal 1 Juli) adalah PPSPPT Universitas yang masih bersifat global. Ternyata masih ada lagi yang harus kita ikutin. Yaitu Sosialisasi Teknologi Informasi dan Komputer, dan PPSPPT Fakultas. Untuk Sosialisasi TIK gue dapet jadwal pada hari Kamis, 3 Juli 2014. Dan untuk PPSPPT Fakultas gue dapet jadwal hari Jum’at 19 September 2014.


Udah ketebak kan gue menginjakkan kaki di kampus mana?

SAFI^