hari ini gue kembali ke kantor setelah kemaren gue minta ijin untuk mengikuti tes ujian masuk ke salah satu universitas swasta di daerah depok, jawa barat. gue mau nyeritain pengalaman pertama gue menginjakan kaki di sebuah kampus yang belum pernah gue datengin sama sekali.
universitas swasta ini cukup terkenal bagus dalam hal akreditasinya. dan sama seperti banyak kampus lain, kampus ini pun punya banyak cabang dan gedung yang dinamain secara alfabet. tes yang gue jalanin kemaren itu bertempat di kampus D di daerah depok, jawa barat.
awalnya oke, gue berangkat menuju kampus dengan pede tinggi karna dianter sama bapak gue yang otaknya udah kayak atlas berjalan. tapi pas udah ada di persimpangan terakhir menuju ke kabupaten jawa barat, gue melihat bapak gue yang salah ngambil jalan. gue sadar betul jalan yang dilaluin seharusnya itu yang ke arah jl. margonda. tapi bapak gue malah berbelok ke jl. kelapa dua. gue masih diam karna gue masih percaya sama bapak gue. "ngambil jalan pintas mungkin." pikir gue saat itu.
gak lama kemudian, bapak gue berhenti pada sebuah bangunan gedung dengan tulisan universitas yang gue maksud. gue turun dengan pede yang masih sama tingginya. gue pun pamitan sama bokap dan turun dari motornya. gue mendekati pos satpam dan mulai bertanya.
"Pak, gedung lima ada di sebelah mana ya?"
"Tunggu dek, kamu mau ke kampus mana?" Satpam itu malah balik nanya ke gue dan membuat gue bingung.
"Kampus margo, pak."
"Wah, kalo margo itu di sebelah sana, dek. ini kampus kelapa dua." Jawab satpam itu dengan ramah.
gue pun dengan tampang malu dan pede yang udah menurun, berbalik dan berharap bapak gue belom melajukan motornya jauh ninggalin gue.
dan beruntung disitu bapak gue masih lagi minum dan belom berjalan pulang. gue memberitahu kalo ternyata kita salah lokasi. bapak gue berbalik arah ke jalan margonda.
di tengah jalan, tiba-tiba dia melajukan motornya pelan.
"De, kampusnya sebelah mana?" Tanya bapak gue.
deg. gue mulai khawatir. di peraturannya, peserta tes harus hadir minimal setengah jam sebelum tes mulai. dan ini tinggal dua puluh menit lagi. gue juga gak tau dimana persisnya kampus yang gue cari-cari itu.
dan tanpa kesepakatan yang jelas, bapak gue menyisir bagian kiri jalan, sementara gue memperhatikan bgian kanannya.
setelah kira-kira lima menit perjalanan, gue pun melihat sebuah tanda yang benar. kampus itu berada di sebelah kanan jalan yang mengharuskan kita memutar arah untuk sampai ke sana. dan ternyata, putarannya lumayan jauh juga. memakan waktu kira-kira tiga menit.
pada jam satu kurang sepuluh menit gue pun tiba di tempat dan langsung bertanya ke satpam lagi. dia bilang kali ini gue gak salah tempat dan dia juga menjelaskan gedung yang gue maksud.
gue berjalan dengan sesantai mungkin untuk nutupin rasa gugup gue. tapi setelah gue tiba di gedung lima, gue melihat banyak orang disana.
dandanan mereka hampir mirip seperti gue (cewek-ceweknya) yang make rok dan kemeja. gue pun menegur salah satu dari mereka dengan pedenya. (harusnya gue gak sok akrab gitu, mengingat ini baru di lantai satu sedangkan gue harusnya ada di lantai tiga).
gue duduk di sebelah seorang cewek yang gak gue kenal siapa. gue negor dia dan bertanya apa boleh gabung. dia memandang gue dengan aneh. dan mempersilakan gue bergabung tanpa mengajak gue ngobrol lagi. gue tanya aja.
"Mau tes juga?"
"Tes apa?" Cewek itu berbalik nanya.
"Tes masuk sini."
"Owh, engga. mau ujian." Jawab tuh cewek.
saat itu gue merasa seperti ada es yang meluncur cepat dari tenggorokan ke perut.
"Owh, kirain mau tes juga." Ucap gue dengan malu setengah mati.
"Owh, baru mau masuk." Dia berkata.
saat itu juga rasanya gue pengen lari ke tangga dan menuju ke lantai yang bener. tapi gue juga pasti bakal lebih malu lagi. gue udah minta gabung, tapi gue malah ninggalin duluan. dan setelah sepuluh menit berlalu, ada sebuah pengumuman. si cewek pun masuk ke salah satu ruangan. dengan inocent-nya gue pun ikut berdiri dan setelah memastikan si cewek gak bakal ngeliat gue lagi, gue pun lari secepat mungkin ke lantai tiga.
tiba di lantai tiga, gak beda jauh dari suasana sebelumnya. begitu gue melangkah meninggalkan anak tangga terakhir, suasana sama dinginnya dengan yang tadi.
tes berlangsung cuma sembilan puluh menit. gue mengerjakan tes bahasa inggris dengan baik. walaupun terasa capek juga karna gue bosen sama hal membaca. tapi pelajaran matematika menghantui pikiran gue. gue lemah di matematika. dan benar aja. sekitar sembilan puluh persen soal matematika gak bisa gue kerjain. dan gue harus terus mencet tombol pass.
gak terasa, tes berakhir dan seharian penuh gue terjebak oleh perasaan malu.
sedihnya lagi, gue masih harus menunggu dua minggu untuk tau hasil tes yang hanya sembilan puluh menit itu.
With Smile
--D Ark R Ain Bow--
Jumat, 21 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar
Come share to us !!