Minggu, 15 November 2020

Kabar baru Percy Jackson The Series di Disney+



Waah ini sih rasanya kayak angin segar nih buat fandom kesayangan kita semua.


Lihat gimana antusiasnya fans untuk film ketiga di kolom komen postingan gue yang ini : Percy Jackson 3 (Masih) Akan Dilanjutkan ini aja udah menggila. Apalagi fans di dunia!


Setelah sempat dikecewakan oleh adaptasi film Percy Jackson yang tabu banget disebut oleh fandomnya sendiri, akhirnya Percy Jackson akan mendapatkan adaptasi serial nya!! Dan kabarnya lagi, tiap buku akan dibuat tiap season yang berbeda. Jadi harusnya ada 5 season Percy Jackson.

Read more : Percy, Disney and Fox: Some Thoughts



Buat kalian teman-teman di Indonesia yang belum download dan subscribe Disney+ Hotstar, buruan deh. Biar ngga ketinggalan nanti pas series Percy Jackson tersayang kita tayang. Yaa walaupun kabarnya kemungkinan series ini baru akan tanyang di tahun 2022. Tapi worth to wait banget sih. Seengganya ngga seperti kemarin-kemarin, yang ini ada kepastian untuk menunggu.


https://screenrant.com/percy-jackson-disney-series-rick-riordan-release-update/


Dan, kabar baiknya banget juga adalah, Om Rick Riordan nanti nya akan pegang peran penting di per-naskah-an series ini. Dia dan istrinya akan bekerja sama dengan tim produksi. Jadi harusnya sih, cerita dan script nya ngga bakal se-ngaco film nya yaah. Semoga saja.


I know you guy are clamoring for Hollywood updates on #DisneyAdaptPercyJackson, and I get it! You guys started that hashtag on Twitter without me even saying anything last fall, and since then it has been really helpful to get people in the film industry to sit up and take notice that there is this thing called “Percy Jackson” and, huh, maybe it could’ve had a better adaptation. Who knew? So thank you for that. Your voice DOES matter.-- No News is No News, but We Keep Trying! | Rick Riordan

 

Buat kalian yang belum sempet baca selesai series Percy Jackson and The Olympian, buruan gih dibaca semuanya. Dan kalau yang belum sempet lengkapin koleksi kelima bukunya, tenang aja, berita baik lainnya adalah, penerbit novel Percy Jackson di Indonesia, Mizan Fantasi, punya kabar katanya tahun depan (2021), 5 novel series Percy Jackson akan dicetak ulang!! Percy Jackson Cetak Ulang | Mizan Fantasi


Gila gak sih? Double double gini!!!


Makin ngga sabar nungguin kaaaan??!!!

Menurut kalian siapa nih kira-kira yang cocok untuk peran di Percy Jackson The Series ini? Kalau gue sih tetep maunya Logan Lerman ambil andil sih. Menurut gue dia cocok berperan jadi Poseidon. But who knows? Semoga bagaimana pun nantinya, hasilnya bisa memuaskan yaah.




--D Ark R Ain Bow--


Rabu, 11 Maret 2020

Field Trip Drama


Hati perempuan itu unik ya. Bisa marah, kesal, bahagia, sedih, nangis, menyesal, cemburu, dalam waktu yang singkat aja. 


Yang penting adalah mereka didengarkan. Bukan diacuhkan atau dibiarkan tahu dengan sendirinya soal keadaan tertentu, karena biasanya kalau sudah ambil keputusan sendiri, mereka bisa aja ngga sadar dan ngga melihat logika lagi.

Gue punya satu cerita. Waktu di OSIS dulu, gue sempat dekat dengan salah satu cowok di organisasi yang sama. Kita adalah partner kerja yang baik. Kebetulan gue dan dia adalah dua orang yang paling berpengaruh di organisasi saat itu dan kita juga sudah pasti mau tidak mau harus menjalin komunikasi yang sangat baik.

Awalnya hubungan kita berdua agak canggung. Kita ngga berasal dari kelas yang sama. Bahkan jurusan kami pun berbeda. Sebelum tergabung di OSIS, gue sama sekali tidak kenal cowok ini. Apalagi pernah mengobrol atau dekat. Sama sekali tidak. Jadi kedekatan kami murni di saat organisasi bermula.


Ngga sulit untuk bisa dekat sama gue. Gue orang yang berani soalnya. Waktu itu cowok itu masih pemalu banget. Tapi lama kelamaan kami jadi lebih dekat dari seorang partner organisasi. Bukan berarti kami suka satu sama lain ya. Kadang suka kangen sih kalau udah lama ngga ketemu. Tapi bukan, hubungan kami ngga seperti itu.

Dia menganggap gue sebagai sahabat cowoknya. Iya karena menurutnya kepribadian gue yang unik dan sama sekali tidak mencirikan kepribadian cewek-cewek pada umumnya (at least itu yang dia pikir). Gue pun menjadi santai kalau sama dia. Ngga perlu khawatir dia akan gimana-gimana karena dia juga terkenal sebagai orang yang sopan dan lembut sama orang lain.

Mungkin kalau yang lihat teman-teman cowok, mereka ngga terlalu keberatan sama kedekatan gue dan cowok ini. Tapi kalo yang lihat cewek-cewek, beberapa kali gue merasa 'dilabrak' sama cewek-cewek yang termasuk fans cowok ini. Maklum aja, cowok ini cukup populer di sekolah karena salah satunya ya dia anggota OSIS yang aktif. Can you imagine two popular people in one circle?

Ngga sedikit fans cewek nya (yang kebanyakan adik kelas) bertanya penasaran sama gue. Apakah gue ini pacar dari cowok itu? Dan sampai capek pun gue selalu bilang kalau gue bukan pacarnya. Saat itu bahkan gue sudah punya pacar yang satu kelas dengan gue (walaupun ngga lama setelah menjabat anggota Dewan teratas OSIS, gue putus sama cowok gue).


Gue suka bingung, kalau orang yang beda jenis kelamin berteman dekat, selalu identik sama pacaran ya?

Singkat cerita, waktu itu ada school field trip ke luar kota. Salah satu destinasi yang ada di jadwal adalah pantai. Waktu itu gue sama sekali ngga berniat untuk main air. Karena gue paling malas antri bilasnya. Dan gue ngga terlalu suka berada di bawah sinar matahari kala itu. Jadi gue pakai jaket, di pantai.

Jaket yang gue pakai adalah jaket seragam yang dibuat sama satu kelas gue saat itu. Jadi jaketnya samaan, bedanya hanya ada nama kita di bagian depannya. Gue yakin kalian juga pasti punya deh.


Gue ngga main air, tapi bukan berarti teman-teman gue juga ngga main air. Mereka main air. Awalnya mereka ngga masalah gue ngga ikutan main air. Malah gue menjadi penitipan barang-barang yang ngga tahan air seperti handphone, jam dan lainnya. Tapi tiba-tiba teman-teman dari OSIS merasa gue harus masuk ke air. Gue panik dong. Gue melawan karena memang ngga mau. Tapi mereka terus memaksa. Cowok-cowok OSIS dibantu teman-teman sekelas gue yang lain memaksa gue untuk masuk ke air. Teman cewek gue mengambil barang-barang titipan dan yang cowok terus mendorong gue mendekat air (setengah digendong sih). Dan ya, empat orang cowok melawan satu cewek yang ukuran badannya jauh banget lebih kecil dari mereka. It's imposibble for me to win. Akhirnya gue masuk ke air dan basah. Masih bersama dengan jaket yang gue pakai sebelumnya.


"No way! Lo harus tanggung jawab. Gue ini orangnya gampang kedinginan. Pokoknya jaket lo gue pake!" Jerit gue saat itu kepada si cowok anak OSIS ini yang cuma nyengir aja lihat gue kebasahan di dalam jaket.

Kebetulan kita berada di satu bis yang sama. Dan disitulah dia memenuhi janjinya dan memberikan jaket seragam kelasnya kepada gue. Gue bilang, kalau jaket gue udah kering, dia bisa pakai lagi jaketnya. Dan bukan bualan, gue memang ngga bisa tahan sama dingin. Gue sangat gampang kedinginan. Akhirnya selama sisa field trip itu gue harus memakai jaket miliknya yang literally samaan seperti jaket anak-anak di kelasnya yang lain. Bisa bayangin dong kalau ada orang lain yang pakai jaket kelasan kalian padahal dia bukan anggota kelas kalian? Iya banyak banget yang melihat sinis ke arah gue. But I don't care! Daripada gue kedinginan.


Tiba di saat makan malam. Kami sudah berada di hotel yang disewa sekolah untuk acara itu. Ketika mau ambil makanan, gue merasa ada yang memperhatikan gue. Dan benar aja. Salah satu cewek dari kelas yang sama dengan pemilik jaket yang gue pakai ini dengan sengaja dan kentara sekali berusaha menyibakkan bagian depan jaket yang gue pakai untuk bisa melihat nama siapa yang tertulis disana. Sebenarnya gue berteman cukup baik dengan cewek ini, tapi saat itu dia mengobrol dengan gue dengan nada yang berbeda. Nada curiga yang sinis. Sinis banget. Apalagi setelah membaca nama di jaket yang gue pakai. Dia langsung buru-buru pergi dari gue dan (seperti) melapor pada temannya yang lain. Gue melihat itu dengan jelas. Dan gue mengenali kepada siapa dia melapor. Salah satu mantan pacar si pemilik jaket..



Gue menceritakan kejadian itu kepada seluruh sahabat gue setibanya gue di kamar. Dan mereka berkata kalau gue ngga usah terlalu ambil pusing soal itu. Karena kan gue punya alasan yang jelas untuk itu.

Tapi pada akhirnya, selama sisa field trip, gue (seakan) dimusuhi oleh seluruh anak-anak dari kelas itu (cewek-ceweknya sih). Karena setiap gue lewat di depan mereka, matanya selalu melihat sinis ke arah gue. Gue ngga tahu apa yang dilakukan cewek di makan malam waktu itu. Gue pun ngga mau berspekulasi. Jadi gue mencoba mengabaikan mereka begitu aja. I'm expert about this to be honest.






Setelah field trip, kegiatan sekolah berjalan seperti biasa. Kami belajar, bermain, jahilin guru, pacaran, cabut ke kantin. Tapi hari itu ada yang aneh. Ada sebuah pesan masuk ke handphone gue dari nomor telepon yang tidak gue kenal. So glad, pesan yang masuk langsung memberitahu dia siapa. Dan gue langsung terkejut. SEKAGET-KAGETNYA!


Gue ngga pernah mengobrol atau bahkan sekedar menyapa, tapi orang ini SMS gue. Dia cewek yang waktu itu. Teman seangkatan gue di kelas yang sama dengan pemilik jaket yang gue pinjam dan mantan dari pemilik jaket yang gue ceritain diatas.


Dia SMS dengan kata-kata yang sopan. Dia bilang ada sesuatu yang mengganjal yang ingin dia katakan pada gue. Saat itu dalam hati gue membatin 'ya, oke. Let's see what you gonna say, I bet it's about him all along.' Dan iya, setelah beberapa pesan basa basi yang sopan, dia mengutarakan tujuan utamanya mengirim SMS ke gue.

"Maaf ya safi, tapi gue cuma mau tanya. Bagaimana sih hubungan lo sama cowok itu? Sekarang dia pacaran sama lo ya?"


Again. Gue dikasih pertanyaan kayak gini. Jujur gue tuh merasa jengah banget setiap kali gue ditanya kayak begini. Gue punya beberapa orang teman cowok yang dekat sama gue. Jadi cowok ini bukan kasus pertama kalinya.

Gue pun berusaha sesopan mungkin untuk membalas kata-kata itu. Tapi ya, sesopan-sopannya gue, gue pasti to the point akhirnya.


"Lo cemburu ya waktu gue pake jaketnya di field trip kemaren?" Gue berkata langsung tanpa basa basi.


Dia pun menjawab "Hehe, iya sedikit."


Lalu gue pun menjelaskan awal mula kenapa gue sampai pakai jaket cowok itu. Alasan yang sama seperti yang gue ceritakan di atas sebelumnya.

Ngga lama kemudian, cewek ini pun mengerti. Dari kata-kata di SMS nya, dia sepertinya udah ngga salah paham lagi sama gue. Dan gue bersyukur akan hal itu. Udah terlalu banyak anak-anak cewek yang benci sama gue. Dan gue ngga mau nambah lagi.

Hari berlalu. Dan entah kenapa sejak si cewek itu SMS gue, kita jadi sering tegur sapa kalau ketemu di lorong sekolah. Sampai gue pernah bercanda untuk minta 'pajak jadian' sama cewek itu waktu tahu kalau dia udah punya pacar baru. Dan dikasih dong! Waktu itu gue dibeliin snack. Ngga langsung dikasih ke gue karena dia ngasihnya bertepatan sama acara sekolah dan gue sebagai anggota OSIS bertanggung jawab sebagai panitia untuk acara tersebut. Baru setelah adik kelas gue memberikan titipan si cewek, gue mencari dimana cewek itu duduk dan mengucapkan terima kasih secara langsung.


Kejadian itu sontak aja bikin sahabat-sahabat gue kaget banget. Mereka masih ingat betul kalau di field trip kemarin cewek itu melihat gue dengan tatapan seperti singa yang siap memangsa, tapi hari itu mereka melihat gue dan cewek itu seperti sahabat yang sudah lama kenal.

Sampai sekarang, kita masih komunikasi meskipun tidak se-intense teman dekat. Yaa, cuma sebatas follower IG sih. Sering like post dan coment.





--D Ark R Ain Bow--



Jumat, 14 Februari 2020

My Boyfriend's Secondary Facebook



Gue punya banyak akun email dan sosmed. Iya yang fake nya. Gue emang suka gitu. Dari kelas SMP gue bikin beberapa akun untuk tujuan yang macam-macam sih. Kadang kalau main game atau coba aplikasi itu ada limit untuk free user, kebanyakan untuk itu. Menghindari aplikasi berbayar. Kalo sosmed fake itu kebanyakan untuk game juga sih ujung nya. Soalnya gue tipe orang yang kalo di game, kepribadian gue jauh bedanya sama gue aslinya.


Gue ngga menyalahkan orang yang punya fake akun. Menjadi pribadi lain dari diri mereka dan menikmatinya. Tapi kali ini lain. Ada seorang yang punya akun facebook kedua. Orang itu cowok gue dulu.

Awalnya gue ngga ngerti kenapa dia bikin akun facebook kedua-nya. Dengan foto yang masih foto dia, bio masih bio dia, data pribadi masih data dia juga. Bedanya cuma di akun itu dia ngga berteman sama gue.


Oke, sampai sini udah cringe.


Semua teman seangkatannya tampaknya berteman di akun facebook-nya yang itu. Tapi kalau gue tanya kenapa gue ngga di add, dia pasti selalu bilang kalau akunnya yang itu udah ngga dia pake. Well, gue sama sekali ngga permasalahin hal itu dan menganggap kalau itu privasi nya dia. As long as our real life relationship is going well.

Tapi ternyata ada sesuatu di akun itu. Sesuatu yang ngga pernah gue tahu bahkan ngga pernah gue pikirin akan terjadi sama dia. Sesuatu yang akan mengubah pemikiran gue tentang dia dan hubungan di masa yang akan datang.


Cowok gue ini emang ngga terlalu pinter. Agak reckless to be honest. Jadi dulu dia pernah buka akun keduanya itu di handphone gue. Dan bodohnya dia ngga logout sebelum menyudahi mainan sosmed nya. Selang sekitar seminggu atau cuma beberapa hari, gue buka browser dan nemuin page dimana akun itu belum tertutup. Dengan rasa kepo yang luar biasa, gue pun scroll terus isi dari facebook nya yang itu.


Awalnya gue cuma lihat di wall profil nya. Dan gue langsung nemuin beberapa hal aneh. Memang sih gue ngga nemuin dia upload foto-foto terbarunya ke akun facebook itu, tapi dia beberapa kali nulis status. Dan dilihat dari tanggal postingannya, itu ngga jauh dari tanggal gue buka akun facebooknya. Yang artinya dia masih aktif menggunakan akun tersebut. Dia juga di tandai di beberapa post teman-temannya. Dan iya, mereka saling berbalas komentar.


Karena hal yang gue temukan di wall nya begitu aneh. Gue udah mencium kebohongan yang ternyata dia lakukan lewat akun itu. Akhirnya gue dengan tidak sopan membuka inbox facebook di akun tersebut. Gue langsung lemas sih.


Gue belum buka satu per satu. Tapi begitu lihat kalau tanggal mereka bertukar pesan masih baru, gue langsung mengutuk dalam hati. Makin kurang ajar, gue pun membuka satu persatu pesan dan scroll dari paling awal sampai ke pesan paling baru.


Cowok gue itu saling bertukar pesan dengan seorang cewek. Dan mereka tampak dekat banget. Lama kelamaan lewat pesannya, mereka menunjukan kalau mereka itu pacaran. Ada bagian dimana si cewek di pesan itu mengaku cemburu dengan perlakuan cowok gue yang kadang terlalu deket sama teman-temannya. Dan banyak banget kata-kata 'sayang' atau 'I love you' yang terlontar dari kedua pihak. 

Gue saat itu ngga sadar kalau ternyata gue diselingkuhi lebih dari satu tahun lamanya. Setelah baca semuanya, gue nangis. Iya nangis sejadi-jadinya. Gue ngga ngerti kenapa dia bisa ngelakuin ini ke gue. Gue merasa kalau gue udah cukup baik sama dia. Sebelum mengetahui hal ini, gue memang udah curiga sama cewek di pesan itu. Tapi gue ngga punya apapun untuk membuktikan kalau kedekatan mereka itu terlalu jauh..


Sampai pada waktu yang gue kira sudah tepat, gue print chat yang menurut gue paling menjijikkan dan ngasih kertas-kertas itu ke depan muka nya. Cowok itu masih berusaha mengelak dan bilang kalau yang berbalas chat itu bukan dia, tapi temannya. Jadi dia cerita kalau temannya itu suka sama si cewek, dan dia pinjam akun facebooknya untuk chatting sama cewek itu. But no, I'm not gonna be that donkey.

Teman yang dia jadikan alasan udah punya pacar dan selalu nempel sama pacarnya. I think he doesn't have time to love someone else and using my boyfriend's facebook account to chatting with other girl!

Dan meskipun sampai akhir dia masih terus berkata kalau itu bukan dia, gue ngga pernah percaya. Logika nya begini, kalau kita dituduh melakukan sesuatu yang ngga benar sama orang yang kita sayang, pasti kita akan melakukan segala usaha untuk membuktikan kalau kita ngga salah kan? Dan untuk mendapatkan kepercayaan dari orang itu lagi. But not with him. Once he said it wasn't him, he just pissed off and don't talk to me for very long time.


If I were him, I will call my friend and let her confessing that the one who chatting is her, not me. Tapi yang dia lakukan cuma teriak-teriak dan berkata kalau kedekatan gue dan sahabat cowok gue juga ngga wajar (eventho we never send kiss emoji to each other, like he actually did to that girl).



Ya, you can say I've been stupid. He's my stupidity. But for real, love is blind, man. Nobody could really choose to who they would fall in love and do some stupid things because of it.

Now I'm healed and I continue my life. Without him of course. But my life's better now. It should always be..




--D Ark R Ain Bow--

Sabtu, 06 Juli 2019

Me With My First Braces | Pakai Behel Pertama Kali. Cerita Pasang Behel Part 3 of 3 (Pasang Behel)

Minggu, 30 Juni 2019

Hari ini adalah hari pemasangan behel gue.

Sadar banget gue kalo setelah pasang behel, akan ada hari-hari dimana gue ngga bisa makan dengan enak dan nyaman. Akhirnya sebelum meluncur ke dokter gigi, gue pun puas puasin lidah di tukang bakso langganan gue. Niat banget sih ini. Saran aja ya, kalian kalo mau masang behel, perlu banget puas-puasin makan makanan kesukaan kalian sebelumnya. Sama jangan dateng dengan perut kosong sih pas mau pemasangan. Karena kalian ngga mungkin bisa langsung makan enak dan emang belom boleh makan dulu 1 jam setelah pemasangan.

Di dokter gigi, gue menunggu panggilan agak lama dari biasanya. Kayaknya sih disiapin dulu kawat atau apanya kali ya. Sempat ditanyain juga hasil rontgen nya udah dikasih atau belum. Lalu setelah dipanggil, asisten dokternya nanyain gue mau pake karet warna apa. Ada banyak banget pilihan warna untuk karet nya. Tapi gue cuma fokus ke warna-warna yang gelap. Karna gue ngga mau terlihat terlalu mencolok.

Dokter nya meyakinkan lagi sama jenis braces yang mau gue pasang. Lalu nanya apakah gue sudah menyelesaikan pembayaran. Dia sempet bilang mau cabut gigi lagi. Lalu gue bilang kalo kita udah cabut gigi dan tambal di pertemuan sebelumnya.

Jadilah kita hari itu pasang braces.


Buat yang belum baca Part sebelumnya, bisa kesini :

Part 1 : Me With My First Braces | Pakai Behel Pertama Kali. Cerita Pasang Behel Part 1 of 3 (Konsultasi & Cetak Gigi)

Part 2 : Me With My First Braces | Pakai Behel Pertama Kali. Cerita Pasang Behel Part 2 of 3 (Scalling, Cabut, Tambal)


Agak lama juga sih prosesnya. Pokoknya mulut dan gigi gue dibikin kering banget dulu. Lalu ditempelin satu-satu itu bracket nya. Nah pas dipakein kawat dan karet, itu bunyinya kayak disteples gitu.

Setelah selesai semuanya, dokternya tanya mau dipakein vitamin atau ngga. Gue yang ngga betul-betul tau ini mah iya iya aja. Katanya sih vitaminnya rasa melon. Tapi gue kurang suka sih rasanya, ngga mirip melon sama sekali. Padahal gue suka buah melon. Apalagi jasjus melon.

Setelah itu gue ngaca dan merasa apaan sih ini ada benda asing di mulut gue. Saat itu juga gue rasanya kepengen lepas behelnya. Aneh banget. Sumpah.

Dan belum selesai sampai situ, ada beberapa aturan setelah pemasangan.

Selama 2 hari selanjutnya gue ngga bisa makan apa-apa selain bubur dan sundae-nya mekdi (oke yang ini gue ngarang, tapi emang suka sih). Dokter nya bilang sih pokoknya selama 3 hari gue ga boleh makan apapun selain bubur. Tapi yolo lah. Gue mana kenyang makan gituan doang. Di hari ketiga gue pun makan mie ayam dong. Hahaha. Tapi ya emang rada repot sih. Mesti pelan-pelan banget kalo ngga mau behel kenapa-napa, dan tentu harus dibersihkan setelah makan.

Padahal dokter nya bilang kalo itu bisa meningkatkan resiko bracket lepas dan sebagainya. Tapi ya daripada gue laper kan, yang penting pelan-pelan banget ngunyahnya.

Overall untuk pengalaman behel-an gue ini. Gue merasa sih kasus gue ngga ada yang spesial atau rumit banget. Balik lagi seperti kata gue sebelumnya. Just trust your dentist. Mereka tahu apa yang harus dilakukan. Sabar-sabar di hari-hari pertama pemakaian. Jangan panik kalo terjadi apa-apa. Langsung lapor ke dokter gigi dan mereka akan tau apa yang harus dilakukan.

Sekarang gue sih sudah mulai terbiasa dengan hadirnya behel ini di mulut gue. Tapi ya gue berharap bisa cepet-cepet lepas behel sih. Hehehe.

Gue ngga pernah judge macem-macem orang yang pake behel. Please jangan judge gue ketika gue pake behel hahaha. Emang ada beberapa oknum yang pake behel cuma untuk gaya-gayaan (dan itu ngga salah juga woy! Hak setiap orang untuk tampil gaya!!). Tapi sebagian besar orang pakai behel itu pengen masalah giginya selesai. Entah itu giginya ngga rapi, ngga bisa ngatup dengan sempurna, atau mungkin kayak gue gini, udah line nya belok-belok, ada gap ompong dan ngga bisa ngatup sih, jadi geraham atas sama bawah itu ngga nempel dengan baik. Haha. Banyak juga ya.

Ya gitu deh. Judge juga gapapa sih itu hak kalian. Soalnya sering banget gue denger orang ngga suka liat orang lain pake behel. Katanya yang pakai behel itu ngga bersyukur lah, pengen gaya-gayaan doang lah, apa lah. Please, stop. Yaudah sih tinggal ngga usah diliat. Toh kita pake behel juga bukan cuma buat kalian lihat (plus, pakai behel itu bayar pakai uang, yang tidak kita hasilkan dengan minta sama kalian). Pengorbanan orang berbehel juga banyak. kalau ditambah omongan mulut kalian yang jelek terus yaa ampun deh. Loh kenapa gue jadi marah-marah deh. Pokoknya buat yang giginya udah oke aja tanpa bantuan perawatan behel, bersyukur aja, ngga usah terlalu julitin temen-temen yang pengen masalah giginya selesai dengan perawatan behel.

Hahaha, pokoknya keputusan kalian mau pakai behel atau engga, itu terserah. Selama kalian jangan lupa kontrol rutin yaah, biar sehat selalu gigi-gigi kesayangan kitaa.

Akhir post yang 3 part ini, kemungkinan nanti gue akan ada update lagi sih.
Until then, bye-bye!




-- D Ark R Ain Bow--



Sabtu, 22 Juni 2019

Me With My First Braces | Pakai Behel Pertama Kali. Cerita Pasang Behel Part 2 of 3 (Scalling, Cabut, Tambal)

Jumat, 21 Juni 2019

Setelah menunda nunda nunda sampai mau check up lagi, akhirnya gue pun mau ga mau harus rontgen. Ini sih gue juga dari dulu paling males. Maklum aja gue paling jarang berhubungan sama jasa kesehatan, jadi rasanya males banget nyampurin diri sama hal beginian.

Yah pokoknya hari ini gue akhirnya rontgen lah ya.

Ada 2 jenis pemeriksaan yg diminta dokter gigi gue untuk gue lakukan. Yaitu panoramic dan cephalometri.


Buat yang belum baca Part 1 bisa kesini : Me With My First Braces | Pakai Behel Pertama Kali. Cerita Pasang Behel Part 1 of 3 (Konsultasi & Cetak Gigi)


Gue rontgen di lab Parahita warung buncit. Setelah parkirin motor, gue pun masuk. Disana pas masuk itu ada mesin ambil antrian. Tapi karena saat itu lagi sepi banget dan ngga ada yang antri sama sekali selain gue, jadi gue disuruh langsung berhadapan dengan meja pendaftaran.

Mbak nya tanya apa yang bisa dia bantu. Gue langsung kasih surat rujukan dari dokter gue lalu dia pun minta KTP. Setelah ngetik-ngetik beberapa saat, gue disuruh bayar. Untuk pemeriksaan panoramic dan cephalometri ini, gue dikenakan IDR 560.000 untuk dua pemeriksaan itu. Setelah selesai pembayaran gue dikasih beberapa lembar kertas dan kwitansi pembayaran.

Kertas itu disuruh dibawa ke lab radiologi dan disitu gue daftar lagi. Mbak di lab radiologi bilang nanti akan dipanggil lagi. Gue pun menunggu, dan gak lama kemudian gue dipanggil masuk ke ruang lab nya.

Disana ada semacam alat yang tinggi banget sih. Pertama gue disuruh lihat kaca di alat itu sambil gigit bagian lain alat itu. Setelah dokternya pencet beberapa tombol di ruangan lain, ada bagian alat itu yang jalan muterin kepala gue.

Yang kedua, gue disuruh pindah ke sisi lain alat itu. Ada kedua ujung yang dimasukan ke lubang telinga gue. Lagi lagi ada alat yang muterin kepala gue.

Dan selama rontgen kita ngga boleh pakai perhiasan ya. Anting, kalung, dan jarum pentul untuk yang berjilbab juga harus dilepas dulu.

Lalu gue pun selesai di lab radiologi dan tinggal nunggu hasilnya selesai. Besoknya gue balik lagi ke dokter gigi.

Sambil bawa 2 hasil rontgen itu, gue pun diperiksa lagi. Sorry to say kalau kali ini gue merasa dokternya agak kurang ramah dan beda banget dari waktu konsultasi pertama kali. Ngerti sih itu udah cukup malem banget. Dia pasti udah capek kerja seharian, jadi gue mah sabar-sabarin aja. Sampai dokternya nanya-nanya juga gue jawab cuma sekena nya, karena gue juga memang orang nya ngga suka banyak ngomong. Agak awkward sih. Tapi overall kontrol hari itu cukup lancar.

Hari itu gue melakukan cabut dan tambal. Sama scalling juga. Pertama yang dilakuin itu scalling. Prosesnya sekitar 30 menit, mungkin lebih. Karena ini pertama kalinya gue scalling, dokternya bilang karang gigi gue cukup banyak. Jadi dia juga PR banget ngerjainnya. Setelah itu dua gigi geraham bawah gue ditambal. Hasil tambalan nya cukup rapi sih.

Dan yang paling epic adalah saat cabut akar gigi gue yang tinggal setengah. Ini adalah buah dari gigi gue yang bolong udah dari kelas 2 SD. Iya beneran kelas 2 SD (sekitar tahun 2002). 

Jadi waktu pas masih kecil gue sudah beberapa kali tambal gigi itu. Tapi ya namanya masih kecil, setelah tambal gigi pun makannya ngga dijaga (ngga ngerti juga kalo itu bisa merusak tambalannya). Akhirnya pernah waktu SMA gue sampe bolak balik dokter gigi untuk merawat kembali gigi yang udah bolong tambah gede itu. Tapi setelah ngga sakit lagi, gue pun kembali mengabaikan gigi itu. Saat itu gue masih ngga mau cabut gigi nya karna masih ngga siap buat punya gigi ompong, padahal dokter giginya udah bilang kalau gigi ini memang harus dicabut aja. Guys ini salah banget, saran gue pokoknya kalo kalian punya kasus serupa, just trust your dentist, they know what to do.

Lalu setelah sekitar 3 tahun setelah perawatan gigi itu di SMA, gue kembali merasakan sakit gigi luar biasa. Sempet udah punya nyali untuk cabut gigi. Tapi setelah ketemu dokter gigi nya, dia bilang kalo gigi bolong gue ini udah komplikasi. Jadi akar yang tumbuh itu tumpang tindih sama gigi di sebelah nya. Maka dari itu dia ngga berani untuk cabut gigi tanpa gue memberikan hasil rontgen.

Setelah dikasih rujukan rontgen, bukannya rontgen, gue malah membiarkan lagi gigi gue begitu aja. Jadi setelah saat itu setiap selesai makan, pasti ada aja sisa makanan yang nyangkut di gigi itu. Dan itu gue rasain selama hampir 3-4 tahun.

Sampai pada saat gue mau pasang behel ini lah. Akhirnya gigi bolong gue berhasil dicabut.

Seseneng itu dong gue waktu dokter bilang "iya kok gigi kamu udah di cabut semuanya ya sekarang."

Itu kayak mimpi banget. Ya bayangin aja gue ngerasain gigi gue bolong dari kelas 2 SD itu kira-kira umur 6 tahun. Giginya baru dicabut sepenuhnya setelah gue berumur 23 tahun :’)

Setelah cabut gigi gue dikasih resep obat untuk pereda nyeri. Dan disuruh gigit kasa selama kurang lebih satu jam. Iya gusi gue masih berdarah saat itu.

Ada beberapa hal yang ngga boleh dilakuin setelah cabut/tambal gigi.

1. Sebaiknya jangan kumur dulu 1 jam setelah dicabut.

2. Tampon atau kasa digigit 30 menit s/d 1 jam.

3. Jangan makan di bagian gigi yang dicabut.

4. Hindari asam, pedas, panas.

5. Jangan mainkan bekas luka dengan lidah ataupun dikorek.

6. Minum obat jika sakit.

7. Kompres dengan air dingin.

8. Jika pendarahan tidak segera berhenti, segera ke rumah sakit terdekat.

9. Hindari merokok.

10. Hindari minum alkohol.


Sebelum pulang, gue mampir ke apotek untuk beli obat yang diresepkan dokter. Kaget banget dong ternyata obat nya murah meriah banget. Tiga ribuan itu dapat satu strip isi 10 butir. Gue pikir tuh sampai dua puluh ribuan lebih gitu. Panadol aja harganya hampir sepuluh ribu kan. Hahaha,  moodbooster banget ngga sih kalo beli barang harganya diluar ekspektasi begitu? Apa gue doang?


Enjoy Part 3 : Me With My First Braces | Pakai Behel Pertama Kali. Cerita Pasang Behel Part 3 of 3 (Pasang Behel)



-- D Ark R Ain Bow--



Rabu, 19 Juni 2019

The First English Test



Dari SD sampai SMP gue benci banget pelajaran Bahasa Inggris. Tapi entah mengapa, gue menjadi murid kesayangan guru Bahasa Inggris di SMA.


Alasan guru Bahasa Inggris mengidolakan gue di kelasnya adalah, katanya Bahasa Inggris gue bagus. Dia belum pernah menemukan anak yang secemerlang gue selama dia mengajar di sekolah itu. Dia bilang dari cara gue bicara dengan Bahasa Inggris, pengucapan gue bukan seperti anak-anak yang lainnya (fyi ini sebelum medsos se-berkembang sekarang dan anak-anak jago-jago banget bahasa inggris). Dari segi penulisan dan penguasaan kosakata pun gue lebih unggul. Padahal untuk ukuran anak-anak di SMP gue dulu, gue itu--mainstream banget.

Lalu dia makin jatuh hati setelah melakukan tes lab Bahasa Inggris pertama kali pada angkatan gue saat itu. Jadi tes lab Bahasa Inggris yang gue maksud disini itu mirip tes TOEIC atau TOEFL gitu. Tes yang terdiri dari beberapa bagian seperti SpeakingListeningReading dan Writing yang kebanyakan soalnya dibacakan oleh kaset yang diputar di ruang lab.

Saat itu gue mengerjakan ujian dengan durasi yang sama dengan anak-anak lain di angkatan gue. Dan gue pun ngga mendapatkan pelajaran tambahan sebelumnya. Tapi gue merasa kalau ujian Bahasa Inggris saat itu bisa gue kerjakan dengan baik walaupun banyak soal yang gue ngga yakin pasti benar jawabannya.

Mengenai soal Listening, menurut gue, gue cukup familiar dengan mendengarkan orang bicara Bahasa Inggris lewat kaset. Thanks to DVD bajakan yang gue beli di abang-abang pasar malem, kebanyakan film barat yang gue tonton dari kaset abang-abang itu subtitle-nya ngaco dan kadang terjemahannya ngasal banget. Jadi, selama gue nonton film dari kaset bajakan itu, keseringan gue nonton film sambil megang kamus dan remote untuk pause beberapa scene yang dialog nya panjang dan ngga ada subtitle nya. Iya, emang se-repot itu.

Setelah hasil dari ujian itu keluar, dari awal gue masuk kelas Bahasa Inggris, (SMA gue moving class, jadi gurunya udah nungguin di dalam kelas dan kita yang samperin gurunya) btw kelas Bahasa Inggris menggunakan ruangan lab bahasa, tahu warnet atau game center kan? modelnya begitu, bedanya ngga ada PC nya aja, cuma ada headset sama beberapa tombol di mejanya yang terintegrasi sama PC guru untuk jawab pertanyaan.

Wajah guru gue saat itu rada aneh. Jutek ke anak-anak tapi senyum lebar begitu lihat gue melewati ambang pintu.

Tanpa basa basi, setelah anak terakhir masuk ke dalam kelas dan menutup pintu di belakangnya, guru gue langsung mencak-mencak. Dia marah-marah ke semua anak-anak di kelas.

Dia kecewa karna hasil test waktu itu benar-benar hancur parah. Sewajarnya anak-anak, mereka pun kepo dong separah apa hasil test itu sampai-sampai guru yang terkenal student-friendly itu mencak-mencak keheranan.

"Emang sesulit apa sih ini soalnya? Masa nilai kalian anjlok semuanya? Bukan cuma kelas ini doang, empat kelas yang Ma'am ajar nilainya begini semua."

Berapa sih nilainya Ma'am, kepo ih.

Sampai ada satu anak perempuan yang memang terkenal suka deketin guru-guru gitu, maju ke meja guru Bahasa Inggris tersebut untuk membicarakan secara diplomatis soal hasil ujian yang katanya hancur banget banget itu.

Biasanya guru itu fine aja sama si anak itu, tapi kali ini si anak langsung disuruh duduk mentah-mentah dan agak kasar.

Atas desakan banyak mulut di kelas itu, guru itu pun membacakan nilai secara random.

"Nih, masa si Budi dapet nilai 8." ucap guru itu. By the way, si Budi ini biasanya paling semangat sama setiap pelajaran dan selalu disebut caper sama guru-guru.

Kelas langsung ribut. Mereka berpikir kalau dapat nilai 8 aja sudah hancur, apa sih yang dimau guru ini?

"Yaelah Ma'am itumah bukan hancur, Ma'am nya bercanda aja nih." celetuk salah satu anak.

"Hey, skor nilai tertingginya itu 100 tahu!" Bentak guru itu.

Kelas langsung sunyi, namun tak berapa lama beberapa anak mulai tertawa dan mulai berbisik dan celoteh lagi. Guru itu memang sedikit membentak, namun nadanya tidak serius benar-benar marah.

"Tuh, si Siti dapat 15, Aminah dapat 18, paling banyak tuh yang belasan."


Guru itu menarik nafas dalam sebelum melanjutkan bicaranya.


"Kelas ini cuma dua orang yang lulus KKM (--Lupa deh ini kepanjangannya apa, pokoknya batas aman nilai lulus gitu deh). Sania sama si Anu."


Seketika saja semua mata tertuju pada gue yang lagi serius nyimak guru itu tapi masih ngga sadar kalau nama gue yang disebut lulus KKM, soalnya guru ini kalo manggil itu nama belakang gue, katanya nama belakang gue manis.


Berapa Ma'am? Ucap seseorang di belakang gue.

"Si Anu dapat nilai 60." ucap guru itu.

"Safi berapa Ma'am?" teriak salah seorang dari ujung kelas dengan tingkat kepo level 9.


"Safi dapat nilai tertinggi diantara semua kelas yang Ma'am ajar. 86."

Whaatthefaaakk. Serius lo?

Seketika semua langsung berisik lagi. Karena gue di sekolah itu tidak mencerminkan sikap seorang anak yang pintar dan teladan. Gue lebih sering terdengar sebagai anak tenang tapi troublemaker, bukan tipe yang sering menawarkan diri untuk bantu guru hapus papan tulis, ngumpulin atau bagiin kertas ulangan, atau sekedar ngambilin barang-barang guru yang ketinggalan dari ruang guru. Pokoknya gue berusaha sebisa mungkin untuk ngga kelihatan deh di kelas. Jadi yaa anak-anak pada penasaran kenapa gue bisa dapat nilai tertinggi. Banyak yang 'wiih anjir keren.' ada juga yang 'contekannya mantap banget.'


I don't give a shit, bro.


Saat itu gue beneran ngerjain soal sendiri. Tanpa nyontek, tanpa bantuan temen, tanpa tau kunci jawaban. Gue yang malah keheranan sama teman sekelas yang lain. Karena menurut gue, soal yang kemarin buat ujian itu ngga terlalu susah. Gue sudah belajar semua materi pelajarannya di SMP. Yang literally, pelajaran Bahasa Inggris ya emang gitu gitu aja. 16 tenses, Modals, Clauses sentense, dan pengulangan dari materi SMP lainnya. Satu-satunya yang baru disitu adalah pengajarnya..






--D Ark R Ain Bow--

Minggu, 16 Juni 2019

Me With My First Braces | Pakai Behel Pertama Kali. Cerita Pasang Behel Part 1 of 3 (Konsultasi & Cetak Gigi)

Sabtu, 15 Juni 2019

Hari ini adalah konsul gigi pertama gue di klinik Hana Dental (ini julukan aja ya, soalnya gue ngga mau sebut nama klinik aslinya. Hana=Satu dalam bahasa Korea, karena gue pasang behel lebih dari satu kali). Pertama yang ditanyain dokternya adalah alasan kenapa gue mau pakai behel.


Gue memang pengen pakai behel sejak SMP. Karena gigi gue yang berantakan. Dua gigi depan gue yang segede gigi kelinci dan agak maju dan miring, juga gigi taring yang gingsul dan bertumpuk dengan gigi sebelahnya. Waktu itu sempat ngga pede kalau senyum atau ketawa karena kondisi gigi gue. Tapi apa daya kan, perlu dana yang lumayan untuk pasang behel, dan saat itu gue belum punya penghasilan juga. Jadi ditahan dulu deh keinginan untuk berbehel sampai lulus kuliah dan kerja.


Setelah itu dokter periksa kondisi gigi lalu menjelaskan produk yang mereka punya dan yang dia rekomendasikan sesuai dengan keadaan gigi kita. Sayangnya mereka ngga punya model contoh atau katalog selagi menjelaskan produknya, jadi jujur aja, agak blur sih gue. Cuma bisa iya-iya aja dan percaya aja apa yang dia tawarkan dan rekomendasikan untuk gigi gue.

Gue disuruh milih dan deal mau pakai jenis braces yang mana. Setelah pilih jenis braces, dokter kembali nyuruh gue duduk di kursi periksa untuk melakukan cetak gigi. Jadi dia masukin semacam sesuatu kayak permen karet ngga lengket ke dalam rongga mulut kita sampai gigi depan dan belakang kita semua nya tercetak disana.

Cetak gigi selesai akhirnya rangkaian konsultasi hari itu selesai. Gue tinggal bayar biaya nya.

Untuk biaya sendiri, di klinik Hana Dental ini ada beberapa paketannya yang sudah termasuk scalling, cetak gigi. Waktu reservasi gue milih promo behel seharga IDR 1.300.000 untuk standard metal braces. Tapi setelah dikasih saran dan rekomendasi dari dokter sesuai keadaan gigi gue tadi, akhirnya gue ganti paket. Jadinya gue ambil paket behel clarity metal braces seharga IDR 4.000.000 dengan cashback IDR 500.000. Harga itu sudah didiskon 50% dari harga awal yang IDR 8.000.000.

Setelah itu gue pun dibuatkan surat rujukan untuk rontgen gigi panoramic dan cephalometri, juga sekalian dibuatin jadwal check up berikutnya untuk tahap scalling dan cabut gigi.

Awalnya gue mau langsung bayar cash untuk biaya paket nya. Tapi saat itu kartu dan m-banking gue kayaknya lagi bermasalah, jadi dananya belum masuk ke rekening klinik. Karena gue udah transfer dan udah sukses di mutasi rekening tapi transaksinya belum sukses. (Yang ini nanti gue jelasin di pos lain kalo ngga males).

Akhirnya karena uang yang udah terpotong itu belum balik ke rekening gue, gue pun bayar DP aja di hari itu. Dan memang disini bisa bayar DP dulu yah. Nanti pelunasannya pas pemasangan.

Untuk pasien baru, dikenakan biaya administrasi sebesar IDR 100.000, ini untuk bikin semacam kartu member gitu. Biar nanti pas kontrol bisa dapat diskon member. Tapi CRO (atau mba-mba yang di bagian admin) nya tawarin kok kalau kita mau hemat biaya pendaftaran sampai cukup bayar IDR 5.000 aja, caranya gampang banget. Tinggal bikin review positif tentang klinik ini dan kirim screenshoot review kita ke Whatsapp CRO nya. Langsung deh dapat potongan biaya pendaftaran sampai IDR 95.000.

Dari sini gue jadi tertarik banget buat bikin postingan tentang strategi marketing klinik favorit ini. Nanti ya kalau ada waktu kayaknya seru untuk dibahas.

Setelah itu rangkaian konsultasi dan pemeriksaan hari itu pun selesai. Gue tinggal rontgen dan balik lagi di jadwal check up berikutnya.


Enjoy next Part 2 : Me With My First Braces | Pakai Behel Pertama Kali. Cerita Pasang Behel Part 2 of 3 (Scalling, Cabut, Tambal)



 -- D Ark R Ain Bow--

 

Kamis, 31 Januari 2019

Angin Semeru! Perjalanan Mendaki Gunung Tertinggi Pulau Jawa yang Gagah | 2018


Tanpa persiapan matang. Gue nekat.

Halo semuanya. Rasanya blog gue ini udah banyak debunya deh saking ngga pernah ada postingan lagi. Sorry ya, maklum aja gue lagi menjalani masa paling stress di perkuliahan. Yup bener apa lagi kalo bukan skripsian.

Skip deh ya, nanti cerita tentang skripsi nya gue bikin di post lain. Kali ini gue mau seneng-seneng dulu! XD

Jadi, padahal baru aja dapet acc dari dospem, dan bukannya daftar sidang gue malah membuat rencana untuk mengunjungi tanah tertinggi di pulau jawa. Puncak Mahameru, Gunung Semeru, Jawa Timur.

Di pendakian kali ini gue sekelompok berisikan enam cowok dan tiga cewek. Bang Bobi, Bang Janu, Bang Ali, Bang Anas, Bang Adit, Bang Samsu, Gue, Mba Hera dan Mba Weni (istrinya Bang Bobi).

Kita berangkat dari Jakarta hari Jumat. Naik kereta ke Malang jam 3 sore. Waktu itu hampir aja kita semua ketinggalan kereta. Karena ketika kita naik ke atas gerbong, saat itu pula kereta jalan dong. Sumpah ini sepertinya akan menjadi perjalanan paling epic, karena awalnya aja udah ada drama begini. Hehe.

Perjalanan di kereta berjalan seperti perjalanan pada umumnya. Lama-lama satu persatu mulai ngantuk dan tidur gitu aja. Sampai kita tiba di sisi lain pulau Jawa. Akhirnya menjejakkan kaki di kota Malang. Setelah itu kita mencari kendaraan lain yang bisa membawa kita ke Pasar Tumpang.


Pasar Tumpang

Disini kita beli banyak logistik yang memang ngga dibawa dari Jakarta. Agak kebingungan nyari gas portabel sampai akhirnya nemu di toko alat tulis (?)



Iya, beneran deh. Kalo kalian udah kelimpungan nyariin gas portabel ngga ketemu-ketemu, coba tanya di toko alat tulis atau foto copy. Gue sih waktu itu nemu.


Selain belanja logistik, gue juga pastinya menjajal jajanan yang ada di sekitar pasar dong. Iya lah belom apa-apa udah kulineran. Soalnya yakin banget gue, kalo setelah turun gunung nanti, kaki udah ngga bertulang, dengkul rasanya mau copot, pinggang pengennya rebahan, dan kulit udah gosong, kusam dan debuan. Pokoknya kumal banget deh ya. Jadi kurang enak mood nya buat kulineran.


Ngga yang berat-berat sih jajannya. Cuma bakso malang, cilok dan beberapa makanan yang udah gue lupa namanya, walaupun rasanya masih keinget sih.




Basecamp pendakian Gunung Semeru

Selain untuk belanja, kulineran dan buang air sepuasnya, di Pasar Tumpang ini pula tempatnya para calon pendaki untuk mencari kendaraan yang akan membawa mereka ke basecamp. Ohya, sebelum ke basecamp Semeru yang ada di desa Ranupani, jangan lupa juga print simaksi dan cari klinik untuk cek kesehatan ya. Karena surat kesehatan yang berlaku untuk nanjak Semeru itu surat dari tanggal maksimal satu hari sebelum jadwal nanjak.

Jadi jangan kaget kalo pas di klinik itu rame banget. Karna selain kalian dan kelompok nanjak kalian, ada puluhan orang lain yang juga punya tujuan yang sama kayak kalian. Malah, gue merasa kalau klinik di sekitaran pasar Tumpang itu lebih sering nanganin pendaki yang mau bikin surat kesehatan daripada warga lokal yang emang beneran sakit.


Oh ya, kalau kalian baru pertama ke Semeru dan ngga ada temen satu kelompok yang udah pernah kesana sebelumnya, coba minta guide ya. Soalnya jadwal untuk nanjak itu ada jam-jam nya. Gue udah lupa sih jadwal pastinya. Pokoknya kalo ngga salah, setelah jam 8 pagi jalanan ke Ranupani ditutup. Baru dibuka lagi setelah jam setengah 2 siang.

Selama perjalanan ke desa Ranupani, gue merasa sedikit deja vu. Ya soalnya 2 minggu sebelum nanjak ke Semeru, gue sudah lebih dulu bertamu ke Bromo. Dan itu jadi satu keuntungan sendiri sih buat gue. Karna gue yang ngga tahan dingin ini jadi merasa sedikit lebih terbiasa sama cuaca Bromo Tengger Semeru yang dingin.


Pengarahan dari Teman Saver

Intinya, setelah naik gunung jadi hype banget dan jadi hobi sejuta umat, temen-temen relawan Semeru ini menghimbau kalau di gunung ngga cuma bisa dapetin cinta aja. Tapi sampah juga harus dibawa turun. Haha!

Iya, katanya sih, semenjak Semeru jadi semaccam suar untuk orang yang pengen hits di dunia per-nanjak-an, jadi banyak banget pendaki-pendaki alay tak bertanggung jawab yang bukannya pecinta alam, tapi jadi perusak. Buang sampah sembarangan, buang air sembarangan, buang kenangan sembarangan.

Dan hal yang paling krusial adalah, pemberitahuan bahwa danau Ranukumbolo itu bukan sumur nenek lu woy. Jangan bikin kotor, jangan buang sabun, jangan berenang. Karena untuk warga suku Tengger yang tinggal di sekitar Semeru, danau itu adalah tempat yang sakral. Jadi siapapun yang bertamu, harap sopan dan mentaati peraturan.

Selain pengarahan soal track, dimana ambil air, hal-hal yang boleh dan ngga boleh dilakuin di atas, yang paling penting adalah, saver-nya cakep eh. Kebanyakan kayaknya masih seumuran gue gitu sih. Ya pantes aja gue rasanya pengen minta username instagramnya.


Start!

Setelah selesai bimbingan dan pengurusan simaksi, akhirnya kelompok kami mulai melakukan perjalanan. Berdoa dulu dong yang pasti. Sedikit briefing kesepakatan untuk tetap barang-bareng dan jangan maksa kalau memang ada yang ngga kuat nerus.

Ingat, puncak itu bonus. Tujuannya adalah pulang.

Bosen banget emang sama kata-kata ini, tapi memang betul woy ini, kalian gabisa main-main sama perjalanan ke gunung.

Baru jalan beberapa menit aja udah mulai berasa gimana sunyinya suasana trek Semeru yang masih bisa dibilang landai itu.

Sampai perjalanan menuju pos ke pos masih bisa dibilang landai. Kita juga semacam susul-susulan sama kelompok lain. Sampai akhirnya beberapa kali terpisah dari rombongan karena gelap mulai membatasi pandangan kami yang jangkauannya hanya seluas headlamp menyinar.

Waktu gue bener-bener terasa sendirian di trek yang meliuk-liuk itu, gue sempet berpikir kalau gue sedang dipeluk kegelapan. Rasanya nyaman sih. Gue emang suka banget tempat gelap. Jadi rasanya adem gitu. SPOILER: Gue ga akan ceritain hal mistis di post ini. Tenang, post ini bebas jumpscare!

Sampai akhirnya ketua kelompok bilang kalau kita ngga boleh jauh-jauh. Jarak satu orang dengan yang lain ngga boleh lewat dari jangkauan headlamp.

Lalu kami pun sampai di Ranu Kumbolo 1 sekitar jam setengah 12. Disitu rumput yang kita jejak dan akan kita dirikan tenda, diselimuti oleh suatu zat bening dengan suhu yang luar biasa dingin, alias es.

Ya bayangin aja, Jam Setengah 12 malem, di pinggir danau, di ketinggian lebih dari 2.300 mdpl, dengan angin yang nampar-nampar muka seenaknya. Seketika aja kaki dan tangan gue kaku. Seluruh badan gue mati rasa. Mau berdiri, anginnya makin menjadi-jadi karna tubuh gue pastinya bakal jadi sasaran empuk dari angin itu. Gue jongkok, rumput dibawah gue beku dan kaki yang padahal pake sepatu dan kaos kaki itu rasanya kayak nyeker! Sumpah sih itu dingin banget. Gue yang tadinya bertugas untuk nyiapin makan itu langsung ngga berguna di kelompok.

Singkat cerita, setelah tenda mulai terbentuk untuk bisa dimasuki orang, gue langsung masuk dong. Gue udah ngga tahan lagi sama anginnya. Lalu langsung lah gue ganti baju.

Nah, tips buat kalian. Gue sih udah beberapa kali hampir hipo. Tapi kalau kalian bisa mencegah supaya suhu badan kalian ngga sampai bener-bener drop, kalian bisa terhindar dari resiko terburuk. Kayak gue gini, kalo udah mulai kedinginan ngga ketahan lagi, buru-buru masuk tenda terus ganti baju. Baju kalian tuh basah. Itu yang bikin dinginnya nusuk-nusuk.

"Ah, baju gue udah kering kok. Kan tadi kena angin."

Iya, baju lo kering, lo nya juga.

Percayalah sayang, anginnya gunung itu ngga cuma bawa angin doang. Dia juga bawa partikel-partikel dingin *alaaaah.

Jadi begini nih, kalian kan abis jalan jauh ya. Mustahil banget kalo ngga keringetan. Pasti sekali dua kali pas di trek, baju basah kena keringet. Dan kalo kalian diam cukup lama di suatu tempat, baju basah keringet itu nempel di kulit dan bikin kulit jadi ikutan dingin. Akibatnya kalian bisa masuk angin, atau yang terburuk, hipotermia.

Jadi gue saranin, kalo udah mulai berasa dingin yang ngga ketahan lagi, coba ganti baju dengan baju yang hangat (a.ka kering). Karena itu bener-bener akan membantu.



Pagi hari di depan danau Ranu Kumbolo yang cantiknya luar biasa, rasanya gue pengen nyebur (walaupun langsung ciut sih pas nyolek dikit air danau yang ternyata dingin banget itu). Sumpah ya saat matahari mulai keluar dan suhu udara jadi lebih hangat, rasanya nyaman banget. Rasanya pengen rebahan di tengah rumput seharian sambil denger lagu-lagu Why Don't We..

Setelah masak dan makan sampai hampir bego (laper banget serius). Akhirnya kita beberes tenda dan melanjutkan perjalanan. Ditemani sama view yang ngga bikin bosen mata dan rasanya pengen mandangin mulu itu. Akhirnya kita sampai di Ranu Kumbolo 2.


Split

Saat sampai di Ranu Kumbolo 2, Mba Hera menyerah karena badannya ngga bener-bener fit. Walaupun saat itu adalah kali ketiga dia menginjakkan kaki di Semeru, dia masih merasa belum siap untuk mendaki sampai puncak. Akhirnya setelah diskusi singkat, Mba Hera dan Mba Weni pun menunggu kami di Ranu Kumbolo.

Awalnya gue ragu, gue bisa nerus ke puncak atau ngga. Apalagi Mba Hera dan Mba Weni ngga ikut, artinya gue akan jadi satu-satunya cewek di kelompok ini yang akan melanjutkan ke Kalimati dan Mahameru. Tapi gue berpikir lagi, belum tentu tahun depan atau dalam 5 tahun ke depan gue bisa berkesempatan untuk ke Semeru lagi. Gue ngga tahu sebelum mencoba kan? Akhirnya gue pun ikut rombongan puncak.


Tanjakan Cinta.

Ngga curam banget sih. Tapi panjangnya itu loh. Gue pikir untuk mendaki di tanjakan cinta ini gue cuma butuh waktu kurang dari 3 menit. Tapi gila ya, kayaknya gue baru sampe di atas tanjakan setelah lebih dari 15 menit mendaki. Dan capek luar biasa coyy sumpah.


Tapi setelah melewati tanjakan cinta, Semeru rasanya seperti ngga mau bikin kami puas dengan pemandangan cantik yang ngga henti-hentinya ditampilkan.

Saat itu oro-oro ombo lagi ngga warna ungu cerah. Maklum lagi musim kemarau, jadi mereka berwarna coklat kering yang gampang banget kebakar. Buat kalian yang nanjak pas oro-oro ombo kering begini, jangan coba-coba ngerokok atau main-main api lah ya. Mencegah kan lebih baik ya dari pada madamin api disana. Bawa airnya susah.


Semangka Cemoro Kandang

Puas dengan oro-oro ombo yang tingginya ngelebihin tinggi badan gue, kami pun tiba di pos yang seperti gerbang menuju dunia fantasi lain. Dan kami pun disambut dengan pahlawan kelaparan. Sumpah, rasanya kayak surga banget bisa nemuin yang seger-seger saat lagi capek dan butuh refreshment gitu (sayangnya bukan nemu kakak-kakak saver).


Ada sekitar 3 meja yang dipakai untuk jualan. Saat itu sih yang buka cuma 1 meja aja. Disana ada api unggun yang dibikin sama penjual yang menjajakkan gorengan, air minum dan Semangka!

Gue orang yang ngga terlalu suka semangka karena airnya banyak banget dan bikin perut gue dingin banget. Tapi semangka cemoro kandang itu rasanya beda. Segeeeerrr banget! Gue sampe rasanya gamau berenti makan kalo aja ngga inget nanti gue jadi pengen buang air kecil terus.

Di pos ini anginnya juga kenceng banget. Rasanya hampir mirip kalo kita lagi diri di depan kipas dengan nomor paling kenceng dan kitanya nganga. Nah, kan bikin ngantuk. Sama, gue juga sempet tidur sekitar 3 menitan di pos ini.


Perjalanan sesungguhnya dimulai...





--D Ark R Ain Bow--

The Kid Who Would Be King, 2019 | Saat Nasib Sebuah Negara Berada di Tangan Anak-Anak


Legenda King Arthur dan pedangnya Excalibur sudah diangkat ke berbagai karya dan sering banget gue temuin. Entah itu di film, komik, anime, game, atau novel. Pokoknya paket komplit legenda King Arthur dan Excalibur itu memang sudah terkenal banget banget. Dan film The Kid Who Would Be King ini mengangkat kembali legenda tersebut.




Beruntungnya gue, karena ikut kuis yang diadakan oleh akun twitter @20thCFoxID gue mendapatkan dua undangan screening film ini tiga hari sebelum penayangannya perdana di Indonesia. Langsung lompat-lompat kegirangan dong pas tahu kalau gue menang. Saat itu gue ditemani oleh mamah tercinta berangkat ke bioskop untuk menyaksikan kisah anak-anak yang bertarung melawan kekuatan jahat penyihir hitam Morgana.

Oke, jadi begini ceritanya..

This post contain HARD SPOILER

Alexander Elliot (Louis Ashbourne Serkis) adalah seorang anak yang tinggal bersama ibunya. Pada suatu pagi ia mendapatkan banyak pesan singkat dari sahabatnya Bedders (Dean Chaumoo). Bedders meminta pertolongan Alex yang ternyata dirinya sedang dirundung oleh teman sekolahnya Kaye (Rhianna Dorris) dan Lance (Tom Taylor). Tanpa memikirkan dirinya sendiri atau membaca situasi akan menang atau tidak, Alex membalas perlakuan mereka terhadap Bedders dengan melayangkan beberapa pukulan serius pada Lance. Sialnya pada saat mereka berkelahi, guru melihat itu dan mereka pun terkena detensi.


Di hari berikutnya setelah selesai menjalani detensi, Kaye dan Lance yang tidak terima karena mereka ikut dihukum itu pun berusaha untuk membalasnya pada Alex. Alex sempat dikejar sampai ia tiba pada sebuah bangunan yang sudah runtuh dan ia menemukan sebuah pedang yang tertancap pada batu reruntuhan gedung tersebut. Karena rasa penasaran, Alex pun mencoba mencabut pedang tersebut. Pada percobaan kedua, ia pun berhasil mencabutnya lalu membawanya ke rumah.


Sesampainya di rumah, Alex menyuruh Bedders untuk ke rumahnya dan ia pun menunjukkan pedang temuannya tersebut. Di bagian pegangan pedang tersebut ada deretan kata-kata dalam bahasa latin yang ternyata artinya adalah pedang itu milik Raja Arthur, pedang Excalibur. Alex dan Bedders tertawa karena mereka tidak percaya dengan apa yang tertulis disana. Mereka percaya kalau itu hanyalah sebuah mitos. Sambil bercanda, Alex pun berpura-pura mengangkat Bedders sebagai ksatria menggunakan pedang tersebut.

Keesokan harinya, di kelas Alex kedatangan seorang murid pindahan yang gayanya sungguh eksentrik dan aneh. Dia bernama Mertin (Angus Imrie). Di hari pertama Mertin sekolah, ia selalu memperhatikan Alex dan Bedders. Dan puncaknya saat makan siang di kantin, anak bernama Mertin itu berkata kalau Alex adalah raja berikutnya setelah raja Arthur. Hasilnya, semua anak melempari Mertin dengan botol minuman karena sudah dianggap gila.

Sementara itu, jauh di bawah permukaan bumi. Morgana (Rebecca Ferguson) mulai merasakan kekuatannya kembali. Dengan perpecahan diantara umat manusia, persis seperti kutukan terakhirnya sebelum ia dikalahkan Raja Arthur dulu, bahwa perpecahan umat manusia akan membawa dirinya kembali ke bumi. Ia memerintahkan tentaranya untuk membunuh Raja yang baru dan merebut kekuasaan pedang Excalibur.


Suatu malam Alex merasakan bahwa ada sesuatu di luar jendela kamarnya. Setelah membuka tirai jendelanya, ia tak bisa mempercayai seutuhnya kalau dari dalam tanah baru saja muncul sesosok prajurit pedang dengan tubuh berapi. Alex mencoba untuk membangunkan ibunya yang ternyata ibunya tidak ada di kamarnya, hilang. Sementara sosok itu semakin mendekat ke kamar Alex. Tepat saat sosok tersebut tiba di kamar Alex, ia menyadari kalau pedang Excalibur yang disimpan di lemarinya memancarkan cahaya terang berkedip-kedip. Ia meraih pedang itu dan berusaha untuk melindungi diri. Namun karena dia tidak pernah berlatih pedang sebelumnya, ia kehilangan kendali atas pedangnya dan jika saat itu Mertin tidak datang tepat waktu, maka habislah dia.

Setelah menyelamatkan nyawa Alex, Mertin tampak lemas dan mengatakan kalau dia tidak bisa menggunakan sihir di malam hari. Dan saat itu kekuatannya terkuras habis. Dia juga berkata pada Alex untuk menemuinya besok di sebuah restoran cepat saji, membawa pedangnya. Setelah mengatakan itu, dia berubah menjadi seekor burung hantu lalu terbang pergi keluar kamar Alex.

Esoknya, Alex kebingungan karena ibunya sama sekali tidak merasa kalau ada sosok yang masuk ke dalam rumah. Dan lagi, rumahnya kembali normal seperti tidak terjadi apa-apa. Alex menceritakan kejadian yang menimpanya dan berkata kalau pedang yang ia temukan ternyata benar-benar pedang Excalibur dan pedang itu sah miliknya. Meskipun ibunya tetap tidak percaya dan kukuh untuk tetap mengembalikan pedang itu ke kepolisian, Alex tetap pergi membawa pedang itu dan bersama dengan Bedders, ia menemui Mertin di restoran cepat saji yang diberitahunya tadi malam.


Di tempat itu, Mertin mengatakan kalau dirinya adalah seorang penyihir bernama Merlin. Untuk membuat Alex dan Bedders percaya, ia berubah menjadi wujud Merlin dalam versi dewasa dan menunjukkan sihirnya. Merlin dewasa (Patrick Stewart) berkata, Morgana akan terus mengutus prajuritnya sampai sang raja mati untuk mengambil pedang Excalibur. Untuk itu, Alex memerlukan bantuan dari ksatria lain untuk mengalahkan pasukan tentara Morgana. Dan Merlin juga berkata bahwa waktu malam akan sangat membahayakan bagi Alex dan ksatrianya, Bedders. Meskipun begitu, ketika pasukan prajurit Morgana menyerang, semua orang akan menghilang dan akan kembali setelah mereka dikalahkan.

Singkat cerita, Alex dan Bedders dikejar oleh Kaye dan Lance. Dan saat malam menyingsing, Alex memiliki rencana untuk menjadikan Kaye dan Lance ksatrianya. Dengan rencanya yang disusunnya, Alex berhasil menjadikan mereka berdua ksatria dan mampu kabur dari kejaran prajurit Morgana yang datang semakin banyak.

Alex menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Kaye dan Lance. Awalnya mereka tidak percaya. Namun akhirnya mereka pun percaya dan Alex berusaha mencari cara untuk mengalahkan Morgana berdasarkan buku dongeng masa kecilnya yang ia percayai diberikan oleh ayahnya sebelum ayahnya meninggalkan dia dan ibunya.

Saat itu Alex baru menyadari sesuatu. Dia percaya bahwa sebelum meninggalkan dia dan ibunya, ayahnya pasti mengetahui sesuatu tentang yang saat ini terjadi dan dia memberikan buku dongeng Raja Arthur miliknya untuk menjadi petunjuk bagi Alex. Akhirnya Alex, Bedders, Lance dan Kaye memutuskan untuk pergi ke tempat kelahiran ayahnya.



Di perjalanan kesana, mereka dihentikan oleh Merlin dan mereka diperintahkan untuk berlatih bela diri dengan pedang. Menggunakan sihirnya, Merlin menggandakan pedang Excalibur untuk diberikan pada Bedders, Lance dan Kaye. Awalnya mereka berlatih dengan dahan pohon yang sudah disihir Merlin sementara Merlin pergi mencari makanan. Namun tiba-tiba pohon yang mereka gunakan untuk berlatih berubah menjadi hitam dan menyerang mereka dengan brutal. Merlin datang tepat waktu untuk membuat mereka terlepas dari prajurit Morgana, namun kekuatannya terkuras habis dan membuat Alex dan yang lainnya terancam karena hari mulai malam.

Ditambah lagi Lance yang mulai merasa kalau Alex tidak layak sebagai seorang raja dan berusaha untuk mengkhianatinya. Kaye setuju dengan Lance dan mengikutinya. Singkat cerita, Alex dan Lance duel pedang yang menyebabkan pedang Excalibur patah dan jatuh ke dalam air.

"Lady of the lake, kalau aku memang pantas untuk memiliki pedang Excalibur, maka tolong kembalikan pedang itu padaku."

Menunggu beberapa saat sampai akhirnya ada sebuah tangan yang muncul dari dalam air dengan pedang Excalibur di genggamannya. Setelah itu mereka pun menjadi yakin kalau Alex memanglah pantas untuk menjadi raja mereka. Mereka pun saling berjanji untuk tidak mengkhianati satu sama lain lagi. Mereka melanjutkan perjalanan dengan kejaran prajurit Morgana yang semakin banyak. Namun karena ide Alex, mereka akhirnya selamat pada malam itu dan bisa sampai di tempat ayah Alex.


Alex mengunjungi rumah ayahnya seorang diri. Namun dia tidak bisa menemui ayahnya dan disana hanya ada tantenya. Tantenya berkata kalau dia juga tidak tahu dimana ayahnya. Dan dia berkata kalau yang memberikan buku dongeng Raja Arthur itu bukan pula ayahnya, melainkan ibunya. Ibunya ternyata hanya menceritakan yang baik saja mengenai ayahnya karena tidak mau Alex sedih. Saat mengetahui kebenaran itu, Alex sangat terpukul dan benci dengan ibunya. Namun karena semangat yang diberikan Bedders, Lance dan Kaye, Alex yang sudah sangat putus asa akhirnya bisa bangkit kembali dan melanjutkan misi mereka untuk mengalahkan Morgana.


Mereka masuk ke dunia bawah dan menemukan Morgana dan para prajuritnya disana. Mereka bertarung hebat dan akhirnya Alex berhasil menusuk tubuh Morgana dengan pedangnya. Mereka lalu pulang dan menganggap semua sudah selesai. Tapi ternyata saat malam hari datang, prajurit Morgana masih datang dan berusaha membunuh Alex.

"Peraturan pertama, hargai orang yang kau cintai.."

Alex mencoba mengingat mengapa dia masih belum  bisa mengalahkan Morgana. Ternyata karena dia masih menyimpan kebencian pada ibunya-lah yang membuat usahanya sia-sia. Lalu saat itu juga dia meminta maaf pada ibunya dan berjanji untuk tidak saling berbohong satu sama lain.

Merlin datang dan berkata kalau gerhana yang akan terjadi esok harinya merupakan satu-satunya kesempatan yang mereka punya. Morgana akan datang, tetapi bukan di waktu malam. Maka Merlin dapat membantu bertempur bersama mereka.


Merlin menghipnotis para guru untuk mengijinkan anak-anak murid yang lain bertarung bersama Alex dan yang lainnya. Mereka lalu mempersiapkan segala peralatan dan strategi untuk menghadapi Morgana.

Alex dan seluruh murid di sekolahnya mampu menyudutkan Morgana dan akhirnya dengan pedang Excalibur, kali ini Alex memastikan Morgana dikalahkan.


Akhirnya, Merlin dengan tubuh dewasa nya berpamitan dengan Alex dan yang lain. Alex pun memberikan pedang Excalibur kembali pada Lady of the Lake sampai pedang itu dibutuhkan kembali.

Banyak banget pesan moral yang bisa diambil dari film ini. Dan gue sangat-sangat puas nonton film ini. Drama keluarganya dapet, petualangannya dapet, action nya dapet, humor nya dapet, dengan visual yang bagus dan pemeran yang oke banget. Merlin muda itu brilian banget sih! Gue sukaa!! 9/10.


--D Ark R Ain Bow--



This entry was posted in