Senin, 24 November 2014

Interstellar


Awalnya sih penasaran mau ngeliat aksi lain Mackenzie Foy di film ini, tanpa niat banget nonton. Tapi tiba-tiba temen-temen gue pada ngajakin nonton meskipun harus cabut kelas. Ya sudah lah, ikut ajah. Karena cuma film ini yang tayang di jam lapan, kami berenam pun setuju untuk nonton film ini daripada harus kemaleman pulang.

Jujur gue takut banget sama kegelapan luar angkasa, dan film ini 90% menampilkan angkasa luar yang super gelap dan sunyi. Tapi gue bertahan sampe akhir dan berusaha mengerti alur cerita film ini.

Cerita bermula dengan narasi seorang anak bernama Murph (Mackenzie Foy) yang menceritakan keadaan ayahnya yang berpindah profesi dari pilot luar angkasa NASA menjadi petani. Di bumi, keadaan sudah parah dengan seringnya terjadi badai debu dan tinggal jagung lah tanaman yang bisa ditanam.

Murph menceritakan pada ayahnya ada hantu di kamarnya yang selalu secara berkala menjatuhkan buku-buku dari raknya membentuk sandi morse. Tapi Cooper (Matthew McConaughey) berusaha menjelaskan alasan kejadian itu dari sudut pandang fisika, tapi Murph percaya kalau hantu itu sedang ingin berkomunikasi dengannya. Lalu saat badai debu datang dan mengotori kamar Murph, ada sebuah pesan koordinat dalam bentuk angka biner yang mengarahkan mereka ke instalasi NASA rahasia yang dipimpin oleh Profesor Brand (Michael Caine).

Prof. Brand mengungkapkan bahwa lubang cacing ternyata diciptakan oleh suatu kecerdasan alien, menawarkan kesempatan bagi kelangsungan hidup manusia di planet baru. Selama ini ternyata NASA masih terus melanjutkan misi Lazarus yang melakukan penjelajahan luar angkasa untuk mencari planet baru untuk dihuni manusia selain bumi demi menyelamatkan kelangsungan hidup manusia. Ada tiga planet yang dinamai sesuai dengan nama astronot yang pertama menjejakkan kakinya yaitu Miller, Edmunds, dan Mann. Cooper yang tadinya diberhentikan dari profesinya sebagai pilot NASA, kini direkrut kembali untuk melanjutkan misi Lazarus.

Ada dua rencana dalam misi Lazarus ini. Rencana A adalah, setelah para pencari planet menemukan planet yang bisa dihuni, Brand akan membawa umat manusia ke planet tersebut dengan menggunakan stasiun luar angkasa melalui gravitasi. Lalu rencana B adalah, para pencari planet membawa embrio yang kemudian akan dibuahi untuk memulai kehidupan manusia yang baru tanpa mengikutsertakan manusia yang ada di bumi pada masa itu.

Dalam menjalankan misinya, Cooper bergabung dengan ahli biologi Amelia Brand
(Anne Hathaway), fisikawan Romily (David Gyasi); ahli geografi (Wes Bentley); dan dua robot artifisial cerdas, TARS (disuarakan oleh Bill Irwin) dan CASE (disuarakan oleh Josh Stewart).

Gravitasi membawa mereka memasuki lubang cacing dan ke planet Miller. Planet ini begitu dekat dengan Gargantua sehingga perbedaan waktunya sangat signifikan. Setiap satu jam di permukaan adalah tujuh tahun di bumi. Cooper,
Amelia, Doyle dan CASE turun ke planet, yang terbukti tidak ramah karena seluruh permukaannya benar-benar tertutup oleh laut dangkal dengan gelombang ombak yang amat besar. Saat Amelia sedang mengumpulkan data di planet Miller, sebuah gelombang pasang besar membunuh Doyle dan menunda keberangkatan pesawat mereka. Ketika mereka kembali ke stasiun penerbangan, 23 tahun telah berlalu.

Di Bumi, Murphy dewasa (Jessica Chastain) sekarang telah menjadi ilmuan NASA yang berusaha memecahkan masalah fisika Prof. Brand mengenai peluncuran stasiun luar angkasanya. Di ranjang kematiannya, Prof Brand akhirnya mengakui bahwa ia sudah memecahkan masalahnya bertahun-tahun lalu, dan mengungkapkan bahwa proyek ini tidak mungkin berhasil tanpa adanya data tambahan dari singularitas lubang hitam. Ia menyadari kalau rencana A tidak akan berhasil. Itulah sebabnya ia membuat rencana B.

Bahan bakar yang mereka miliki tinggal sedikit dan hanya cukup untuk mengunjungi satu planet lagi sebelum kembali ke bumi. Amelia percaya bahwa planet Edmund memiliki data yang lebih menjanjikan, tapi Cooper dan Romily mendukung planet Mann. Cooper menuduh Amelia memilih planet Edmund karena ia menyimpan rasa pada Edmund. Akhirnya mereka menuju planet Mann. Mereka merasa ada yang salah dengan planet itu karena permukaannya tertutup salju yang dingin dan tidak ramah. Dr. Mann (Matt Damon) akhirnya mengungkapkan bahwa ia memalsukan data tentang kelangsungan planetnya sehingga mereka akan menyelamatkannya, dan ia tahu bahwa rencana B-lah tujuan sebenarnya misi mereka selama ini.

Mann berusaha membunuh Cooper. Sementara Romily meninggal ketika ia secara tidak sengaja memicu bom yang ada pada data yang dimiliki Dr. Mann. Mann melarikan diri ke stasiun dan berniat untuk melanjutkan rencana B ke planet Edmund.

Amelia menyelamatkan Cooper dengan pesawat lain dan mereka tiba tepat waktu di stasiun ketika menyaksikan Mann melakukan kesalahan pada saat ia mencoba mendaratkan pesawatnya di stasiun. Mann pun mati.

Dengan sedikit bahan bakar yang tersisa, Cooper dan Amelia berencana untuk membawa stasiun memutar melewati Gargantua untuk menuju ke planet Edmund. Cooper dan TARS terlepas masuk ke lubang hitam, berharap mereka bisa mengumpulkan data tentang singularitas. Amelia terlepas dari mereka saat stasiun perlahan-lahan melepaskan muatan untuk menghemat bahan bakar. TARS dan Cooper muncul dalam dimensi Tesseract dimana waktu muncul sebagai dimensi ruang dan portal di belakang rak buku milik Murph. Disana Cooper bisa melihat masa lalu dan masa depan kamar Murph. Ia melihat beberapa gambar Murph kecil dan menyadari bahwa selama ini ia adalah hantu di belakang rak buku anaknya tersebut.

Menggunakan gelombang gravitasi, ia mentransmisikan data singularitas dari TARS ke Murphy dewasa melalui kode morse dan angka-angka biner yang memungkinkan dirinya untuk menyelesaikan persamaan Prof Brand dan mengevakuasi Bumi.

Bertahun-tahun kemudian, Cooper terbangun di kapal stasiun luar angkasa NASA dan bertemu dengan Murph yang kini sudah tua dan sedang menjelang ajalnya. Murph meyakinkan Cooper untuk mencari Amelia yang telah mulai mengerjakan rencana B di planet Edmund.


Film ini bikin gue mumet. Hahaha. The reason, pertama, gue takut gelap luar angkasa dan kehampaannya, kedua, banyak rumus dan itung-itungan fisika yang jadi inti pembicaraan di film ini yang ngga gue ngerti sama sekali, ketiga, banyak juga itung-itungan itu yang masih diragukan kebenarannya. Well, tapi secara keseluruhan film ini bagus sih, walaupun buat gue, mungkin ilmu gue belom nyampe buat ngerti keseluruhan film ini dan memaksa gue untuk buka google biar lebih ngerti apa itu siungularitas, relativitas, biner, kode morse, dll.

--D Ark R Ain Bow--

This entry was posted in

0 comment:

Posting Komentar

Come share to us !!