Kamis, 07 Mei 2015

Delmora The Ocean’s Princess: Bab 9 (Kereta Kuda Setengah Ikan)

Delmora The Ocean’s Princess







Created By:
Safitri Tsa’niyah




 Bab 9
Kereta Kuda Setengah Ikan
          Disanalah kereta pesananku sudah menunggu. Ditarik dengan tiga ekor kuda setengah ikan bersurai warna-warni. Masih ada sekitar dua puluh meter di depan. Dan Oliver sudah mulai kehabisan nafas. Aku pun membuatkan gelembung yang membuat kepala Oliver seperti sedang memakai helm transparan. aku menoleh ke belakang dan sudah bisa melihat kaki para petugas jaga di air. Aku menyuruh air laut membentuk gelombang yang mempercepat gerakanku menuju kereta. Detik berikutnya aku dan Oliver sudah menaiki kereta.
          Menjauh dari pantai teluk Pangandaran, aku menyuruh para kuda setengah ikan penarik kereta untuk bergerak menuju ke Cukang Taneuh.
          “Tapi Putri, kami tidak bisa mengantar putri sampai kesana. Disana airnya dangkal.” Ucap kuda yang tengah.
          “Lalu bagaimana kami bisa sampai kesana?” Tanyaku.
          “Kau berenang.” Jawab kuda di sebelah kiri.
          “Seraphina, jaga ucapanmu terhadap putri!” Tegur kuda tengah.
          “Ya, kau sangat tidak sopan!” Sambung kuda sebelah kanan sambil berniat menyikut kuda bernama Seraphina dengan siripnya.
          “Baiklah semuanya, bukan waktunya kita berdebat.” Ucapku menengah.
          “Apa sih yang mereka bilang?” Tanya Oliver kebingungan karena tiba-tiba kereta oleng.
          “Tapi ya, kau harus berenang, Putri.” Ucap kuda sebelah kanan.
          “Kita ngga bisa diantar sampai sana sama mereka.” Ucapku pada Oliver.
          “Peraian yang dangkal.” Ucap Oliver.
          “Ya.” Jawabku.
          “Baiklah, aku siap kok.” Ucap Oliver. “Asalkan kamu ngga mecahin gelembung ini.”
          Beberapa menit kemudian ketiga kuda bersaudara itu berhenti berderap dengan siripnya. Aku tahu itu menandakan perairan sudah semakin dangkal.
          “Apakah kami harus berenang dari sini?” Tanyaku.
          “Ya, Putri. Di depan perairannya sudah semakin dangkal dan banyak bebatuan.” Jawab kuda tengah.
          “Baiklah.” Ucapku. “Ayo sayang. Dari sini kita berenang.”
          Aku dan Oliver turun dari kereta dan mulai berenang. Oliver terlihat kesulitan berenang dengan celana jeans dan jaket yang membuat air di sekitarnya berat, sedangkan aku tidak merasa kesulitan sama sekali. Dan jujur, kali ini aku membiarkan badanku basah karena sudah seminggu belakangan aku tidak mandi. Bukan karena tidak mau, tapi bajuku ketika dikutuk menjadi patung tidak bisa diganti ataupun dilepas. Dan aku tidak mau tercium bau di depan Dewi Athena.
          Setelah entah berapa menit berenang, perairan yang kami lalui mulai banyak bebatuannya. Dalamnya mungkin hanya tinggal dua meter. Dan tak lama, kakiku sudah bisa menyentuh dasar sungai. Aku dan Oliver mengeluarkan kepala dari air dan melanjutkan langkah menuju gua dengan berjalan lambat.
          Oliver sangat kedinginan ketika tubuhnya kembali bersentuhan dengan udara malam.
          “Dingin banget ya sayang?” Tanyaku.
          Oliver tidak menjawab. Dan sebagai jawabannya, ia hanya mengigil. Aku menyuruh air di tubuh Oliver untuk turun darinya dan membuat Oliver kering seketika, begitu juga dengan tubuhku.




 Previous: 

0 comment:

Posting Komentar

Come share to us !!