Kamis, 24 Juli 2014

Dawn of The Planets of The Apes

Right, ngga mau kehilangan euforia film "monyet", akhirnya kemaren gue pun nonton Dawn of The Planets of The Apes. Panjang ya judulnya, makanya gue nyebutnya Dawn of Apes aja. Kali ini gue nonton sama my buddy best friend. Alesannya sih emang gue takut nonton ini sendirian. Serius deh. Abis film nya kan tentang monyet gitu, jadi yang main ya kebanyakan monyet. Gue ama badut aja takut, apa lagi sama monyet.

Sipp, and here we go.

Film ini berceritakan tentang sebuah virus bernama simian flu yang telah diciptakan oleh seorang dokter dari laboratorium yang mengubah kera menjadi lebih agresif. Penyakit ini menular dan tidak bisa dicegah, bahkan oleh manusia. Makanya banyak manusia yang mati gara-gara virus ini. Sisanya mati gara-gara dibunuh sama penderita virus ini.

Sebuah koloni survivor (mereka menyebut orang yang bertahan dan tidak terjangkit) di San Francisco memiliki masalah dengan daya yang mereka miliki yang kini hanya tinggal sedikit. Maka beberapa orang mencari daya itu ke hutan yang ternyata dijadikan rumah oleh sekelompok kera. Salah satu dari penjelajah itu berpapasan dengan dua ekor kera (Ash dan Blue Eyes). Karena saking takutnya, manusia bernama Carver itu menembak Ash yang kontan saja membuat koloni kera yang lain berdatangan. Carver pun memanggil teman-temannya.

Lalu mereka bertemu dengan dengan Caesar (pemimpin koloni kera yang bisa bicara bahasa inggris). Caesar menyuruh para manusia untuk pergi. Tapi Malcolm (manusia) ingin berusaha mendapatkan daya itu dengan cara mendekati mereka. Ia bersama keluarga dan teman-temannya diberi waktu tiga hari untuk berusaha meyakinkan bangsa kera kalau mereka hanya ingin mengambil daya dan tidak akan merusak rumah para koloni kera.

Dan masalah pun terjadi. Seekor kera bernama Koba yang telah menjadi korban penelitian di laboratorium
Koba dan Blue Eyes
merasa sangat dendam pada bangsa manusia. Ia ingin melawan dan membunuh manusia. Maka, ia mengkhianati Caesar dengan menembaknya menggunakan senjata api milik manusia sehingga kera-kera lain berpikir bahwa yang menembak Caesar adalah manusia. Sekitar 200 ekor kera datang menyerbu koloni 9 San Francisco dan menawan semua manusia. Kera-kera di bawah pimpinan Koba juga menawan kera-kera yang masih setia pada Caesar yang menolak untuk membunuh manusia. Termasuk Ash yang dibunuh oleh Koba karena Ash tidak mau membunuh manusia.

Semua orang menganggap Caesar telah mati. Tapi Malcolm dan keluarganya menemukan tubuh Caesar yang masih hidup. Mereka merawat Caesar di rumah kecil Caesar sewaktu bersama sahabat manusianya dulu. Saat Malcolm kembali ke koloni untuk mengambil obat-obatan, ia bertemu dengan Blue Eyes (Anak Caesar) yang akhirnya dibawanya bertemu dengan Caesar.

Setelah Caesar sembuh, ia pun maju ke pertempuran untuk menghabisi Koba dan menghentikan peperangan. Akhirnya peperangan di koloni 9 San Francisco berakhir. Tapi para kera tidak akan bisa hidup tenang lagi sebab manusia dari koloni lain akan segera memburu mereka. Karena mereka telah memulai peperangan.

Malcolm dan Caesar di ending
Walaupun berkali-kali nutup mata, telinga dan hidung (apa urusannya ama hidung?), kedinginan dan kesemutan, film ini recomended buat ditonton. Aman juga kok buat remaja, kalo anak-anak, harus di bawah pengawasan orang tua. Pesan moral nya juga dapet banget di film ini. Kayak "Kita harus saling menyayangi sesama makhluk hidup", "Setiap makhluk hidup memiliki sisi baik dan buruk", "Hewan juga bisa berperasaan dan memiliki akal", dan kita juga harus saling menghargai dan menjaga rumah masing-masing.

SAFI
This entry was posted in

0 comment:

Posting Komentar

Come share to us !!