Kamis, 02 November 2017

There's A Reason - Konomi Suzuki (Soundtrack No Game No Life: Zero | 2017)


Seperti biasa, setelah memposting review ber-spoiler dari film nya (disini), gue sekarang akan membahas lagu soundtrack dari Movie Anime No Game No Life: Zero.

Main song di film ini adalah sebuah lagu dari penyanyi Konomi Suzuki dari album bertajuk Lead, judulnya There's A Reason.



Menurut gue lagu ini fit in banget sama film nya. Gini nih lagunya. Intronya itu loh, membius banget. Ditambah suaranya yang imut-imut gimanaa gitu.



Sekarang coba dengerin pas udah dimasukin ke dalam trailer nya ya.



Kalo nonton filmnya aja udah bikin baper, dengerin lagu ini juga bikin tambah baper loh. Entah kenapa ya akhir-akhir ini soundtrack kok pada bikin baper semua. Kalo di film ini sih jelas menceritakan kisah cinta tragis antara Riku-Schwi.



--D Ark R Ain Bow--

Rabu, 01 November 2017

No Game No Life: Zero | 2017


Masih pada inget duo bersaudara Sora dan Shiro kann??

Yupps bener banget

'Kouhaku--Blank'

Ngga kosong juga sih sebenernya. Dua saudara tidak sedarah Sora dan Shiro yang sudah berhasil mengembalikan kedamaian di Elkia ini sedikit sekali loh muncul di film terbarunya No Game No Life: Zero.


Film ini tayang di Indonesia mulai tanggal 25 Oktober kemarin. Dan gue langsung buru-buru nonton dong. Berhubung belum ada anime yang bertahan lama di bioskop selain Sword Art Online Ordinal Scale bulan Maret kemarin. Apalagi udah ada antrian film Fireworks, jadi harus gercep.

-----

Nah, kenapa gue bilang di film ini Sora dan Shiro cuma sedikit banget munculnya?

Karena film ini bercerita tentang sebuah sejarah Perang Abadi di Elkia 6.000 tahun sebelum era Sora dan Shiro dimulai.

Teto (Rie Kugimiya) dan Izuna (Miyuki Sawashiro) sedang bermain catur. Lebih tepatnya sih Izuna lagi menerima kekalahannya atas Teto. Lalu disitu Teto mulai cerita soal legenda yang sudah dilupakan orang-orang di Elkia namun tak bisa dilupakannya. Cerita tentang perang abadi bangsa Elkia 6.000 tahun lalu.



Dunia sedang dalam keadaan sangat memprihatinkan. Perang terjadi dimana-mana. Dan sebagai ras paling lemah, manusia hanya bisa kabur untuk bertahan hidup dari para ras lain yang saling melemparkan serangan.

Pemimpin bangsa Manusia, Riku (Yoshitsugu Matsuoka-doi juga pengisi suara Kirito) bersama dengan dua temannya sedang mengeksplor bagian dari reruntuhan yang ditinggalkan bangsa Dwarf. Tapi sayangnya salah satu dari mereka harus mati untuk menyelamatkan yang lainnya.

Di pemukiman, Corone (YĆ“ko Hikasa) sedang mengajarkan anak-anak menulis termasuk Nonna (Yuka Iguchi), anak dari Ivan (yang mati di reruntuhan bangsa Dwarf). Nonna emosi ketika Riku kembali ke pemukiman dan mengatakan kalau ayahnya meninggal dunia, telah memicu temperamen Riku yang langsung membuatnya frustasi. Ia merasa kalau perang ini tidak bisa dihentikan dan bangsa manusia hanya bisa menghindar untuk bertahan hidup. Sejak saat itu, Riku berkelana seorang diri.

Sampailah dia pada sebuah bagian yang diyakini adalah milik bangsa Elf. Karena selain tanah lapang itu, tempat sekitarnya telah hancur berantakan. Dan disanalah pertama kalinya Riku bertemu dengan seorang ex-machina.

Seorang ex-machina berbentuk robot perempuan ini menganalisa Riku lalu menciumnya. Ia mengatakan kalau dirinya ingin mempelajari cara kerja hati manusia. Namun Riku menolak, karena ex-machina tidak pernah bekerja sendirian. Kalau salah saja menyerangnya, para ex-machina lain akan datang dan menyerbu. Tapi ex-machina itu mengatakan kalau dirinya sudah tidak terhubung lagi dengan yang lainnya, artinya dirinya merupakan seorang ex-machina yang terbuang. Dengan tantangan permainan catur, ex-machina itu berhasil membuat Riku menyanggupi permintaannya. Riku membawa ex-machina tersebut ke pemukimannya.

Sebelum mengenalkannya pada orang-orang di desa, Riku meminta ex-machina itu menyesuaikan diri dengan kepribadian yang lebih manusiawi. Dia disuruh memilih sebuah nama yang manusiawi pula agar tidak aneh karena namanya berupa deretan angka-angka ordinal. Lalu ex-machina perempuan itu pun memilih nama Schwi (Shuvi--Ai Kayano). Riku sangat terkejut ketika Shuvi mengganti cara bicaranya menjadi sesosok yang sangat kawaii menurutnya.

Singkat cerita, semenjak Shuvi ikut dengan Riku dan mengatakan bahwa dia jatuh cinta pada Riku, mereka selalu berdua kemana pun mereka pergi. Riku sekarang menjadi lebih unggul dengan segala informasi yang diberikan Shuvi mengenai perang dan bagaimana cara menghentikannya.



Sampai akhirnya Riku melamar Shuvi. Saat itu Shuvi tidak menyangka dan menyangkal kalau mereka tidak mungkin bisa bersama selamanya. Shuvi hanyalah sebuah robot yang tidak hidup dan bukanlah manusia, Shuvi tidak bisa memberinya keturunan dan semacamnya. Bahkan Shuvi mengatakan kalau dirinyalah yang menghancurkan kampung halaman Riku, bangsa manusia. Namun secara mengejutkan, Riku berkata bahwa dirinya sudah mengetahui hal itu dan memilih untuk tidak peduli dan tetap mencintai Shuvi, lalu mereka memutuskan untuk menikah di hadapan kakaknya, Corone yang kini telah ditunjuk untuk memimpin bangsa manusia.

Setelah menikah, Riku dan Shuvi melanjutkan rencana mereka. Karena peradaban manusia telah diserang dan pemukiman sudah pindah, Riku memiliki rencana untuk menjadi 'hantu' dan menipu para bangsa lain untuk saling menyerang di benua lain yang jauh dari peradaban manusia yang selamat. Namun perlahan, tubuhnya mulai rusak akibat menelan terlalu banyak asap hitam. Ia terpaksa kehilangan sebelah tangan dan wajahnya pun terluka parah. Ia juga tidak istirahat dengan cukup.

Akhirnya Shuvi menyuruhnya untuk istirahat sehari penuh sementara dirinya menjaga Riku. Riku meminta Shuvi untuk menggenggam tangannya selama dia tertidur. Shuvi melakukan yang diperintahkan Riku. Namun setelah Riku terlelap, Shuvi meninggalkannya dan meneruskan rencana mereka seorang diri dengan mengambil alih senjata milik ex-machina untuk menghancurkan matahari sesaat setelah para bangsa lain saling melemparkan senjata mereka.



Saat itu Shuvi baru saja berhasil mengambil alih 1 unit dari 9 unit yang tersisa. Ketika seorang bangsa Elf Flugel tiba-tiba datang dan menyerang dirinya. Elf Flugel bernama Jibril (Yukari Tamura) itu menyerangnya habis-habisan sampai Shuvi terluka parah dan tidak dapat melawan lagi. Akhirnya terpaksa Shuvi menghubungi ex-machina lain untuk meminta bantuan. Tapi karena dirinya sudah menjadi robot ex-machina yang terbuang, pangkalan pun tidak mau membantu. Namun Shuvi terus mengirimi mereka sinyal bantuan dan mengatakan kalau dirinya telah berhasil memahami cara kerja hati manusia. Akhirnya pemimpin pasukan ex-machina menerima permintaanya dan segera mengirimkan bala bantuan dalam waktu 251 detik. Maka dalam waktu itu, Shuvi harus bisa bertahan dari serangan Jibril sampai mereka tiba.

Akhirnya bantuan dari pangkalan ex-machina tiba dan menyerang Jibril namun sayangnya, Shuvi tidak selamat. Tubuhnya hancur dan sama sekali sudah tidak berfungsi lagi. Sedangkan Jibril tubuhnya menjadi menciut karena serangan yang dilakukannya menghabiskan terlalu banyak energinya. Belum lagi serangan balasan dari bangsa ex-machina lainnya. Tapi dia tidak mati. Dan disini gue berusaha sekuat mungkin untuk ngga nangis di bioskop (karena gue nonton sendiri dan rada malu sih kalo nangis gada temennya) gue ngerasa ngga adil aja, kenapa Shuvi mati sedangkan Jibril ngga, padahal yang bermasalah itu Jibril.

Tepat saat itu Riku terbangun dari tidurnya dan menemukan kalau Shuvi tidak ada lagi disisinya. Ia didatangi oleh sorang ex-machina lain yang membawa pesan dari mendiang Shuvi. Riku sangat sedih karena Shuvi sudah mati. Namun ex-machina itu mengatakan bahwa para bangsa ex-machina yang lainnya akan membantu Riku dalam memenangkan perang ini. Lalu Riku melanjutkan rencananya bersama Shuvi dibantu dengan bangsa ex-machina.

Nah, klimaksnya nih, semua bangsa saling melemparkan senjata. Termasuk bangsa ex-machina. Sampai muncullah, sebuah kotak yang jika seseorang berhasil mendapatkannya, maka ia yang akan menjadi pemimpin Elkia. Riku sudah mempersiapkan diri untuk mengambilnya, namun dia ternyata tidak berhasil dan yang mendapatkannya adalah Teto. Disitulah ia percaya bahwa dewa permainan itu memang ada. Bahwa selama kecil ia tidak hanya membayangkan Teto.

Riku mati. Dunia ditata ulang. Dan Teto menambahkan beberapa peraturan permainan yang telah dibuat oleh Riku.

Latar kembali ke waktu dimana Sora dan Shiro sedang berlari menghampiri Izuna. Dan menurut gue percakapan mereka (sekali lagi) made my day!

Sora: "Izuna-chan, ternyata kau disana. Kau harus berhati-hati terhadap orang-orang jahat yang akan menculikmu." *sambil berlari lalu memeluk Izuna*

Izuna: "Seperti kau misalnya?"

Shiro: *Ikut memeluk Izuna* "Atau orang seperti aku."

Dan yah, Sora dan Shiro cuma muncul di epilog film ini.



Disini keliatan banget kalo si Riku itu mirip banget sama Sora dan Shuvi mirip banget sama Shiro. Pengisi suara untuk mereka berdua pun masih sama. Dan untuk yang lain juga begitu. Jadi semuanya kayak semacam reinkarnasi aja. Kecuali Jibril yang emang itu adalah dia yang sejak 6.000 tahun.

Menurut gue, film ini cukup bagus dan entertaining. Meskipun jujur gue agak kecewa karena emang Sora dan Shiro tidak banyak ambil bagian film ini. Gue pikir mereka akan muncul seengganya Teto ngasih tau ke mereka soal sejarah ini. Tapi ternyata engga.

Untuk kualitas gambar dan animasinya oke banget. Waktu perang dan ledakan-ledakannya juga oke. Tapi lagi-lagi menurut gue perang inti saat semua bangsa saling lempar senjata itu masih kalah dengan pertarungan Shuvi-Jibril yang logikanya itu cuma kecil aja kalo dibandingin perang semua bangsa. Tapi pertarungan Shuvi-Jibril divisualkan lebih baik daripada perang antar bangsa.

Jadi, gue cukup sekali aja deh nonton film ini. Yang penting udah melepas kangen sama Sora dan Shiro. Dan kisah Riku-Shuvi tragis banget. For me, this is around 3.5/5




Jaa ne~


--D Ark R Ain Bow--