"Nerve Gear membuat dunia virtual menjadi nyata, Augma membuat dunia nyata menjadi virtual.." --Kirito.
Ngga bisa dipungkiri betapa banyak orang yang ngga suka banget sama anime ini. Sampai-sampai mereka benci karena alur ceritanya yang tiba-tiba jadi romance dan harem-harem-an. Tapi ngga sedikit juga yang suka banget sama anime ini dan memilih untuk ngga memperdulikan kelemahan dan kenyataan yang ngga sesuai ekspektasi. Dan gue adalah salah satu orang yang memfavoritkan anime ini.
Buat para fans SAO, menunggu anime season 3 itu sangaat laaaammaaaa. Padahal kalo kita ikutin Light Novel-nya, cerita SAO ini udah jauh banget. Tapi masih ada harapan sih kayaknya untuk season 3. Kita tunggu ajaa~
Terhitung lama setelah adaptasi anime nya yang terakhir tayang. Film bertajuk Ordinal Scale ini setidaknya menghilangkan rasa kangen kami pada Kirito dan kawan-kawan..
Seiyuu Yoshitsugu Matsuoka dan Haruka Tomatsu masih mengisi suara dua sejoli Kirito dan Asuna. Dengan seorang idol baru bernama Yuna (Sayaka Kanda) yang karakternya sebagai AI Singer pertama yang bernyanyi untuk para pemain.
Dari trailer nya yang sudah muncul pertengahan tahun 2016 lalu, film ini dilihat cukup menjanjikan. Dengan graphic yang bagus dan sountrack masih menggandeng penyanyi cantik LiSA, dengan mengeluarkan beberapa teaser saja, SAO OS udah menyita perhatian banyak penggemarnya dan membuat kami tidak sabar menunggu.
Di Indonesia film ini akhirnya tayang pada 22 Maret 2017 setelah beberapa kali mengalami kemunduran jadwal. Untuk CGV Blitz sendiri mengadakan screening film ini di CGV Grand Indonesia pada 25 Februari 2017 lalu. Sebenernya gue pengen banget ikut screening nya (biar lebih dulu nonton plus dapet official merchandise XD). Tapi apa daya waktu itu bertepatan banget sama ujian di kampus. Jadi baru pada 22 Maret gue meluncur untuk menyapa kembalisang kekasih Kirito-kun😍😍.
Kali ini gue nonton sendirian tanpa partner. Beruntungnya setelah ngga lama gue duduk di bangku gue, ada dua orang cewek jilbab yang ternyata pas film mulai sama histerisnya sama gue. Gue ngerasa euforia waktu pertama kali nonton Fantastic Beast and Where To Find Them terulang lagi pas film ini dimulai.
Tambah baper pas scene pertama ternyata flashback dari memori Kirito dan Asuna di lantai 22 di rumah mereka di SAO (yang mana ternyata scene ini adalah kunci klimaks film ini). Mereka sedang saling bertukar janji untuk bertemu kembali di dunia nyata dan kembali melanjutkan perasaannya masing-masing.
Dua tahun setelah SAO dikalahkan, terciptalah perangkat baru bernama Augma--Augmented Reality (AR) yang memungkinkan pemain merasakan sensasi permainan secara nyata. Dan semenjak ada AR, penggunaan VR (Nerve Gear dan Amusphere) mulai menurun.
Sebagai pengganti ALO (Karena SAO terlalu mengerikan) muncullah Ordinal Scale. Permainan yang memunculkan peringkat pemainnya di atas kepala mereka itu menarik terlalu banyak perhatian karena sekali kita bermain dan menyelesaikan quest, hadiahnya adalah hal-hal di kehidupan nyata seperti makanan, minuman, ataupun voucher gratis. Semua orang termasuk Klein (Seiyuu Hiroaki Hirata) dan guildnya, Asuna, Silica dan Lisbeth berlomba-lomba menaikkan peringkat mereka kecuali Kirito yang tidak terlalu antusias dengan game ini.
Sebenernya gue agak shock liat trailer film ini karena badannya Kirito tampak begitu berisi dan jauh beda sama Kirito versi ALO, GGO ataupun SAO. Dan akhirnya terkuaklah alasan 'gemuk' nya dia di film ini adalah karena cuma dia yang ngga suka main OS. Jadi OS itu mainnya kan dengan kesadaran penuh, otomatis memaksa para pemainnya menggerakkan tubuh mereka secara real. Berhubung Kirito emang ngga suka banget latihan fisik, maka menggemuklah badannya XD.
Ordinal Scale, sedikit mengingatkan gue sama game yang sempet booming beberapa waktu lalu yaitu Pokemon. Jadi tiap ada bos yang muncul, orang-orang berkumpul di tempat dan waktu yang udah ditentukan dan hanya dengan membawa tools Augma mereka, mereka bisa bermain game secara nyata (dan kalau mereka lepas Augma ngga ada fantasi apa-apa). Pada setiap kesempatan bertarung dengan bos, Idol AI Yuna selalu muncul dan bernyanyi untuk menyemangati para pemain.
Di pertempuran melawan bos OS yang pertama Kirito join, dia merasa ada hal yang ngga beres. Bos yang mereka hadapi ternyata adalah bos yang mereka hadapi di game SAO. Saat itu rank Kirito sekitar 1000 atau 10000 gitu, karena emang dia lebih suka permainan VR daripada AR. Lalu di tengah pertempuran Kirito dan Asuna bertemu dengan orang dengan ranking 2. Kekuatannya luar biasa diatas rata-rata, namun Asuna merasa ada yang aneh dengan orang bernama Eiji (Seiyuu Yoshio Inoue) itu saat dia mendengar orang itu berkata 'switch'--kata khas yang diucapkan pemain SAO.
Asuna lebih sering ikut bagian untuk melawan bos. Sedangkan Kirito yang tidak terlalu suka (atau tidak terlalu percaya Augma lebih safety dari Nerve Gear dan Amusphere) selalu mengingatkan teman-temannya untuk tidak terlalu sering bermain OS. Namun tiba-tiba semuanya berubah saat Asuna kehilangan ingatannya tentang yang terjadi di SAO!
Di kali keempat melawan bos, Asuna menjatuhkan HP nya hingga ke angka nol dan tiba-tiba saja memorinya tentang apa yang terjadi di SAO tidak dapat ia ingat. Hal tersebut membuat Kirito khawatir. Lalu saat itulah ia sadar kalau Augma memiliki kemampuan untuk memindai dan menghapus memori otak pemakainya. Menurut info dari dokter yang menangani kasus Asuna, ada beberapa orang Survivor SAO yang mengalami hal serupa.
Kirito mendatangi dan menanyakan langsung pada pencipta Augma yang adalah seorang profesor di universitas yang ingin dia masuki sekaligus tempat Kayaba Akihiko dulu. Namun jawaban yang ia dapatkan tidaklah memuaskan dan membuatnya makin berpikiran negatif pada Augma. Sejak saat itu Kirito menjadi serius menanggapi game OS ini dengan mengikuti semua pertarungan melawan bos sampai akhirnya rankingnya naik ke angka 6 dan berusaha mencari tahu rahasia dibalik Augma.
Dari sini niat buruk Dr. Tetsuhiro Shigemura (Seiyuu Takeshi Kaga) itu mulai terkuak. Ia memiliki rencana yang dilakukannya bersama dengan si ranking 2 Eiji untuk menghidupkan kembali Yuna--Yuuna Shigemura (yang ternyata anaknya yang telah mati di game SAO). Mereka mengumpulkan memori ingatan para Survivor SAO untuk menghidupkan kembali Yuna. Dengan cara mengumpulkan para Survivor SAO di konser Yuna lalu mengeluarkan semua bos dari SAO untuk memaksa mereka bertarung dan mengeluarkan memori SAO mereka.
Kirito yang sudah mengetahui rencana tersebut telah mengalahkan Eiji yang merupakan kaki tangan Dr. Shigemura sekaligus mantan member dari guild Knight Oath Bloods di SAO. Dan dengan dibantu oleh 'hantu Yuna' untuk membuat tools Augma ke mode VR, dia dan yang lain menyelamatkan para Survivor SAO dengan satu-satunya cara yaitu mengalahkan bos terakhir di lantai 100 Aincrad. Setelah mengalahkan bos di level 100, Kirito mendengar ucapan selamat dari Kayaba Akhiko dan mendapatkan reward berupa sword dengan kekuatan luar biasa. Setelah kembali ke dunia nyata, 'hantu Yuna' yang tidak bisa lagi menahan serangan untuk melindungi Kirito pun kalah. Dengan pedang barunya, Kirito dengan gampangnya menyabet bos-bos Aincrad dan menjadi si ranking 1.
Sebenernya konsep dari The Movie Ordinal Scale ini masih sama dengan SAO, perangkat merusak otak yang bisa berakibat kematian. Pada akhirnya Yuna harus tetap mati karena programnya direstart bersama dengan kalahnya bos di level 100.
Pertama kali mulai, graphic-nya udah bikin meleleh dan jatuh cinta. Pokoknya kualitasnya ngga beda jauh sama animasinya Kimi No Nawa kemarin deh. Menurut gue sih lebih keren karena banyak adegan berantemnya yang bikin merinding dengan durasi yang ngga sebentar. Apalagi pas pertarungan melawan bos di level 100 ihh cakep banget. Ngga nyangka gue mereka bakal ngeluarin bos level 100 Aincrad di film ini. Penggambaran tokoh-tokohnya yang makin dewasa juga keren banget, motornya Kirito, kisah cinta Kirito-Asuna yang so sweet tapi ngga berlebihan, dan juga tokoh Yuna dan Eiji yang ngga kalah keren. Lagu yang dinyanyiin Yuna juga enak-enak banget (gue bahkan udah dengerin playlistnya dua minggu sebelum nonton film ini--kalian bisa cek disini untuk denger lagu-lagunya). After all pokoknya gue puas banget sama animasi satu ini. Dan kalaupun diajak nonton lagi gue pasti ngga akan nolak.
Jaa ne~
--D Ark R Ain Bow--
Dari trailer nya yang sudah muncul pertengahan tahun 2016 lalu, film ini dilihat cukup menjanjikan. Dengan graphic yang bagus dan sountrack masih menggandeng penyanyi cantik LiSA, dengan mengeluarkan beberapa teaser saja, SAO OS udah menyita perhatian banyak penggemarnya dan membuat kami tidak sabar menunggu.
Di Indonesia film ini akhirnya tayang pada 22 Maret 2017 setelah beberapa kali mengalami kemunduran jadwal. Untuk CGV Blitz sendiri mengadakan screening film ini di CGV Grand Indonesia pada 25 Februari 2017 lalu. Sebenernya gue pengen banget ikut screening nya (biar lebih dulu nonton plus dapet official merchandise XD). Tapi apa daya waktu itu bertepatan banget sama ujian di kampus. Jadi baru pada 22 Maret gue meluncur untuk menyapa kembali
Kali ini gue nonton sendirian tanpa partner. Beruntungnya setelah ngga lama gue duduk di bangku gue, ada dua orang cewek jilbab yang ternyata pas film mulai sama histerisnya sama gue. Gue ngerasa euforia waktu pertama kali nonton Fantastic Beast and Where To Find Them terulang lagi pas film ini dimulai.
Tambah baper pas scene pertama ternyata flashback dari memori Kirito dan Asuna di lantai 22 di rumah mereka di SAO (yang mana ternyata scene ini adalah kunci klimaks film ini). Mereka sedang saling bertukar janji untuk bertemu kembali di dunia nyata dan kembali melanjutkan perasaannya masing-masing.
Dua tahun setelah SAO dikalahkan, terciptalah perangkat baru bernama Augma--Augmented Reality (AR) yang memungkinkan pemain merasakan sensasi permainan secara nyata. Dan semenjak ada AR, penggunaan VR (Nerve Gear dan Amusphere) mulai menurun.
Sebagai pengganti ALO (Karena SAO terlalu mengerikan) muncullah Ordinal Scale. Permainan yang memunculkan peringkat pemainnya di atas kepala mereka itu menarik terlalu banyak perhatian karena sekali kita bermain dan menyelesaikan quest, hadiahnya adalah hal-hal di kehidupan nyata seperti makanan, minuman, ataupun voucher gratis. Semua orang termasuk Klein (Seiyuu Hiroaki Hirata) dan guildnya, Asuna, Silica dan Lisbeth berlomba-lomba menaikkan peringkat mereka kecuali Kirito yang tidak terlalu antusias dengan game ini.
Sebenernya gue agak shock liat trailer film ini karena badannya Kirito tampak begitu berisi dan jauh beda sama Kirito versi ALO, GGO ataupun SAO. Dan akhirnya terkuaklah alasan 'gemuk' nya dia di film ini adalah karena cuma dia yang ngga suka main OS. Jadi OS itu mainnya kan dengan kesadaran penuh, otomatis memaksa para pemainnya menggerakkan tubuh mereka secara real. Berhubung Kirito emang ngga suka banget latihan fisik, maka menggemuklah badannya XD.
Ordinal Scale, sedikit mengingatkan gue sama game yang sempet booming beberapa waktu lalu yaitu Pokemon. Jadi tiap ada bos yang muncul, orang-orang berkumpul di tempat dan waktu yang udah ditentukan dan hanya dengan membawa tools Augma mereka, mereka bisa bermain game secara nyata (dan kalau mereka lepas Augma ngga ada fantasi apa-apa). Pada setiap kesempatan bertarung dengan bos, Idol AI Yuna selalu muncul dan bernyanyi untuk menyemangati para pemain.
Di pertempuran melawan bos OS yang pertama Kirito join, dia merasa ada hal yang ngga beres. Bos yang mereka hadapi ternyata adalah bos yang mereka hadapi di game SAO. Saat itu rank Kirito sekitar 1000 atau 10000 gitu, karena emang dia lebih suka permainan VR daripada AR. Lalu di tengah pertempuran Kirito dan Asuna bertemu dengan orang dengan ranking 2. Kekuatannya luar biasa diatas rata-rata, namun Asuna merasa ada yang aneh dengan orang bernama Eiji (Seiyuu Yoshio Inoue) itu saat dia mendengar orang itu berkata 'switch'--kata khas yang diucapkan pemain SAO.
Asuna lebih sering ikut bagian untuk melawan bos. Sedangkan Kirito yang tidak terlalu suka (atau tidak terlalu percaya Augma lebih safety dari Nerve Gear dan Amusphere) selalu mengingatkan teman-temannya untuk tidak terlalu sering bermain OS. Namun tiba-tiba semuanya berubah saat Asuna kehilangan ingatannya tentang yang terjadi di SAO!
Di kali keempat melawan bos, Asuna menjatuhkan HP nya hingga ke angka nol dan tiba-tiba saja memorinya tentang apa yang terjadi di SAO tidak dapat ia ingat. Hal tersebut membuat Kirito khawatir. Lalu saat itulah ia sadar kalau Augma memiliki kemampuan untuk memindai dan menghapus memori otak pemakainya. Menurut info dari dokter yang menangani kasus Asuna, ada beberapa orang Survivor SAO yang mengalami hal serupa.
Kirito mendatangi dan menanyakan langsung pada pencipta Augma yang adalah seorang profesor di universitas yang ingin dia masuki sekaligus tempat Kayaba Akihiko dulu. Namun jawaban yang ia dapatkan tidaklah memuaskan dan membuatnya makin berpikiran negatif pada Augma. Sejak saat itu Kirito menjadi serius menanggapi game OS ini dengan mengikuti semua pertarungan melawan bos sampai akhirnya rankingnya naik ke angka 6 dan berusaha mencari tahu rahasia dibalik Augma.
Dari sini niat buruk Dr. Tetsuhiro Shigemura (Seiyuu Takeshi Kaga) itu mulai terkuak. Ia memiliki rencana yang dilakukannya bersama dengan si ranking 2 Eiji untuk menghidupkan kembali Yuna--Yuuna Shigemura (yang ternyata anaknya yang telah mati di game SAO). Mereka mengumpulkan memori ingatan para Survivor SAO untuk menghidupkan kembali Yuna. Dengan cara mengumpulkan para Survivor SAO di konser Yuna lalu mengeluarkan semua bos dari SAO untuk memaksa mereka bertarung dan mengeluarkan memori SAO mereka.
Kirito yang sudah mengetahui rencana tersebut telah mengalahkan Eiji yang merupakan kaki tangan Dr. Shigemura sekaligus mantan member dari guild Knight Oath Bloods di SAO. Dan dengan dibantu oleh 'hantu Yuna' untuk membuat tools Augma ke mode VR, dia dan yang lain menyelamatkan para Survivor SAO dengan satu-satunya cara yaitu mengalahkan bos terakhir di lantai 100 Aincrad. Setelah mengalahkan bos di level 100, Kirito mendengar ucapan selamat dari Kayaba Akhiko dan mendapatkan reward berupa sword dengan kekuatan luar biasa. Setelah kembali ke dunia nyata, 'hantu Yuna' yang tidak bisa lagi menahan serangan untuk melindungi Kirito pun kalah. Dengan pedang barunya, Kirito dengan gampangnya menyabet bos-bos Aincrad dan menjadi si ranking 1.
Sebenernya konsep dari The Movie Ordinal Scale ini masih sama dengan SAO, perangkat merusak otak yang bisa berakibat kematian. Pada akhirnya Yuna harus tetap mati karena programnya direstart bersama dengan kalahnya bos di level 100.
Pertama kali mulai, graphic-nya udah bikin meleleh dan jatuh cinta. Pokoknya kualitasnya ngga beda jauh sama animasinya Kimi No Nawa kemarin deh. Menurut gue sih lebih keren karena banyak adegan berantemnya yang bikin merinding dengan durasi yang ngga sebentar. Apalagi pas pertarungan melawan bos di level 100 ihh cakep banget. Ngga nyangka gue mereka bakal ngeluarin bos level 100 Aincrad di film ini. Penggambaran tokoh-tokohnya yang makin dewasa juga keren banget, motornya Kirito, kisah cinta Kirito-Asuna yang so sweet tapi ngga berlebihan, dan juga tokoh Yuna dan Eiji yang ngga kalah keren. Lagu yang dinyanyiin Yuna juga enak-enak banget (gue bahkan udah dengerin playlistnya dua minggu sebelum nonton film ini--kalian bisa cek disini untuk denger lagu-lagunya). After all pokoknya gue puas banget sama animasi satu ini. Dan kalaupun diajak nonton lagi gue pasti ngga akan nolak.
Jaa ne~
--D Ark R Ain Bow--
Review y sangat bagus
BalasHapusterima kasih :)
BalasHapus