Delmora The Ocean’s Princess
Created By:
Safitri
Tsa’niyah
Bab 9
Kereta Kuda
Setengah Ikan
Disanalah kereta pesananku sudah
menunggu. Ditarik dengan tiga ekor kuda setengah ikan bersurai warna-warni.
Masih ada sekitar dua puluh meter di depan. Dan Oliver sudah mulai kehabisan
nafas. Aku pun membuatkan gelembung yang membuat kepala Oliver seperti sedang
memakai helm transparan. aku menoleh ke belakang dan sudah bisa melihat kaki
para petugas jaga di air. Aku menyuruh air laut membentuk gelombang yang
mempercepat gerakanku menuju kereta. Detik berikutnya aku dan Oliver sudah
menaiki kereta.
Menjauh dari pantai teluk Pangandaran,
aku menyuruh para kuda setengah ikan penarik kereta untuk bergerak menuju ke
Cukang Taneuh.
“Tapi
Putri, kami tidak bisa mengantar putri sampai kesana. Disana airnya dangkal.”
Ucap kuda yang tengah.
“Lalu bagaimana kami bisa sampai
kesana?” Tanyaku.
“Kau
berenang.” Jawab kuda di sebelah kiri.
“Seraphina,
jaga ucapanmu terhadap putri!” Tegur kuda tengah.
“Ya,
kau sangat tidak sopan!” Sambung kuda sebelah kanan sambil berniat menyikut
kuda bernama Seraphina dengan siripnya.
“Baiklah semuanya, bukan waktunya kita
berdebat.” Ucapku menengah.
“Apa sih yang mereka bilang?” Tanya
Oliver kebingungan karena tiba-tiba kereta oleng.
“Tapi
ya, kau harus berenang, Putri.” Ucap kuda sebelah kanan.
“Kita ngga bisa diantar sampai sana
sama mereka.” Ucapku pada Oliver.
“Peraian yang dangkal.” Ucap Oliver.
“Ya.” Jawabku.
“Baiklah, aku siap kok.” Ucap Oliver.
“Asalkan kamu ngga mecahin gelembung ini.”
Beberapa menit kemudian ketiga kuda
bersaudara itu berhenti berderap dengan siripnya. Aku tahu itu menandakan
perairan sudah semakin dangkal.
“Apakah kami harus berenang dari
sini?” Tanyaku.
“Ya,
Putri. Di depan perairannya sudah semakin dangkal dan banyak bebatuan.” Jawab
kuda tengah.
“Baiklah.” Ucapku. “Ayo sayang. Dari
sini kita berenang.”
Aku dan Oliver turun dari kereta dan
mulai berenang. Oliver terlihat kesulitan berenang dengan celana jeans dan
jaket yang membuat air di sekitarnya berat, sedangkan aku tidak merasa
kesulitan sama sekali. Dan jujur, kali ini aku membiarkan badanku basah karena
sudah seminggu belakangan aku tidak mandi. Bukan karena tidak mau, tapi bajuku
ketika dikutuk menjadi patung tidak bisa diganti ataupun dilepas. Dan aku tidak
mau tercium bau di depan Dewi Athena.
Setelah entah berapa menit berenang,
perairan yang kami lalui mulai banyak bebatuannya. Dalamnya mungkin hanya
tinggal dua meter. Dan tak lama, kakiku sudah bisa menyentuh dasar sungai. Aku
dan Oliver mengeluarkan kepala dari air dan melanjutkan langkah menuju gua
dengan berjalan lambat.
Oliver sangat kedinginan ketika
tubuhnya kembali bersentuhan dengan udara malam.
“Dingin banget ya sayang?” Tanyaku.
Oliver tidak menjawab. Dan sebagai
jawabannya, ia hanya mengigil. Aku menyuruh air di tubuh Oliver untuk turun
darinya dan membuat Oliver kering seketika, begitu juga dengan tubuhku.
Previous:
0 comment:
Posting Komentar
Come share to us !!