Rabu, 27 September 2017

23. The Brighter Dark ~~ The Little You Know The Little Chance You'll Die



It is too dark to see much.

Aku segera bangun dari dudukku. Aku tidak mengenali suara klakson mobil yang berbunyi itu. Tapi jelas sekali kalau mobil itu berhenti tepat di depan rumahku. "Sebentar ya." ucapku pada Diva dan Doni. Lalu aku keluar.

Sebuah mobil berwarna biru dongker berhenti di depan pintu gerbang rumahku. Aku melihat seseorang dibalik kemudi yang ternyata adalah pacarku tercinta. Tapi mobil itu bukanlah milik Keenan. Aku membuka pintu gerbang dan membiarkan Keenan masuk. Dengan gelagat yang sedikit terburu-buru, Keenan menghampiriku.

"Apa yang dia lakukan disini?" Tanya Keenan dengan nada waspada.

Aku hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu. "Apa yang kamu lakuin disini?" tanyaku.

"Aku khawatir sama kamu tentu aja." jawab Keenan.

"Tapi kalau kamu disini dan ketemu dia, kemungkinan dia bisa ingat kejadian itu." ucapku.

"Sepertinya sudah saatnya mengingatkan dia soal itu." jawab Keenan.

"Kamu serius?" tanyaku.

"Ayo kita masuk." jawab Keenan sambil mengajakku masuk kembali ke dalam rumah.

Saat aku dan Keenan tiba di ruang tamu, Diva dan Doni sedang mengobrol seru. Sudah lama sekali aku tidak melihat Diva senyaman itu bersama dengan orang selain aku. Rasanya seperti sebuah logam panas mengalir ke perutku. Aku tidak mau Diva bahagia bersama orang lain.

Diva menoleh padaku dan Keenan ketika mendengar suara langkah kaki kami mendekat. "Hai Kee." sapanya sambil tersenyum ke arah Keenan.

"Halo Diva. Apa kabar kau? Kudengar kau mengabaikan pacarku weekend kemarin?" ucap Keenan dengan nada lembut dan bersahabat tapi jelas sekali beracun.

"Aku baik. Maaf kalau kemarin aku lupa waktu. Aku bersama pacar baru, kau lihat?" jawab Diva disusul sedikit tawa sambil melirik Doni.

"Jadi ini pacarmu?" tanya Keenan.

Diva dan Doni berdiri. "Kenalkan, aku Doni." ucap Doni sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Keenan." ucap Keenan sambil menjabat tangan Doni yang terulur.

Aku tidak tahu apa yang dirasakan Doni ketika tangan mereka bersentuhan. Tapi mereka berjabat tangan cukup lama dan dengan urat otot yang kelihatannya menegang.

Saat akhirnya mereka saling melepas jabatan tangan, Keenan mengambil tempat duduk tepat di sebelahku. Lalu kami berempat duduk dalam diam untuk beberapa saat.

Diva menyebarkan pandangan ke mata tiap orang. Jelas sekali ia mulai terganggu dengan kesunyian ini.



--Doni POV--

Sheerin baru saja kembali dari luar bersama dengan seorang cowok yang sekiranya seumuran denganku. Aku yakin sekali baru pertama kalinya bertemu dengan cowok ini. Tapi entah kenapa aku merasa kalau aku pernah berurusan dengan dia sebelumnya. Tapi aku berusaha se-natural mungkin.

"Jadi ini pacarmu?" tanya dia.

Aku dan Diva berdiri. "Kenalkan, aku Doni." ucapku sambil mengulurkan tangan.

"Aku Keenan." ucap cowok itu sambil menjabat tanganku yang terulur.

Kami berjabat tangan cukup lama. Aku merasakan kebencian dari sentuhan tangan Keenan. Tatapannya seperti sedang melihat jauh ke dalam pikiranku.

Aku berusaha lebih keras untuk mengingat ada apa dengan cowok ini. Tiba-tiba rasanya jiwaku seperti dibawa terbang jauh.

Aku terbangun dalam bayangan kantin sekolah SMP ku dulu. Saat itu aku dan beberapa teman sekelasku sedang makan dan minum. Lalu pacarku dan gerombolannya menghampiri tempat duduk kami dan bergabung. Mereka tertawa-tawa dan saling bercerita kalau yang mereka lakukan di kamar mandi cewek tadi pantas dilakukan untuk anak aneh itu. Aku baru saja hendak menanyakan siapa anak aneh yang dimaksudnya, ketika seorang cewek dengan seragam olahraga memasuki kantin. Penampilannya tambah aneh karena selain saat itu dia tidak sedang dalam pelajaran olahraga, tubuhnya juga terlihat seperti baru saja keluar dari dalam selokan. Cewek itu adalah teman sekelas pacarku. Sekaligus teman sekelasku dulu, Sheraphyna Shine.

Dia melewati tempat kami duduk. Tatapan matanya sangat tajam dan aku hampir tidak percaya bahwa dia masih seumuran denganku. Karena tidak ada anak lain yang tatapannya setajam dia. Dia pun kulihat tidak pernah dekat dengan siapapun kecuali satu orang.

"Hei lihat siapa yang datang. Apa kau harus memakai pakaian olahraga untuk menghitung rumus-rumus?" Ucap pacarku ketika Sheerin berpapasan dengannya.

Beberapa anak tertawa.

"Benar, setelah ini kita belajar matematika, bukan olahraga." Sambung yang lainnya.

Tiba-tiba saja, Sheerin membuat sebuah gerakan seakan dirinya tersandung. Aku yakin betul kalau dia melakukan itu dengan sengaja. Karena kulihat tidak ada satupun yang menghalangi langkahnya. Dan detik berikutnya minuman yang berada di depan pacarku tumpah ke meja.

"Hei, kau pikir apa yang kamu lakukan, aneh?!" Jerit pacarku sambil bangun dari duduknya. Beruntung minuman itu tidak mengenai seragam sekolahnya.

"Ma-maafkan aku. Aku tersandung." ucap Sheerin. "Akan kubelikan kau yang baru."

Pacarku tersenyum miring. "Tapi aku mau yang paling mahal." ucapnya kemudian.

Sheerin hanya menunduk dan memandangi sepatunya. "Kau mau minum apa?" tanya dia.

"Milkshake cokelat dengan tambahan toping cookies dan whip cream diatasnya." Ucap pacarku.

Sheerin hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan meja kami.

Sekitar beberapa menit berlalu. Sheerin kembali ke meja kami dengan membawa pesanan pacarku. Aku tidak mengerti mengapa ia menuruti permintaan pacarku ini. Harga milkshake yang dibelikannya 5 kali lebih mahal dari minuman yang ditumpahkannya. Dan lagi, dia ini baru saja dibully di kamar mandi anak perempuan. Kenapa juga dia masih mau berurusan dengan orang yang membully-nya?

Karena bel istirahat sudah berbunyi, aku pamit pada pacarku dan teman-temannya untuk kembali ke kelas.

Letak kelasku tepat di depan lapangan yang biasa dipakai untuk pelajaran olahraga. Setelah pelajaran matematika di kelas pacarku, mereka akan berada di lapangan untuk pelajaran olahraga. Biasanya aku sering membuat alasan keluar kelas kepada guru yang ada di kelasku agar aku bisa melihat pacarku. Namun ini aneh. Sudah sekitar 10 menit pelajaran olahraga hari itu dimulai, aku masih belum melihat pacarku di lapangan. Sementara anak-anak yang lain sudah melakukan pemanasan.

Dari ujung lapangan, aku melihatnya lagi. Sheerin seperti sedang menatap ke arah kelasku. Bukannya ikut olah raga, dia hanya duduk di pinggir lapangan.

Lalu di tengah kesunyian sekolah yang sedang dalam jam pelajaran, tiba-tiba terdengar seorang cewek berteriak dari lantai dua gedung sekolah. Aku dan teman sekelasku sontak saja keluar dari dalam kelas dan berusaha untuk tahu apa yang terjadi. Ternyata bukan kelas kami satu-satunya yang penasaran. Seluruh siswa sudah berada di luar kelas sekarang. Hanya ada satu kelas yang sepi. Kelas pacarku, karena mereka semua berada di lapangan. Tapi aku langsung ingat kalau pacarku tidak ada di lapangan. Tanpa komando apapun, aku langsung berlari secepat mungkin menuju kelasnya. Dan disana lah aku bertemu dengan salah seorang teman dekat pacarku. Ternyata dialah yang teriak begitu kencang. Kini ia terbaring di lantai, pingsan. Ada seorang cewek lagi terduduk di salah satu bangku paling belakang kelas dengan kepala terkulai lemas di meja. Cewek itu pacarku! Dia juga tidak sadarkan diri.

Aku mendekatinya. Namun aku panik ketika melihat lantai di dekatnya sudah dilumuri darah segar. Aku semakin mendekat dan menemukan beberapa potong jari manusia! "Oh Tuhan." gumamku ketika melihat bahwa jari-jari manusia di lantai itu adalah milik pacarku. Keempat jarinya putus dan menyisakan hanya jari tengah di kanan dan kiri telapak tangannya.

Saat itu aku langsung menyimpulkan kalau ada yang melakukan ini dengan sengaja kepada pacarku. Tidak mungkin dia memotong jarinya sendiri. Dan saat ditemukan, ia tidak sadarkan diri. Jadi kemungkinan sebelum jarinya putus, ia dibius terlebih dahulu. Tapi yang jadi misteri adalah, siapa orang di sekolah ini yang cukup gila untuk melakukan hal semengerikan ini?

Kalau pacarku benar telah dibius, pasti melalui makanan atau minuman. Aku berpikir sejenak. Oh tidak. Apakah benar Sheerin segila itu? Benarkah cewek sepertinya bisa melakukan hal ini? Aku merasa bersalah karena langsung menuduh Sheerin yang melakukan ini pada pacarku. Tapi minuman terakhir yang diminum pacarku hanyalah milkshake pemberiannya.

Para guru mulai berdatangan dan beberapa dari mereka mual melihat keadaan pacarku saat ini. Mereka segera memindahkan teman cewek pacarku dan menyuruhku menunggu di ruang guru. Aku menuruti perintah mereka dan berjalan menuju ruang guru. Dari lantai dua, kulihat semua siswa sudah dikumpulkan dan sedang diberi pengarahan oleh kepala sekolah. Aneh, tapi aku melihat ada seseorang yang mengajak Sheerin bicara. Setahuku dia tidak pernah bicara pada siapapun kecuali satu teman ceweknya. Tapi saat itu jelas sekali ada cowok yang mendekatinya dan bicara di samping tubuhnya. Dan sepertinya aku tidak asing dengan cowok itu. Dia satu angkatan denganku. Artinya dia adalah kakak kelas bagi Sheerin. Bagaimana Sheerin bisa mengenalnya? Sedangkan dengan teman sekelas saja dia tidak pernah berbicara.

"Err, kita harus mulai obrolan apa ya?" ucap Diva canggung, membuyarkan lamunanku dari ingatan yang tiba-tiba muncul tadi.

--


আPrevious: Guerrilla

আNext: Midst




Senin, 18 September 2017

MY VERY FIRST CONCERT!! | Against The Current, Jakarta 2017


My very first concert that I attended is Against The Current In Our Bones Tour On September 17


Di akhir, anak-anak dari @atc_id nungguin Dan dan minta foto bareng sama video ini


Jadi, akhirnya gue berkesempatan menghadiri konser kedua band ini di Indonesia. Gue ngga kenal satu orang pun yang suka sama ATC dan mau dateng ke konsernya. Dan gue tidak mengajak siapapun untuk nemenin gue. Tapi thanks to line square, pada Juli 26 gue menemukan akun fanbase ATC dan kenalan dengan beberapa orang yang bakal dateng ke konser ini.

Well, gue bener-bener seneng banget nulis post ini. Akhirnya gue bener-bener dateng dan menyaksikan perform Chrissy, Dan dan Will secara langsung.

Kedatangan mereka yang kedua kalinya ini disambut ramai oleh masyarakat Indonesia khususnya yang ada di Jakarta (yang dari luar Jakarta juga banyak sih). Kalau pada kali pertama mereka konser masih banyak yang ngga tau lagu-lagu mereka, HARUSNYA kali ini fans bisa ikut sing along sama mereka karena udah banyak banget lagu mereka yang ngehits (dikalangan pecinta indie dan band-band keluaran Fueled By Ramen).

Singkat cerita, benefit dari join fanbase @atc_id gue jadi punya banyak banget temen baru yang tadinya sih mau meet up sebelum konser tapi sampe H-1 konser pun ngga jadi terlaksana. Tapi begitu ketemu di konser udah berasa kayak kenal lama banget aja.



Gue sama Saski dateng pagi banget jam 9. Berharap bisa ketemu trio kece ini pas lagi Soundcheck. Lamaa banget rasanya, akhirnya jam 11 Dan tiba di venue. Tapi dia langsung masuk gitu dan nggak keluar lagi. Akhirnya ada satu panitia yang baik banget sama gue dan Saski yang nyuruh dan ngasih tau kita tempat di Dan berada. Awalnya agak ragu gitu mau nyamperin Dan yang udah ada di depan mata. Tapi karena emang moment kayak gini ngga bakal dateng tiap hari, akhirnya Saski pun manggil Dan yang kebetulan lagi nengok ke arah dia. Sumpah ya, Dan itu humble banget. Gue sama Saski sempet kenalan, jabat tangan sama foto bareng dan selfie. Tapi abis itu kita diusir sama manajernya XD.

Sebetulnya gue ada foto berdua sama Dan, tapi sumpah karena gugup banget muka ngga kekontrol dan Saski yang ngambil foto pun tangannya gemeteran XD

Jam 1 penukaran tiket fisik dibuka. Gue sama Saski langsung antri dan nukerin e-ticket kita ke tiket fisik. Dan saat itu juga mobil yang tadi bawa Dan ke venue balik lagi. Gue sama Saski yakin itu Chrissy sama Will, terus kita langsung kejar dan tadaa!! Si imut Chrissy sama Will tiba di venue.





Setelah penantian yang sangat panjang, akhirnya gate dibuka jam 7. Sampe di dalam venue, kita masih menunggu sang bintang selama 1 jam 30 menit. Lalu show dimulai jam 8.30 malam.

Waiting forever XD


Lagu pembuka di konser ini adalah Running With The Wild Things. Sukses banget bikin penonton jadi panas dan too much excited. Dan sampe lagu terakhir pun penonton ngga kehilangan energi dan terus membuat venue bergetar. Wiihh lebay banget gue yak? Tapi beneran kok. Penontonnya keren banget. Semuanya sing along (termasuk gue yang suaranya ampe abis karena teriak-teriak). Dan ATC nya ngga kalah keren. Mereka kayak ngeluarin semua energi mereka dan ngebaginya ke kita.

Show berakhir jam 10an. Dan menurut mereka yang udah sering nonton konser, itu adalah durasi yang cukup singkat. Tapi buat gue, kemarin itu udah memuaskan banget. ATC sangat interaktif sama penonton dan mereka humble banget. Yang awalnya Chrissy ngga dibolehin skinship, akhirnya dia tetep nyamperin penonton dan menjabat beberapa tangan penonton (sayangnya gue bukan salah satunya).






Ada beberapa trouble di tengah acara, tapi karena penonton terus memberikan semangat, kayaknya ATC ngga terlalu bete sih. Lalu acara dilanjutkan kembali seperti ngga terjadi masalah apa-apa.

Sekitar beberapa menit setelah show berakhir, Will posting sebuah twit di twitter pribadinya.


Aaah jadi nggak sabar nunggu mereka balik lagi ke Jakarta di tour album berikutnya.



--D Ark R Ain Bow--
This entry was posted in

Jumat, 15 September 2017

BANKA by illion, Sountrack Tokyo Ghoul Live Action


Moshi-moshi Guru (ghoul) Lovers!!

Di postingan kali ini gue merasa kayak flashback sama postingan gue yang ini Aiko - Koi Wo Shita No Wa | Sountrack Koe No Katachi perasaan dan suasananya sama. Waktu gue nulis Post itu gue juga sambil dengerin lagunya yang bikin hanyut. Jadi makin berasa feel nya.

Nah, sementara untuk lagu sountrack yang satu ini gue sempat salah menerka. Gue pikir lagu berjudul BANKA ini milik RADWIMPS. Ngga sepenuhnya salah sih. Karena ternyata lagu ini memang dinyanyikan oleh vokalis dari band yang membuat kita nangis bombai gara-gara lagu-lagunya di film Kimi No Na Wa itu.



Penyanyi BANKA adalah illion. Yaitu sebuah project solo dari Yojiro Noda, vokalis band RADWIMPS. Buat yang mau ngepoin illion, monggo klik disini. Buat yang kepo sama postingan gue soal Tokyo Ghoul Live Action, silakan mampir ke Tokyo Ghoul Live Action | 2017


Silakan cek dibawah ini untuk ikut hanyut sama lagu kece ini.


Gue cukup lama juga ngubek-ngubek Youtube sampe akhirnya nemuin versi Original dari lagu yang jadi Sountrack film Tokyo Ghoul Live Action ini. Judulnya sendiri berarti 'sajak sedih'. 

Nyontek di sini, kira-kira setelah gue copas ke Google Translate (dengan sedikit penyesuaian) arti dalam bahasa Indonesia nya begini:



Aku dipeluk oleh perasaan seperti itu sehingga aku tidak bisa menyelamatkan sesuatu dengan kata-kata

Seluruh dunia menghubungkan tangan dan melewati jalanku

Daya tarik dari salah satu sejenis kebohongan yang berlangsung saat masih kecil

Apakah itu turun sekarang? Aku tidak mengerti bagaimana agar dimaafkan

Kau mendengar sebuah suara, bukan? Kau seharusnya sudah tahu

Tempat kesedihan datang Ketika kau selalu membelakangimu

Jangan bersandar pada cinta 

Jangan beritahu cinta

Jangan memaksakan diri

Mengapa kamu segera bergantung? Kenapa kamu butuh lebih banyak?

Jangan menghalangi satu mata dengan hal-hal ambigu semacam itu

Aku bisa mengisap oksigen yang sama tapi aku tidak bisa bernapas sama

Jika itu adalah bunga sampai mati maka akan terbakar dengan benar sampai akhir

Ada kalanya kau bisa mengerti bagaimana meraih tangan daripada bertukar

Jadi kami ingin membicarakan tentang melepaskan tangan itu

Jangan bersandar pada cinta 

Jangan beritahu cinta

Jangan memaksakan diri

Mengapa kamu segera bergantung? Kenapa kamu butuh lebih banyak?

Aku tidak bisa menyelesaikannya bahkan jika aku menghabiskan seluruh hidupku

Dengan suara yang lebih keras daripada cinta dimana kau menari dalam cahaya samar daripada mimpi bernyanyi

Sekalipun terang itu bersinar buruk

Kami telah dipilih

Dengan suara yang lebih keras daripada cinta dimana kau menari dalam cahaya samar daripada mimpi bernyanyi

Meskipun baik tubuh maupun dunia ini menolakku

Aku memilih besok


Kirain ngga bakal ada yang fit dengan Tokyo Ghoul selain Unravel loh. And then, there is this song! Walaupun pas pertama kali denger lagu ini gue ngga ngerti liriknya (dan udah denger berkali-kalipun tetep ngga ngerti) tapi lewat syair dan nada demi nada yang main itu udah bisa bikin perasaan hanyut dan baper parah loh.


Jaa Ne~

--D Ark Rain Bow--


Kamis, 14 September 2017

Tokyo Ghoul Live Action | 2017


Based on The Worldwide Best Selling Manga


Juga, animenya yang selalu ditunggu-tunggu para pecinta serial ini. Sang author Sui Ishida sudah menghipnotis para otaku untuk jatuh cinta pada Ken Kaneki, seorang manusia yang hidupnya berubah sejak kencan pertamanya dengan seorang gadis bernama Rize Kamishiro.


Konnichiwa Minna!!

Siapa nih yang belum nonton Live Action dari Tokyo Ghoul?? Mau SPOILER? Mari baca sini.

Film yang udah ditunggu-tunggu sejak berita para cast nya ini pun membuat gue sangat excited banget! Gimana engga coba? Si cupu Kaneki akan menjadi 3D! HUAAAA OMG BRING IT ON PLEAASEEEEE!! #Oke sorry gue mulai fangirling lagi.




Untuk kalian yang udah baca manga dan nonton semua anime season 1 dari Tokyo Ghoul, cerita di film Live Action ini ngga jauh beda. Sama banget malah. Jadi ya udah ngga bisa dibilang Spoiler lagi sih sebetulnya. Toh kalian udah tau gimana ceritanya.

Yang menarik di film ini (menurut gue) adalah:


1. Cast-nya Niaaattt



Kenapa gue bilang kalo para pemain di film ini niat banget? Gue mau ngasih standing applause dulu buat bagian casting yang nyari para pemainnya. Sumpah ya ekspektasi gue terpenuhi sama film LA ini. Pemainnya semuanya mirip banget sama tokoh-tokoh yang ada di manga dan anime. 

Akting sang pemeran utama Ken Kaneki (Masataka Kubota) bagus banget. Dia bisa banget bawain karakter Kaneki yang agak gugup pendiam gitu. Dan pas udah jadi setengah ghoul pun dia bisa membawa imaginasi Ken Kaneki di manga jadi bener-bener hidup dan natural.


Kesan pertama liat Yû Aoi si ghoul cewek gila Rize Kamishiro adalah dia cantik banget. Mukanya polos innocent gitu. Tapi begitu menampakkan jati diri ghoul-nya, dia juga expert banget gitu. Masih dengan wajah cantiknya, dia kayak tipe-tipe cewek yandere. Manis tapi ganas mematikan.




Gimana sama Touka Kirishima yang diperanin Fumika Shimizu?? Wahh pertama kali liat poster muka cewek ini meranin Touka, gue agak doubt sama kualitas aktingnya. Oke make up dan hair do bikin dia mirip sama Touka. Tapi ternyata kualitas aktingnya juga bagus banget. Gue suka banget dia meranin Touka yang badass. Bener-bener hidup banget karakter Touka.

Intinya sih ya, semua pemainnya keren banget dan sesuai sama tokoh-tokoh di manga nya. Penyidik Mado (Yô Ôizumi), Tuan Yoshimura (Kunio Murai), Hide-Hideyoshi Nagachika (Kai Ogasawara), Kotaro Amon (Nobuyuki Suzuki), sampe Hinami Fueguchi (Hiyori Sakurada) semuanya sesuai sama ekspektasi.


2. Visual Effect 'Lumayan'

Salah satu pertanyaan yang terlintas di benak gue pas tau Tokyo Ghoul bakal dibikin Live Action adalah, 'seriously? with all of those blood and gore?'

Serius deh. Gue ragu banget untuk menerima kenyataan bakal ada LA dari cerita thriller macem Tokyo Ghoul. Tapi setelah beberapa waktu berikutnya dikeluarin trailer demi trailer, gue makin ngga sabar untuk nonton keseluruhan filmnya. Untuk efek Kagune para ghoul disini sih menurut gue udah bagus. Ya ala ala CGI Jepang lah ya. Tapi ada yang menurut gue kurang 'sreg' di bagian Rize kejatuhan bahan bangunan. Disitu efek nya keliatan kasar banget. Tapi untuk soal bantai membantai organ tubuh, boleh juga. Darahnya juga oke banget keliatannya.


3. 'niku-niku' Scene

Entah kenapa gue selalu menyebut adegan ini dengan 'niku-niku' atau 'daging-daging' scene. Disini Kaneki lagi kelaperan banget dan keluar dari rumahnya. Semua orang yang dia lewatin membuat rasa laparnya bertambah parah. Sampai akhirnya dia mencium bau makanan enak yang ternyata adalah seorang ghoul sedang menyantap mangsa mereka.




Yang ngga gue suka di 'niku-niku' scene di LA ini adalah, bagian dimana Kaneki tidak berteriak 'niku-niku' XD jadi agak gimanaaa gitu. Padahal ini adegan yang gue tunggu-tunggu.


4. Ending Film ini Ternyata cuma Sampai Kematian Penyidik Mado

Selama hampir 2 jam menonton film ini, gue terus menerka-nerka endingnya akan jadi seperti apa, klimaks yang bakal dipake yang mana, dan apakah Kaneki akan terlihat badass disini. Karena menurut gue alur ceritanya agak lambat. Saat-saat dimana Kaneki mulai menerima dirinya yang menjadi setengah ghoul juga lambat. Dan sampe film hampir setengah jalan Kaneki masih juga belum mengeluarkan Kagune nya. Tapi semua terjawab setelah pertarungan Kaneki vs Nishiki saat itu pertama kalinya dia ngeluarin Kagune.



Dan klimaks yang diambil di film ini adalah bagian Touka yang berencana balas dendam kepada Doves (Para Penyidik Ghoul) yang sudah membunuh orangtua Hinami Fueguchi. Akhirnya penyidik Mado pun mati ditangan Touka dengan sedikit bantuan dari Kagune milik Hinami.


5. Kaneki Masih Cupu




Seperti yang kita lihat di manga maupun animenya, di awal-awal kita dibawa masuk ke dalam dunia Ghoul si karakter utama kita Kaneki emang masih bingung dengan keadaan kehidupannya yang berubah 180 derajat. Di film ini, Kaneki  masih lemah banget walaupun udah mengikuti pelajaran bela diri sama Touka. Dia juga masih agak bingung perihal ghoul-manusia dan lebih bingung lagi karena dia berada diantara keduanya.


6. Pertarungan Kaneki-Amon

Selain akting Masataka Kubota yang bagus banget bawain karakter Kaneki yang punya kepribadian ganda, karakter favorit gue yang kedua adalah Nobuyuki Suzuki yang meranin Kotaro Amon. Walaupun dia ngga segede gambaran di manga maupun anime (karena seharusnya Kaneki keliatan kecil banget kalo disandingin sama Amon), menurut gue dia adalah orang yang pas untuk meranin Amon.



Dan pertarungan di klimaks antara Kaneki dan Amon adalah pertarungan yang juga gue tunggu-tunggu. Apalagi pas Kaneki akhirnya gigit Amon dan berhasil mengeluarkan kagune nya untuk bertarung. Juga gimana dia hampir bunuh Amon sebelum dia melihat bayangannya di darah dan kembali menjadi Kaneki versi manusia yang bermental lemah.



7. Hide Tahu Kaneki seorang Ghoul

Gue lupa pernah baca di forum mana, tapi pokoknya ada funfact yang bilang katanya Hide udah tau Kaneki adalah seorang Ghoul dari awal ya? Nah di film ini, 'udah tau'-nya Hide keliatan banget pas Kaneki bertarung sama Nishiki dia coba mencegah dengan kekuatan yang tersisa (dan disitu mereka udah saling bahas wilayah makan dan segala printilan detail mengenai dunia ghoul). Sepertinya sih sutradaranya ngga mau hal sepenting ini kelewat begitu aja. Tapi, Kaneki ngga tahu kalau Hide udah tau dirinya ghoul.



Nah, udah tau kan bocoran demi bocoran yang ada di Live Action Tokyo Ghoul ini. Selamat nonton ya buat kalian yang berminat untuk nonton film ini. Juga, gue pernah baca satu komen yang bilang katanya film ini akan jadi film pertama yang sukses mengadaptasi manga ke Live Action. Untuk urusan itu gue serahin ke kalian deh untuk penilaiannya sendiri. Buat gue, film ini udah memenuhi ekspektasi gue dan 9.5/10 dari gue.

Jaa ne~

--D Ark R Ain Bow--

Minggu, 10 September 2017

MY VERY FIRST 5K RUN with DanamonRun | 2017


My Another VERY FIRST is attending a 5K running.

Ya, di usia gue yang saat ini 21 tahun gue baru pertama kalinya mengikuti lomba lari (dan gue ngga optimis menang). Yaiyalah, boro-boro menang, udah bisa sampe finish sebelum tenggat waktu aja udah alhamdulillah banget.

Karena selalu nge-skip waktu latihan dan olah fisik dan juga pola makan yang berantakan menuju lomba, gue merasa tubuh gue pas lari itu kayak kepaksa gitu. Usaha emang ngga bisa membohongi hasil ya. Kalo usahanya biasa aja, hasilnya juga akan biasa aja. Record time gue hampir aja ngelewatin batas finisher. Tapi untungnya gue berhasil sampe finish dan ngga ada cedera yang berarti. Cuma pegel-pegel biasa aja.





here is my first medal finisher :)

Sekian!

--D Ark R Ain Bow--




This entry was posted in

Sabtu, 09 September 2017

'Rentang Kisah' by Gita Savitri Devi | Launching 1st Book at Gramedia Matraman Jakarta, 2017


Launching buku pertama dari Gita Savitri Devi ini dilaksanakan di Toko Buku Gramedia Matraman pada 9 September 2017. Sebetulnya sih Kak Gita udah launching dan talkshow tentang bukunya 3 September kemarin di Toko Buku Gramedia Margonda Depok, tapi kali ini adalah talkshow dan Meet and Greet terakhir sebelum bukunya didistribusikan ke toko buku di seluruh Indonesia.

But sayangnya guys, gue gak hadir di acara itu dari awal. Gue ada suatu urusan yang ngga bisa ditinggal hari itu dan baru bisa hadir menyapa Kak Gita sekitar jam 4 sore, atau setengah jam sebelum acara selesai.

Tapi gue ngga terlalu kecewa banget sih hari itu. Talkshow nya masih bisa diliat di Facebook Gagasmedia. Semua buku yang dibeli di Gramed Matraman hari itu adalah edisi bertanda tangan. Dan, gue masih berkesempatan untuk foto bareng Kak Gitasav!!




Kak Gita kalo ketemu orang baru itu sesuai sama pernyataannya kalau dirinya introvert, jadi dia agak canggung dan ngga banyak ngomong. Tapi sebenernya dia ramah loh. Gue yang juga seorang introvert mengerti betul gimana rasanya ada disekeliling banyak orang dan jadi pusat perhatian. Rasanya emang ada canggung-canggung gimanaa gitu. Tapi dia bisa menghadapinya dengan sangat baik.

Ohya gue lagi otewe nyelesaiin baca Rentang Kisah-nya. Nggak kayak pembaca lain yang bisa selesai cuma beberapa jam aja, karena gue lumayan sibuk, sampe sekarang gue belum juga selesai. Tapi gue janji gue akan bikin review nya nanti setelah selesai baca.

Dan satu lagi, Rentang Kisah udah bisa dibeli di seluruh toko buku di Indonesia ya! Jangan lupa beli dan baca ceritanya. Kasih tau juga gimana menurut kalian buku ini.

Sekian!

--D Ark R Ain Bow--

This entry was posted in

Rabu, 06 September 2017

Berkunjung Ke Tiang Tertinggi Di Jawa Barat | Gunung Ciremai, 2017


Halllooo pecinta ketinggian!!

Dalam postingan kali ini gue akan menceritakan pengalaman seorang newbie kayak gue mendaki gunung tertinggi di Jawa Barat. Gunung Ciremai. 



Gunung yang punya ketinggian puncak mencapai 3.078 mdpl ini menjadi gunung kedua yang gue daki.

Ada beberapa jalur pendakian resmi, yaitu Apuy, Linggarjati, Linggasana dan Palutungan. Katanya sih jalur Linggarjati dan Apuy adalah jalur yang paling macho karena kalau Linggarjati jalurnya panjang dan menanjak dan Apuy cenderung lebih pendek tapi tanjaknya juga ngeri. Wah, agak serem sih ya pas denger kayak gitu. Tapi Palutungan juga ngga kalah menantangnya. Durasi mendakinya juga ngga main-main guys. Kalo Linggasana itu jalur baru yang katanya juga adalah yang paling wah diantara yang paling wah.



By the way, kali ini gue tidak mendaki bersama anak-anak mapala dari temen kelas gue di kampus, tapi sama temennya kakak ipar gue yang kebanyakan cowok semua. Awalnya gue merasa aman lah ya, karena bukan hanya karena mereka bisa diandalkan, tapi juga karena mereka semua sudah sering mendaki gunung dan tidak diragukan lagi ke-senior-annya. Akhirnya gue pun join tim Ciremai mereka kali ini (Dan juga karena temen mapala gue udah pernah kesini sebelumnya, dan mereka tidak mau kesana untuk kedua kalinya, jadi ya gue harus cari teammate lain untuk kesini).

Setelah dikirimkan itinerary dari salah satu anggota tim, gue cuma baca sekilas-sekilas aja. Tapi pas mau nandain kalender untuk nentuin tanggal cuti kerja, gue tercengang. Ternyata kita akan naik lewat jalur paling macho se-Ciremai, yup Jalur Linggarjati.

Jujur aja saat itu gue bukannya takut. Tapi malah excited luar biasa.


Dan hari H pun tiba lebih cepat tanpa gue sadari...

Berangkat

Kita janjian di meeting point jam 8 malem. Tapi baru bener-bener jalan ke Majalengka jam 10 malem. Gue dan yang lainnya menitipkan motor di rumah Bang Janu di daerah TB Simatupang. Dan berangkat dengan mobil sewaan. Kayaknya sih biar besoknya ngga usah ganti mobil lagi gitu. Entahlah gue cuma ikut-ikutan doang.

Sampai di rumah Bang Ali di Majalengka sekitar jam 1 dinihari. Sampai disana kita sepakat untuk re-packing dan istirahat sebelum paginya berangkat ke basecamp.


Menuju Basecamp

Setelah solat subuh dan beres-beres, kami pun berangkat menuju ke basecamp pendakian. Pas lewatin jalan liku-liku yang mulai sempit dan hanya muat satu mobil (jadi kalau ada mobil dari arah berlawanan, kita harus berhenti dulu dan ngasih mereka lewat) mobil sewaan kami mulai menolak karena takut tidak kuat dan sebagainya. Akhirnya kami diturunkan di depan sebuah masjid dan melanjutkan perjalanan menuju basecamp dengan jalan kaki.

Sekitar 10 menit jalan kaki, kami berkali-kali ditawari sewa mobil sampai ke basecamp. Salah seorang bapak penyewa mobil angkut sayur menyebutkan kalau jarak antara basecamp dari tempat kami berjalan itu sekitar 5 KILO! belum lagi karena kami juga ternyata NYASAR. Dan bisa-bisa ditempuh dengan 2 JAM jalan kaki (itupun kalo ngga gempor di jalan). Akhirnya setelah nego sana sini, kami pun memutuskan untuk menerima tawaran si bapak dengan mobil angkut sayurnya.



Basecamp Jalur Apuy

Selama perjalanan dari tempat kami nyasar ke basecamp, gue terus bertanya-tanya serius nih kita lewat Linggarjati? Kok gue makin gak sabar ya?

Dan akhirnya mobil berbelok ke sebuah pos dan ternyata kita akan naik lewat jalur Apuy. jalur paling pendek untuk pendakian Gunung Ciremai. Gue juga saat itu belum tau soal jalur Apuy. Karena gue pikir kalo ngga lewat Linggarjati ya lewat Palutungan.

Singkat cerita, setelah sampai basecamp sang Leader Bang Bobi pun mendaftar di loket pendaftaran. Untuk tarif per orang nya adalah Rp. 43.500,- (kalo ngga salah). Sudah termasuk simaksi, sertifikat pendakian dan satu kali gratis makan di salah satu warung di basecamp. Di loket juga kita disuruh isi daftar bawaan yang akan jadi sampah dan boleh menulis tulisan-tulisan alay di kertas, tapi ngga boleh bawa alat tulis ke atas.


Denger kata 'makan gratis' kami pun langsung menuju warung dan minta makanan. Nunggu cukup lama sih sampe makanan kita ber-delapan keluar dari dapur. Menu yang diberikan adalah nasi+telor ceplok+gorengan. Tapi nikmat banget loh rasanya, karena bagi kami yang penting ada nasi kan?

Hal lucu pertama adalah, kami menyelundupkan nasi kami yang tidak habis saat sarapan tadi ke dalam keril Mba Hera dan bikin si ibu warung kebingungan kenapa bisa kita ngabisin semuanya. Hihihi.

Di gerbang pendakian menuju pos 1 ditulis sebuah banner yang katanya 'kalo ngga siap daki, mundur sekarang juga' intinya begitu.




Pos 1

Ini pertama kalinya gue mendaki bukan dengan orang yang bener-bener gue deket. Dan mereka semua umurnya pun jauh di atas gue. Canggung sih sebetulnya awalnya karena pada dasarnya gue ngga tau mereka biasanya kalo  naik gunung kayak gimana. Jadi awalnya gue merasa kayak gue ikutan open trip gitu. Tapi gue coba enjoy dan bawa santai aja, plus, mereka juga sebenernya ngga sekaku yang gue pikir.



Perjalanan dari basecamp ke Pos 1 ngga makan waktu terlalu lama. Kayaknya cuma sekitar 30 menit kita udah sampe di Pos 1.

Pos 1 berupa tanah lapang yang muat kita-kita 4 tenda ukuran 4 orang dengan sebuah pendopo yang nyaman loh buat istirahat. Tapi perjalanan baru mulai, jadi kami ngga terlalu lama istirahat di Pos 1. Karena belum terlalu capek juga sih. Walaupun gue dah minum berkali-kali.


Pos 2

Kalau pas perjalanan dari basecamp ke Pos 1 jalannya masih ada yang beraspal dan cenderung halus, perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2 ngga semulus itu. Batu dan pasir khas gunung Ciremai udah mulai menyapa sepatu-sepatu kami. Trek pun makin menanjak vertikal. Dan durasi pendakian mulai jadi lama. Berkali-kali satu per satu dari kami minta break untuk narik nafas dan minum (kalo gue selama perjalanan selalu diiringi minum seteguk-seteguk)

Maklum, gue ini tekanan darahnya rendah banget. Jadi sebelum nanjak gue periksa kesehatan dulu dan saat itu tekanan darah gue lagi bener-bener rendah. Dokternya awalnya malah ngga mau ngasih izin. Tapi karena gue bilang gue ngga suka pusing (padahal mah iya) akhirnya dia pun mengizinkan. Tapi gue ngga bisa dehidrasi terlalu lama. Jadi tugas gue harus terus menjaga tubuh gue agar tetap terhidrasi dengan baik. Supaya pandangan ngga tiba-tiba kabur dan kaki tiba-tiba lemes.

Untungnya saat mau nanjak gue udah lagi latihan fisik juga buat 5K Run minggu berikutnya. Jadi untuk urusan atur nafas bukan sesuatu yang terlalu susah buat gue saat itu. Tapi tetep aja, karena saat itu gue bawa keril kapasitas 55+10 liter (dan ternyata di dalemnya ditambah logistik banyak banget) gue pun akhirnya nyerah dan minta tukeran keril sama Bang Anas yang bawa keril lebih mini dari gue.

Setelah melewati php tulisan 'Pos 2 20 menit lagi', setengah jam berikutnya kita sampe di Pos 2.


Pos 3

Setelah istirahat singkat di Pos 2, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Pos 3. Nah disini nih gue mulai ngerasa jalurnya makin nanjak dan durasi perjalanan makin panjang. Baju gue udah basah dua-duanya (manset dan kaos).



Sampe di Pos, Bang Bobi dan yang lainnya solat zuhur (saat itu gue dan Mba Hera lagi ngga solat) setelah itu makan siang ala kadarnya. Disini istirahat kita paling lama di antara di pos yang lainnya. Karena udah pertengahan hari juga, matahari mulai panas. Tapi tiba-tiba kabut turun dan bikin gue kedinginan luar biasa. Gunung emang ngga pernah bisa ditebak ya.

Selama nunggu yang lain masih istirahat, gue lompat-lompat, bolak balik gak jelas supaya bikin badan gue tetep hangat. Karena sumpah itu dingin banget.


Pos 4

Pas memutuskan untuk lanjut perjalanan, gue adalah orang yang paling semangat. Karena kalo lanjut nanjak lagi, dinginnya sedikit berkurang. Walaupun hausnya malah bertambah.

Perjalanan ke Pos 4 kami semakin sering break. Jalur yang kita lalui pun terus menyempit sampai samping-samping jalur kita kalau ngga tebing batu kapur berpasir ya akar-akar pohon. Juga, banyak tanjakan yang kita naiknya harus pegangan tali yang disediain (ini part favorit gue, karena berasa kita lagi latihan ninja).

Singkat cerita, akhirnya kita sampai di Pos 4. Disini gue mulai capek banget sampe-sampe ada saat dimana satu tim TIDUR SEMUA! And noone can help us from sleepling in the track.


Pos 5 (Camp)

Satu-satunya alasan kenapa gue masih semangat waktu ngelanjut nanjak dari Pos 4 ke Pos 5 adalah karena gue sambil membayangkan suasana kemping dan makan mie instan di tenda. Yang lain pun sepertinya sama. Mereka udah pada pengen banget ngopi belum lagi beberapa kelompok pendaki lain kayak main kejar-kejaran sama kami, rasa kompetitif kami meningkat drastis. Tapi apa daya, ketika kami semua semangat, jalur yang di depan kami semakin terjal.

But finnally we did it! Kita sampai di Pos 5 dan langsung mencari tanah lapang untuk banting keril. Tim langsung terbagi menjadi 2 bagian dengan sendirinya. Gue sukanya dari tim ini tuh gitu. Ngga pake disuruh-suruh semuanya peka sama tugasnya masing-masing. Gue sih langsung gabung sama tim masak, karena mengharapkan adanya sedikit kehangatan dari kompor anti-badai milik Bang Bobi. Tapi ternyata ngga guys, GAK ANGET SAMA SEKALI!

Hampir Hipo

Disinilah bencana itu mulai gue rasakan. Bukan bencana alam tentu. Tapi gue merasa kedinginan gue semakin ngga wajar. Kulit gue serasa ditusuk-tusuk dan jantung gue berkali-kali kayak mau keram otot gitu rasanya. Sesak nafas dan gue ngga bisa menstabilkan irama tarikan nafas gue sendiri. Padahal yang lain biasa aja.

Gue akhirnya masuk ke tenda dan make jaket. Tenda nya belum jadi sebetulnya. Matras juga belum dipasang. Tapi gue ijin sama yang lain dan bilang kalo gue kedinginan. Akhirnya setelah selesai pasang matras dan masukin keril ke tenda, gue pun ijin tutup tenda untuk ganti baju. Sumpah ya ternyata masalahnya ada sama kaos luaran lengan pendek gue. Manset di dalemnya udah hampir kering, tapi kaosnya yang basah banget bikin badan gue jadi nyerep dingin berkali lipat. Gue langsung merasa mendingan pas ganti baju dan balurin badan pake minyak kayu putih. Ngga lupa pasang koyo di idung biar gue bisa lebih enak bernafas. Sesaat tadi itu gue merasa kalo gue ngga cepet-cepet ganti baju, gue akan beneran kena hipotermia.

Ketemu Babi Lagi

Setelah kenyang, kami pun saling mengisi tenda. Tenda pertama berkapasitas 5 orang diisi Bang Bobi, Bang Janu, Bang Anas, Bang Ali dan Bang Adit. Di tenda yang lebih kecil diisi sama gue, Mba Hera dan Bang Sam. Habis itu semua langsung sunyi dan terlelap.

Sekitar jam 8 malem (gue selalu tidur dengan pake jam tangan kalo lagi ngga di rumah, bahkan di rumah sodara gue sekalipun) gue merasa harus buang air kecil. Gue terbangun dan bersiap mencari headlamp. Tanpa sengaja ternyata Bang Sam juga bangun dari tidurnya. Gue pun pamit sama dia yang lagi ngoles-ngolesin hot n krim ke kaki untuk keluar tenda buat pipis. Udara dingin menampar gue saat itu juga. Tapi di luar bintangnya banyak banget. Sumpah gue paralyze pas liat bintangnya.

Gue mulai mencari-cari tempat yang enak buat pipis. Kebetulan saat itu ada satu kelompok yang baru lagi bikin tenda. Jadi gue harus nyari tempat yang sekiranya ngga keliatan sama mereka. Gue berjalan ke belakang tenda kelompok gue yang berupa semak-semak dan kayaknya emang tempat favorit buat buang air di pos itu. Tapi sebelum mendekat, gue kok kayak liat ada yang nyala-nyala ya dari balik semak-semak? Gue pun menyenteri bagian itu dan menemukan lebih banyak lagi sesuatu yang nyala-nyala. Ngga lama gue perhatikan, sesuatu itu gerak-gerak. Saat itu gue yakin kalau sesuatu itu berpasangan dan bergerak bersamaan.

Gue mulai mondar-mandir buat ngikutin gerakan sesuatu itu. Dan terpikirlah kalo itu adalah pasangan mata. God, mata apaan tuh?

Mungkin karena risih ngeliatin gelagat gue yang aneh, cowok-cowok yang lagi bikin tenda akhirnya menegur gue.

"Mba kenapa?" Tanya salah seorang dari mereka.

"Aku mau pipis, tapi ada babi banyak banget deh disitu." Jawab gue santai.

"Babi?" Gumam salah satu dari mereka.

Kemudian salah satu dari mereka mencoba mengusir kerumunan babi itu. Tapi ngga lama, yang terjadi malah si babi-babi ini mendekat ke camp. Mereka agak sedikit kelimpungan sambil manggil-manggil 'ranger' untuk minta tolong (padahal kayaknya useless).

Awalnya gue udah mau nyerah dan mengurunkan niat untuk pipis dan lebih baik balik tidur lagi. Tapi rasanya udah ngga tahan lagi, guys! Secara ya, udah malem aja gue masih 'ausan' (read:gampang haus) dan ngga ada setetespun keringat yang gue keluarin buat bikin cairan tubuh gue keluar. Akhirnya gue pun bangunin Bang Sam yang kayaknya udah setengah jalan tidur lagi.

"Bang, temenin aku pipis dong. Ada babi nih." ucap gue.

"Ayo deh gue juga mau sekalian." jawab dia.

Akhirnya gue pun kembali mencari tempat yang enak buat pipis. Walaupun saat itu babinya udah ngga keliatan lagi, gue tetep parno. Sampe cowok yang lagi bikin tenda nyaranin kita untuk pipis dengan ditutupin matras. Gue langsung menolak dengan alasan ribet. Akhirnya gue pun pipis di belakang tenda (dan sampe pagi itu air pipis gue masih ada XD)

Setelah yakin semua air pipis udah gue keluarin, gue dan Bang Sam balik ke tenda dan tidur lagi. Sebelum terlelap, gue sempet denger cowok-cowok yang lagi bikin tenda masih berusaha ngusir-ngusir babi yang ternyata balik lagi. Tapi bagusnya sih, babi-babi itu ngga merusak kemah siapapun.


Muncak

Sebelum tidur, Bang Bobi si kapten udah ngasih tau kalo kita bakal muncak jam 4 pagi biar dapet sunrise. Entah karena sugesti atau apa, gue yang biasanya ngga pernah bisa bangun pagi, saat itu bangun jam setengah 4 dan mendapati Mba Hera juga udah bangun. Dia manggil-manggil cowok-cowok di tenda sebelah dari dalem tenda kita, tapi ngga ada satupun orang yang menjawab. Malah, kita dibales sama suara ngorok Bang Ali yang cetar membahana.

Akhirnya kita balik tidur lagi.


Muncak (Beneran)

Matahari udah nongol sedikit dan membuat kabut sedikit tersapu dari langit Pos 5 Gunung Ciremai via Apuy saat itu. Walaupun mulut masih ngeluarin asap waktu kita ngomong dan kaki masih menggigil kalo keluar dari Sleepin Bag, gue ngga sabar untuk keluar tenda dan merasakan udara pagi pegunungan yang tinggi dan jauh dari keramaian dan kemacetan kendaraan.

Awalnya Mba Hera udah males muncak karena menurutnya kalo ngga dapet sunrise ya mau ngapain ke puncak?

Tapi akhirnya setelah sarapan dan beres-beres, jam 8 pagi kita berangkat melanjutkan pendakian menuju puncak. Oh ya sebelum berangkat juga gue dan Bang Sam sempet ceritain kalo semalem kita dikelilingi sekerumun babi-babi.

"Aku sih liat kayaknya ada 4 atau 5 babi gitu. Gede nya sih cuma segini (sambil memberi sign tangan di depan dada selebar bahu lebaran dikit)." ucap gue

"Oh itu beneran babi? Semalem iya gue denger ada suara kresek-kresek sama ngok-ngok gitu. Gue pikir suara ngorok-nya si Ali." Ucap Mba Hera yang kontan aja bikin kita ketawa.

"Wah, berarti semalem gue ngobrol sama babi dong." Balas Bang Ali yang mengundang tawa lebih banyak lagi.



Perjalanan muncak ternyata lebih terjal daripada semua jalur yang kita lewatin di pos-pos sebelumnya. Disini sekarang kemiringannya luar biasa. Sampe kepleset tuh bukan suatu hal yang jarang. Tapiiii.. pasirnya nyaman banget karena rasanya sejuk. Belum lagi pemandangan yang makin tinggi kita nanjak, makin bagus aja kelihatannya. Awannya yang putih, angin yang bersahabat, mana bisa nyerah sekarang kalo gini??

Setelah berkali-kali di php-in pendaki yang turun kalo puncak 3 menit lagi, kami pun akhirnya sampe di tanjakan terakhir menuju puncak Gunung Ciremai pada ketinggian 3.078 mdpl yaitu puncak Majakuning.



(dari kiri) Bang Anas, gue, Bang Janu, Bang Ali, Mba Hera, Bang Adit, Bang Sam, Bang Bobi



Kami ngga terlalu lama berada di puncak. Karena matahari juga udah terlalu tinggi dan akan berpotensi menggelapkan kulit, akhirnya kami pun memutuskan turun.

Perjalanan turun ke camp emang lebih fun daripada perjalanan naik puncaknya tadi. Tapi rasa capeknya semuanya terbayarkan ketika sampe di puncak. Gue yang baru kali ini ke Gunung tertinggi di Jawa Barat ini pun sangat takjub dan bersyukur bisa menyempatkan diri berkunjung kesini.


Turun

Setelah yakin sudah membersihkan kemah kami, semua perabotan tidak ada yang tertinggal dan perut sudah terisi, kami pun memulai perjalanan turun.

Perjalanan turun berdurasi hanya sekitar 3 jam dari Pos 5 ke basecamp.

Sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke rumah Bang Ali, kami menyempatkan diri makan mie di warung tempat kemarin kami sarapan. Dan karena gue pengen punya kenang-kenangan, gue pun beli satu gantungan kunci ala Gunung Ciremai di warung tersebut.

Menurut gue, Pelayanan di Gunung Ciremai udah cukup bagus loh. Masuknya ngga ribet, penjaganya ngga terlalu neko-neko. Dan gue malah seneng pas tau ngga boleh bawa alat tulis ke atas. Karena setelah liat sendiri, di jalur banyak banget tangan-tangan jahil yang nulisin nama mereka di batu, pohon, kayu tumbang. Mulai dari nama sendiri, nama geng, sekolah, sampe username instagram. Ya Tuhan, rasanya pengen gue follow terus gue tag tuh orang pake foto tulisannya di batang pohon tadi.

Oh iya, di jalur ini sumber air cuma ada di basecamp ya. Buat kalian yang mau nanjak, pastiin kalo persediaan air kalian cukup selama nanjak sampai turun (terlebih kalo punya anggota yang ausan kayak gue).


Pulang

Setelah turun dari gunung, kami ber-delapan memutuskan untuk menginap semalam lagi di rumah Bang Ali. Karena kalo mau pulang pun akan kemaleman dan capek pula.

Perjalanan pulang kita naik bis umum. Penuhnya ya minta ampun deh. Belum lagi gue sendiri seharusnya masuk kantor jam 7 pagi di hari itu. Sedangkan jam 8 pagi aja gue masih ada di tol. Akhirnya setelah gue mendapatkan kembali sinyal yang hilang selama 3 hari itu, gue langsung ngabarin atasan gue kalo gue telat masuk kantor. Dan baru pada jam 11 pagi (atau siang) gue sampe di kantor tercinta dan langsung ganti celana kerja. Temen-temen mapala kampus gue sih pada bilang gue gila karena baru balik nanjak langsung kerja kayak gitu. Tapi ya mau gimana lagi kan? Tuntutan pekerjaan. Hahaha.

Sekian dulu cerita gue kali ini tentang gimana serunya newbie kayak gue mendaki Gunung Ciremai. Semoga gue dan kita cepet main lagi ke gunung. Karena secapek apapun perjalanan selama naik gunung, kegiatan ini selalu bikin kangen!


--D Ark R Ain Bow--

Jumat, 01 September 2017

#19YearsLater Epilog Harry Potter 7 with Indo Harry Potter


Hayoo siapa yang belom baca buku Harry Potter And The Deathly Hollows?? Buku yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia pada tahun 2008 ini pastinya sudah menjadi koleksi pribadi yang paling disayang deh. Belum lagi karena emosi yang dibikin melow sama JK Rowling sepanjang membaca halaman demi halaman, juga karena ini adalah seri terakhir Harry Potter yang kita kenal dari kecil ini.


**Lalu tahun 2017 terbitlah Cursed Child**

Ngga jadi berakhir dong ya??

Intinya tahun ini adalah tahunnya Epilog di HP7 berlangsung. Yaitu dimana Generasi Harry dkk mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah sihir Hogwarts. Sebetulnya sih lebih ke generasinya Albus Severus (anak dari Harry-Ginny). Karena saat itu dia baru masuk tahun pertama dan sedang galau kalau misalkan dia bakal masuk asrama Slytherin keluarganya akan gimana (cerita lebih lengkapnya silakan baca sendiri bukunya).

Nah, kali ini komunitas Indo Harry Potter mengadakan event berupa foto-foto dan petrificus totalus challenge (semacam manekin challenge gitu) dalam rangka epilog 19 tahun setelah Hogwarts battle.

Acara ini diadakan di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah. Jadi konsepnya kayak berasa di King's Cross gitu. Ada lokomotif dan peron. Dan murid-murid berseragam Hogwarts yang siap-siap berangkat ke sekolah.



Acara ini diadakan pada tanggal 27 Agustus 2017. Sedangkan untuk posting foto dan video-nya direncanakan akan dilakukan tepat pada tanggal 1 September 2017. Dan kira-kira begini lah hasil selfie dan wefie yang kami dapatkan.
















Selain foto-foto, ada juga games puzzle. Dan kali ini Gryffindor menang!! Yeay!!



Gimana?? Seru kan?? Iya dong. Seru banget!! Pokoknya nyesel deh kalo ngga ikutan.

~nox

--D Ark R Ain Bow--


This entry was posted in