Awalnya
gue kira ini bakal jadi film dokumenter yang pastinya ngebosenin abis. Apalagi openingnya
nyeritain sejarah perang 10 November di Surabaya itu. But wait, ternyata kali
ini, mereka bikin film yang keren banget ceritanya. Temen gue aja ampe nangis
terharu (haha baper). Jadi ceritanya emang berlatar pada tahun 1945 dan saat
menuju perang Surabaya. Tapi alur nya ngga menurut sudut pandang
pahlawan-pahlawan kemerdekaan kayak kebanyakan film sebelumnya. Sudut pandang
yang diambil di film ini adalah dari seorang anak cowok bernama Musa (Ian
Saybani—voice).
Musa
hanyalah seorang tukang semir sepatu dan kurir amatiran. Dia tinggal bersama
ibunya yang sudah sakit-sakitan. Ayahnya diceritakan sudah gugur di medan
perang. Tapi dia dekat dengan seorang pria Jepang bernama Tuan Yoshimura (Tanaka
Hidetoshi—voice). Hampir setiap hari Tuan Yoshimura menjadi pelanggan setia
Musa dan sering mengajaknya bermain. Musa sudah menganggap Tuan Yoshimura
seperti ayahnya sendiri. Sampai suatu hari Tuan Yoshimura tewas ditembak para
pemuda PETA yang memang sering membunuh para warga asing yang masih menetap di
Indonesia khususnya Surabaya.
Semenjak
itu, Musa menjadi lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai
kurir surat.
Musa
bersahabat baik dengan Yumna (Maudy Ayunda—voice), seorang cewek berambut
panjang diikat dua penjual nasi tiwul. Hampir setiap hari ia mendapat jatah
nasi dari Yumna. Mereka juga sering menghabiskan waktu bersama. Yumna sudah
tidak mempunyai ayah dan ibu. Ia tinggal bersama dengan nenek angkatnya setelah
Danu (Reza Rahardian—voice) menemukannya sendirian di rumah majikan orang
tuanya—orang Belanda—yang tengah terbakar akibat para pemuda PETA. Dan mulai
saat itu Yumna menganggap Danu seperti kakaknya sendiri.
Tapi,
suatu hari Musa melihat tato yang tidak biasa pada punggung Yumna. Setelah bertanya pada Residen
Soedirman (Guritno—voice), tato itu adalah tanda keanggotaan dari organisasi Kipas
Hitam yang kini tujuannya sudah menyimpang. Organisasi Kipas Hitam bisa
dibilang adalah pengkhianat bangsa. Musa sempat bingung apakah benar Yumna
adalah pengkhianat? Akhirnya ia memilih untuk menghindari Yumna.
Ketika
pulang ke rumahnya, Musa terkejut karena api telah melahap hampir seisi
pemukiman rumahnya. Dan ibunya masih terjebak di dalamnya. Saat ingin menolong
ibunya, justru Musa malah terperangkap di rumahnya. Untunglah ada seseorang
berpakaian serba hitam yang menolongnya. Dan ternyata orang itu adalah Yumna! Rumahnya
juga terbakar dan nenek angkatnya juga meninggal. Kini baik Yumna maupun Musa
sudah tidak memiliki tempat tinggal. Musa jadi tidak enak hati untuk
menghindari Yumna lagi. Ia merasa berutang padanya. Akhirnya ia pun memutuskan
untuk bertanya mengenai tato di punggungnya.
Yumna
memang pernah menjalani pelatihan di organisasi Kipas Hitam. Ia berkali-kali
disiksa dan didoktrin oleh pemimpin organisasi. Sampai ia hampir lupa tujuan
utamanya mendekati Jepang adalah untuk mencari keberadaan ibunya yang diculik. Tapi
setelah kepemimpinan Kipas Hitam berpindah, tujuan organisasi jadi menyimpang. Dan
akhirnya Yumna pun kabur. Ia tidak mau menjadi pengkhianat bangsanya sendiri. Musa
merasa makin tidak enak karena telah menghindari Yumna dan menganggapnya
sebagai pengkhianat.
Setelah
itu Yumna melanjutkan hidupnya sebagai perawat. Dan Musa masih menjadi kurir
bagi Residen Soedirman. Ia sering berkumpul dengan TKR (Tentara Keamanan
Rakyat) yang dipimpin oleh Cak Solehudin (Alan Bona—voice).
Di
sisi lain, organisasi Kipas Hitam sedang mencari seorang buronan yang menurut
informasi membawa berkas penting. Dan seorang anggota rahasia menggambarkan
sketsa wajah Musa.
Mulai
saat itu Musa dicari oleh Kapten John Wright (Jason Williams—voice) dan anak
buahnya. Ia sempat tertangkap dan diinterogasi di markas Kipas Hitam bersama
dengan Danu yang entah mengapa juga ditangkap. Danu bertanya dimana Musa
menyembunyikan berkas itu. Namun saat sedang mencoba melepaskan ikatan di
tangan Danu, Musa melihat tato yang sama seperti milik Yumna di punggung Danu. Musa
menjadi lebih berhati-hati dan memilih tidak memberitahu Danu. Dan benar saja,
saat Kapten John Wright dan anak buahnya masuk ke ruang tahanan, Danu bergabung
dengan mereka.
Yumna
yang tahu Danu akan menggagalkan misi Musa untuk mengantar berkas rahasia itu
pun berencana untuk menerobos masuk ke markas Kipas Hitam dan menyelamatkannya.
Bersama dengan tim TKR Cak Soleh, mereka pun menerobos masuk. Musa berhasil
ditemukan. Tapi sayangnya Yumna harus tewas tertembak saat ingin melindungi
Musa. Danu merasa bersalah dan ia pun akhirnya menjalankan wasiat terakhir
Yumna yang sangat dicintainya, untuk melindungi Musa.
Tim
TKR Cak Soleh tidak ada yang selamat. Namun Musa dan Danu berhasil kabur. Tapi tetap,
mereka dikejar oleh Kapten John Wright dan anak buahnya. Danu pun tewas dalam
usahanya melawan mereka. Ketika Musa akhirnya sampai di kota, ternyata ia
terlambat. Tidak ada lagi orang yang masih hidup disana. Kota sudah hancur
berantakan.
Latar
berganti 15 tahun kemudian. Musa dewasa tampak tengah mengunjungi makam Tuan
Yoshimura. Dan di belakanganya ada Kioko (Sana Hamada—voice), anak perempuan
Tuan Yoshimura yang datang dari Jepang.
Latar
berganti lagi dan kini Musa tampak sudah tua. Ia sudah memiliki cucu (feeling
gue sih dia nikah sama Kioko). Tapi tampaknya ia masih belum bisa move on dari
Yumna cinta pertamanya. Karena ia masih mengenang saat-saat bersama Yumna.
Emang
pantes sih kita bangga sama film animasi yang satu ini. Ceritanya itu orisinil
banget. Ngga ngebosenin dan animasinya udah lebih bagus banget dari animasi
Indonesia sebelumnya. Pantesan aja mau dibeli Walt Disney. Daan, film ini nampilin 4 Bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Inggris, Jepang dan Belanda. Hihihi. Ditunggu deh
animasi yang lainnya.
--D Ark R Ain Bow--